NovelToon NovelToon
Sahabat Jadi Cinta, FWB

Sahabat Jadi Cinta, FWB

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:328
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....

William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.

William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13

Drrtt

Drrtt

Nozela yang sedang memakai sepatu melirik ponselnya yang bergetar. Terlihat nama mamahnya yang menghubungi, Nozela segera mengangkat panggilan itu.

"Halo mah."

"Halo sayang, kamu nginep di mana? Kenapa tante Mona bilang kamu nggak disana?"

Nozela membelakan matanya, seketika jantungnya berdegup kencang.

"E-em, Ojel nginep di rumah temen mah."

"Oh. Syukurlah kalau gitu. Mamah pulangnya nanti malam, mau nitip apa?"

Nozela menghembuskan nafas lega saat mamahnya tak banyak bertanya.

"Apa aja deh mah."

"Oke, kalau gitu mamah tutup dulu ya. Semangat kuliahnya."

"Oke mah."

Tok

Tok

"Masuk." Ucap Ojel sambil meletakkan ponselnya di kasur.

Ceklek.

Pintu terbuka, Leon masuk dengan pakaian yang sudah rapi.

"Belum siap?" Tanya Leon sambil berjalan mendekat ke arah Nozela.

"Udah kok. Tinggal pake sepatu doang. Tadi nyokap telepon, jadi agak lama dikit."

Leon mengangguk. "Aku tunggu di bawah ya." Ucapnya sambil mengelus pucuk kepala Nozela.

"Iya."

Setelah Leon keluar dari kamarnya, Nozela terlebih dulu merapikan riasan wajahnya. Setelah selesai, dia mengambil tasnya lalu menyusul Leon.

Di bawah, Leon terlihat sedang sibuk di dapur. Nozela berjalan mendekat ke arahnya.

"Lagi ngapain?"

Leon menoleh lalu tersenyum. "Aku tadi beli bubur buat sarapan kita. Mau kan?"

Nozela mengangguk, dia membantu membawa buburnya ke meja makan. Tak lupa Leon menyiapkan dua gelas air mineral.

"Maaf ya nanti nggak bisa nganterin pulang."

"Nggak papa Le, aku nanti bisa pesen taksi kok."

Leon memakan perlahan bubur dimangkuknya, sebenarnya dia merasa tak tega membiarkan Nozela pulang naik taksi. Namun pekerjaannya juga jauh lebih penting.

Setelah selesai sarapan, mereka gegas berangkat ke kampus. Jarak dari apartement Leon dengan kampus tak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar lima belas menit saja.

"Hai Jel." Sapa Thalia yang kebetulan baru saja sampai.

"Baru dateng juga?"

Thalia mengangguk. "Weekend joging yuk." Ajak Thalia.

Nozela melirik kekasihnya. "Kamu bisa nggak Le?"

Leon berpikir sejenak. "Kayanya enggak Zel. Lain kali aja ya aku ikut."

"Iya kok nggak papa."

"Lebih baik nggak usah ikut sih."

Leon dan Nozela kompak menatap Thalia dengan tatapan herannya.

"Bener kan kata gue. Kalo Leon ikut yang ada gue jadi obat nyamuk."

Nozela seketika tertawa. "Enggak dong bestie. Nanti lo jagain smooky biar gue joging sama Leon." Ucap Nozela sambil merangkul pundak Thalia.

Thalia memelototkan matanya. "Sialan lo, masa gue sama smooky." Serunya.

Nozela tertawa puas melihat wajah kesal sahabatnya, dia segera menarik Thalia lalu pergi ke kelas mereka. Leon tersenyum sambil mengikuti kedua gadis itu, dia senang melihat Nozela tertawa lepas seperti ini.

Di ujung koridor kelas, Clarissa yang berjalan bersama William melihat Nozela yang berjalan bersama sahabat serta kekasihnya hendak naik tangga. Kebetulan kelas mereka hanya beda lantai saja.

"Nozela jadi nginep di rumah kamu?" Tanya Clarissa.

"Enggak, dia nginep di apart Leon."

"What?" Pekik Clarissa.

"Berani banget dia." Gumamnya.

"Aku juga nggak tahu, udahlah biarin aja yang penting dia nggak kenapa-napa."

Clarissa mengangguk. "Makasih ya udah di anterin."

"Iya, aku ke kelas ya."

"Iya."

Clarissa memperhatikan kekasihnya yang mulai berjalan menjauhi gedung fakultasnya. Sambil bersedekap dada, Clarissa tersenyum miring.

"Bagus deh kalo dia nggak di rumah William. Syukur-syukur bisa menjauh selamanya dari William gue."

Di gedung fakultas teknik, William masuk ke dalam kelas. Kedua sahabatnya sudah duduk di kursi mereka.

"Lesu banget muka lo?" Tanya Lego saat Wiliam duduk di sampingnya.

"Semalem lo mau tanya apa? Kayanya penting banget?" Tanya Archen.

William menyandarkan tubuhnya ke kursi, seketika dia teringat tentang hal yang sangat ingin dia tanyakan ke sahabatnya. William menatap Archen dengan tatapan datar.

Archen menaikkan sebelah alisnya saat William hanya diam saja tak menjawab. Terdengar helaan nafas dari William, membuat Lego celingukan bergantian menatap kedua sahabatnya.

"Kalian kenapa anjir? Bikin gue merinding, sumpah." Ucap Lego.

"Perawan itu rasanya kaya gimana?"

"HAH??" Pekik Lego dan Archen bersamaan.

Keduanya menatap William dengan ekspresi yang berbeda. Namun yang jelas, mereka sangat terkejut dengan pertanyaan William.

"Tck, udah gue duga." Gumam William.

"Bentar, bentar. Maksud pertanyaan lo barusan apa? Rasanya naikin perawan gitu?" Tanya Lego.

William hanya mengangguk sambil memainkan jarinya.

"Anak siapa yang mau lo naikin Wil? Clarissa?" Tanya Archen.

"Nggak usah banyak tanya, jawab aja pertanyaan gue tadi." Ketus William.

Lego dan Archen saling tatap lalu tertawa bersama, mereka tahu bahwa William masih mempertahankan keperjakaannya sampai sekerang, tidak seperti mereka berdua yang sudah pernah main bahkan sejak SMA.

"Lo bertanya pada orang yang tepat." Ucap Lego.

"Jawab Chen." Sambungnya.

Archen menarik kursinya agar dekat dengan kedua sahabatnya, meski seisi kelas berisi laki-laki semua dia masih punya rasa malu untuk membicarakan hal sensitif ini. Archen sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Dari pengalaman gue, gadis itu sulit di tembus. Ikut sakit bro, ngilu rasanya. Untuk pengalaman pertama mereka, pasti bakal keluar darahnya."

William mendengarkan dengan tenang, namun pikirannya kembali ke beberapa hari lalu saat melakukannya dengan Clarissa di kamar mandi.

"Jangankan ada darah, masuk aja gampang." Batin William.

"Emang Clarissa udah nggak virgin?" Tanya Lego.

William hanya mengedikkan bahunya. "Terus kalo udah nggak virgin?"

"Ya gampang lah, tinggal masuk aja." Jawab Archen.

William mengangguk-anggukkan kepalanya, tak salah dia bersahabat dengan Archen dan Lego. Kedua sahabatnya itu sudah berpengalaman dan bisa di jadikan literasi kedua setelah internet.

"Tumben lo tanya ginian? Lo udah main sama Clarissa?" Tanya Archen penasaran.

"Tck, kepo."

1
Kasandra Kasandra
lanjut
akunnyamshhidupcmjrngup
Alooo kakak, boleh follback aku enggak????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!