Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.
Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.
Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.
Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Siapa Yang Tersakiti.
"Kau yang melakukannya, kan?" tanya Raffael langsung saat menghubungi seseorang ketika ia melihat media memuat berita perceraiannya dengan Rania. "Kau yang merilis berita tentang perceraianku dengan Rania?"
Suara Raffael terdengar tak senang. Ia terkejut saat beberapa panggilan masuk menghubunginya dan memberi tahu tentang beritanya yang sudah menjadi konsumsi publik.
Raffael sudah bisa menebak siapa pelakunya. Karena keluarga Raksa, tidak akan mungkin melakukan hal ini, meski dirinya lah yang melakukan pengkhianatan.
"Ternyata kau sudah tahu." Rett terdengar menanggapi dengan santai. "Bagaimana? Menarikkan?" Rett balik bertanya diiringi tawa.
Yang seketika membuat Raffael mengeram kesal. "Bukan ini yang aku inginkan! Keluarga Raksa pasti akan menuduhku yang membongkar semuanya ke media! Kau mempersulitku, Rett, bukan membantuku!" marah Raffael dengan suara yang keras.
Raffael tak menyangka bahwa Rett akan mem-blow up tentang perpisahannya bersama Rania ke media. Raffael pikir, Rett akan membantunya membatalkan perceraiannya dengan cara cepat dan tidak sampai ter-blow up seperti ini.
Rett tertawa kecil, "Apa bedanya? Toh, itu memang fakta. Kau dan Rania sudah berpisah, dan sekarang semua orang tahu apa penyebabnya."
Raffael mengumpat, "Kau tidak mengerti! Aku ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara yang halus, bukan seperti ini! Kau harusnya membantuku untuk mendapatkan Rania kembali, bukan menjatuhkanku!"
"Haha... Kau terlalu munafik, Raffael. Aku membantumu agar terlihat baik di mata publik. Setidaknya dengan cara seperti ini, nama dan usahamu terselamatkan. Kau adalah korban dalam cerita yang sedang aku ciptkan," tawa Rett terus terdengar. Pria itu begitu menikmati permainannya.
Kenyataannya Rett sama sekali tidak peduli, apakah Raffael akan bercerai, mau bangkrut atau terus bersama Rania. Dari awal, yang menjadi target utama Rett adalah menjatuhkan nama Rexi. Pria yang dengan gilanya telah merampas kebebasan Rett.
Raffael mengeram, tangannya meremat ponselnya setelah panggilan berakhir secara sepihak. Sial! Rett bukanlah rekan yang bisa diajak bekerja sama dengan mudah.
Saat ini, pikiran Raffael dipenuhi dengan kemarahan dan kekecewaan. Ia tidak menyadari bahwa Rett memiliki agenda tersendiri, sebuah dendam yang telah lama membara. Dendam yang berakar dari kejadian di masa lalu, ketika Rett dengan berani menjebak adiknya Rexi.
Sejak itu, Rett terus berusaha membalas Rexi dan membuat hidup Rexi menderita termasuk dengan kehilangan Rania.
Dengan mata yang menyala-nyala, Raffael menatap ke dalam ruangan, berusaha mencari cara bagaimana ia akan menghadapi dampak dari masalah yang timbul akibat pemberitaan perceraiannya dengan Rania. Ia harus bersiap diri, terutama jika keluarga Raksa membalas atas pemberitaan yang merugikan mereka ini. Raffael pasti akan mendapatkan masalah yang jauh lebih besar.
"Mungkin ini kesempatanku agar bisa membalik keadaan," gumam Raffael pada dirinya sendiri. Lalu ia tersenyum sinis. "Aku akan melakukan pertukaran dengan keluarga Raksa." Raffael tersenyum lebar saat ide di kepalanya muncul. Ia akan menggunakan simpati para warga sosial media agar bisa mengendalikan keluarga Raksa dan dirinya kembali bersatu bersama Rania.
Raffael tak menyadari, bahwa saat ini, ia sebenarnya hanya sedang terjebak dalam permainan Rett.
*
*
*
Mobil yang ditumpangi Rakha dan Rexi tiba di perusahaan Raksa Group melalui jalur khusus. Keadaan perusahaan sedang tidak baik-baik saja, beberapa petinggi terlihat menunggu kedatangan Rakha karena penurunan terhadap nilai saham terus terjadi. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama.
"Lakukanlah klarifikasi sementara. Kita perlu menenangkan para wartawan itu dulu," kata Rexi pada Rakha. "Aku akan menyelesaikannya dengan cepat," ucap Rexi lagi.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Rakha dengan suara dingin serta netra tajam. Seakan memberikan peringatan pada Rexi untuk tidak bertindak ceroboh apalagi gegabah.
"Tenang saja, aku tahu cara yang tepat menghadapi pengecut-pengecut seperti ini."
Rakha mengangguk, sebelum akhirnya langsung turun ke lobby untuk menemui para wartawan. Ia akan melakukan klarifikasi demi menenangkan situasi, seraya memberikan kesempatan pada Rexi untuk melakukan sesuatu yang bisa menyelesaikan semuanya dengan cara cepat dan gila pastinya.
Tiba di lobby, Rakha berdiri di depan kamera, wajahnya terlihat dingin dan tegas. Ia berbicara dengan nada yang singkat dan jelas.
"Perceraian Rania dan Raffael adalah keputusan mereka berdua. Saya tidak akan membiarkan nama baik adik saya dinodai oleh berita-berita palsu. Kami akan melakukan segala cara untuk melindungi keluarga kami. Termasuk memberikan pelajaran pada dia yang telah berani mengusik ketenangan keluarga Raksa."
Rakha berhenti sejenak, matanya menatap kamera dengan intens. Ucapan Rakha barusan bagaikan senjata yang sudah teracung mengarah tepat kekepala lawannya. Hanya dengan satu kali tarikan pelatuk, dipastikan senjata itu akan berhasil memindahkan kita ke dunia lain.
"Kebenaran pasti akan terungkap pada waktunya," tekan Rakha ke para awak media.
Tidak ada sesi tanya jawab, terlebih yang menghadapi para wartawan saat ini adalah si kutub utara, Rakha. Ia menyudahi dan segera pergi. Namun, tiba-tiba, ponsel Rakha bergetar. Ia memeriksa layar ponselnya dan tersenyum kecil ketika melihat apa yang telah dikirimkan Rexi padanya. Dan barulah setelahnya berbalik dan berjalan pergi meninggalkan media yang melontarkan banyak pertanyaan tanpa mendapatkan jawaban.