Lafira Dares memiliki kemampuan supernatural sejak kecil. Dia tidak disukai dalam keluarga dan dituduh sebagai gadis pembawa sial. Hingga kedua kakinya menjadi lumpuh dan harus berada di kursi roda. Sayangnya, kematian sang ibu membuat dia menaruh benci dan dendam pada keluarga Dares.
Hingga akhirnya, dia menikah dengan Domian Morachel, Bos Mafia dunia bawah dan juga bos di belakang layar Mora Enterprise. Sama-sama memiliki bakat supernatural, Domian telah terpikat oleh Lafira Dares. Bagi Lafira, cinta tidak penting dan balas dendam telah mendarah daging. Sayangnya, dia harus bercampur dalam dunia mafia yang kejam, membantu Domian yang diincar oleh organisasi misterius.
Keduanya melawan organisasi misterius yang menginginkan kemampuan supernatural. Mampukah keduanya menyingkirkan semua musuh yang mengintai dalam kegelapan? Apakah Lafira Dares memiliki kemampuan tersembunyi lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paman Drile Dan Duno
PRIA PARUH baya itu tidak mengatakan apapun pada Lafira dan memilih untuk menggelengkan kepala. Ia meminta Lafira untuk pergi ke dalam dulu dan membuatkan pangsit kesukaannya. Dia dan Domian akan bicara tentang masalah lain.
Lafira cemberut dan mengira jika Paman Drile benar-benar menyembunyikan sesuatu. Namun Domian hanya bisa mendukung keputusan pria paruh baya itu dan berjanji akan memberi tahu Lafira ketika pulang nanti.
Akhirnya gadis itu pun pergi dengan dibantu pelayan.
Setelah Lafira tak terlihat lagi, Paman Drile menghela napas panjang dan menyesap tehnya. Tidak ada pembicaraan selama beberapa waktu dan hanya tatapan saling mengerti. Akhirnya Paman Drile memulai pembicaraan lebih dulu.
"Organisasi misterius, pasti kamu tahu ini. Selama beberapa tahun terakhir, mereka telah terpecah hanya karena perbedaan pendapat," katanya.
"Mereka ada dua kelompok?" Domian menebak.
"Ya. Ada supernatural putih dan hitam. Yang mengejarmu adalah organisasi misterius dari Black Butterfly. Mereka memang suka merekrut orang-orang dengan bakat supernatural. Terutama jika itu unik. Saat ini, tidak tahu berapa banyak yang mereka miliki. Tapi akhir-akhir ini, organisasi misterius dari supernatural putih mulai menghalangi beberapa jalan mereka," tutur Paman Drile.
Domian mengerutkan keningnya dan sedikit memahami hal ini. Tapi dia belum tahu banyak tentang organisasi misterius. Guru Stempson tidak mengatakan apapun sebelumnya. Dia hanya bisa mendengar Paman Drile bercerita banyak tentang organisasi tersebut hingga tanpa disadari, hari semakin sore.
Aroma pangsit langsung tercium dari dalam. Keduanya pun memilih masuk dan pergi ke ruang makan untuk menikmati pangsit yang dibuat Lafira. Paman Drile jarang dikunjungi gadis itu pada hari-hari biasa. Lafira tidak pernah mau pergi terlalu jauh selama ini sehingga keduanya jarang bertemu.
Domian tahu jika gadis itu pandai memasak. Ternyata memang sejak awal, Lafira selalu diajari oleh anak Paman Drile. Semua informasi yang selau didapatkan oleh gadis itu juga berasal dari anak Paman Drile sehingga Domian begitu penasaran dengan sosoknya. Walaupun dia agak curiga jika anak paman Drile menyukai Lafira, tapi hari ini pihak lain memberinya banyak informasi.
Paman Drile mencicipi pangsit yang masih hangat itu dan tersenyum bangga. “Seperti biasa, masakanmu enak. Lain kali berkunjunglah lebih sering ke rumah Paman. Menyenangkan rasanya memiliki anak perempuan, tapi sayangnya anakku selalu laki-laki,” katanya seraya menggelengkan kepala.
“Duno juga bisa memasak. Paman bisa memanggilnya untuk kembali dan memasak,” bals Lafira dengan nada datar.
“Hei, anak perempuan berbeda dengan laki-laki. Apa yang Duno tahu?” Paman Drile mencibir.
Domian ingin mengatakan sesuatu setelah mencicipi pangsit, tapi seorang lelaki jangkung muncul dari ambang pintu ruang makan yang megah. Laki-laki itu memakai setelan khusus seperti berasal dari suatu organisasi. Wajahnya tampan dan memiliki senyum yang menawan, kulit kuning langsat serta sepasang iris biru laut. Setidaknya, mirip dengan Paman Drile dari beberapa poin wajah.
“Ayah, kamu menjelekkanku lagi di depan sepupu,” kata laki-laki itu segera berwajah masam.
“Sepupumu lebih pintar memasak. Kenapa kamu bukan anak perempuan saja?” Paman Drile jelas kurang suka, tapi bagaimanapun juga, darah lebih kental daripada air. Lalu dia memperkenalkan laki-laki itu pada Domian. “Ini Duno, satu-satunya putraku yang sulit diatur. Dia berasal dari Organisasi White Butterfly. Kalian bisa akrab.”
“Ayah, siapa dia?” tanya laki-laki itu.
“Kamu memang tidak pernah melihat dunia!” ejek sang ayah dengan penuh cibiran lagi. “Dia adalah Domian Morachel, pewaris dari Mora Enterprise. Apakah kamu tidak tahu?”
“...” Aku memang tidak tahu, pikir Duno agak enggan.
Duno menatap Domian dengan curiga, lalu mengalihkan pandangan pada Lafira yang duduk di kursi roda. Ia selalu merasa kasihan pada sepupunya yang baru saja ditemukan beberapa tahun lalu. Setidaknya, saat setelah ibu Lafira meninggal.
"Sepupu," ujarnya seraya mengambil duduk di kursi tak jauh dari Lafira.
Di segera tempat duduk, Domian menyipitkan matanya dan memperhatikan interaksi keduanya. Tampaknya normal seperti sepupu biasa dan tidak ada pembicaraan aneh di antara keduanya. Paman Drile mungkin tahu apa yang dipikirkan Domian saat ini. Insting seorang pria yang begitu protektif pada wanita yang dicintainya.
Paman Drile mendeham dan meminta Duno untuk mencari topik lain. "Apa kamu membolos dari tugasmu lagi?" tanyanya curiga.
"Tentu saja tidak. Aku datang karena tahu Sepupu di sini. Siapa tahu jika Sepupu datang sambil membawa pacarnya," celetuk Duno dengan ekspresi tampannya yang polos.
Perkataannya membuat Lafira tersedak. Gadis itu segera membantahnya. "Dia bukan pacarku!" katanya seraya menatap dominan sebentar sebelum akhirnya menundukkan kepala.
Tanpa sengaja, ia menggunakan kemampuan supernaturalnya untuk menjatuhkan gelas jus yang baru saja diambil Duno. Seketika, pria itu mengumpat dan kesal.
"Selicin apa tanganku hingga ceroboh?" gumam laki-laki itu segera bangkit dan meninggalkan ruang makan untuk mengganti celananya.
Lafira tidak mengatakan apapun dan bertingkah seolah-olah tidak ada yang terjadi. Paman Drile mungkin bisa melihatnya sekilas karena merasakan energi supernatural dari tubuh gadis itu. Tapi Paman Drile sendiri tidak mengatakan apapun.
Setelah makan pangsit, Lafira dan Domian memilih pamit. Keduanya tidak memiliki sesuatu yang mesti dibahas lagi sehingga harus segera pulang. Ketika mereka hendak pergi, Duno sudah kembali. Dia terkejut saat mendengar jika mereka akan pulang.
"Sepupu, tunggu!" Duno berteriak dan langsung menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Ini untukmu," katanya seraya mengeluarkan sebuah kalung coker berbentuk pita.
Gadis di kursi roda itu mengerutkan keningnya saat menerima kalung tersebut. "Kenapa memberiku ini?" tanyanya.
tapi ttng perselingkuhan Domi & Arandel masih terasa janggal aja. kayak... serius Fira memaafkannya begitu aja? Domian jg ngapain gtu tunduk sm Arandel, padahal masih ada banyak jalan lain. bodoh juga sih.
(resiko baca pake hati & perasaan. kadang hati itu nolak logika, sebanyak apapun logika itu.)
terimakasih Kak Risa yg telah menyajikan cerita ini, semangat berkarya yaaa, Kak!