NovelToon NovelToon
PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Menjadi Pengusaha / CEO / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author: triyan89

Rina hidup dalam gelimang harta setelah menikah dengan Aryan, pengusaha bakso yang mendadak kaya raya. Namun, kebahagiaan itu terkoyak setelah Rina diculik dan diselamatkan oleh Aryan dengan cara yang sangat mengerikan, menunjukkan kekuatan suaminya jauh melampaui batas manusia biasa. Rina mulai yakin, kesuksesan Aryan bersumber dari cara-cara gaib.
​Kecurigaan Rina didukung oleh Bu Ratih, ibu kandung Aryan, yang merasa ada hal mistis dan berbahaya di balik pintu kamar ritual yang selalu dikunci oleh Aryan. Di sisi lain, Azmi, seorang pemuda lulusan pesantren yang memiliki kemampuan melihat alam gaib, merasakan aura penderitaan yang sangat kuat di rumah Aryan. Azmi berhasil berkomunikasi dengan dua arwah penasaran—Qorin Pak Hari (ayah Aryan) dan Qorin Santi—yang mengungkapkan kebenaran mengerikan: Aryan telah menumbalkan ayah kandungnya sendiri demi perjanjian kekayaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triyan89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

​Tangan Aryan mencengkeram ponselnya hingga buku-buku jarinya memutih. Suara Bu Ratih, dan bisikan terakhir Pak Hari yang menyeruak dari kegelapan, menghantam jiwanya yang sudah beku. “Kamu tega sekali, Aryan…”

​Ia berdiri di kamar ritualnya. Di satu tangan, ia memegang Pisau Berkarat itu. Di tangan yang lain, Ia memegang ponselnya. Ia sedang berada di persimpangan yang mematikan.

​Jika ia menemui Santi dan gagal menusuknya, Iblis Pemberi Kekayaan akan mengambil nyawanya. Jika ibunya datang sekarang, nalurinya bisa menghancurkan rencana tumbal itu.

​“Tidak. Aku tidak bisa membunuh Santi dengan tanganku sendiri. Aku sudah membunuh Ayahku, aku tidak bisa melakukannya lagi.”

​Namun, ia juga tidak bisa melepaskan kekayaannya. Ia sudah terikat pada harta yang sudah dia dapatkan, dan kemenangan atas hinaan Rina.

​Tiba-tiba, Besi Kuning di saku celananya bergetar, dan terasa sangat panas. Dalam keheningan, suara Iblis itu kembali berbisik, kali ini lebih tajam dan mengancam.

​“Waktumu hampir habis, Manusia. Jika kamu tidak segera memberiku tumbal, aku butuh darah manis itu, dan harus tumpah malam ini.”

​Mendengar perkataan itu, mata Aryan menyala dengan ide yang mengerikan. Pembunuh bayaran. Ia adalah orang kaya sekarang. Ia bisa membeli segalanya, termasuk nyawa orang.

​Aryan segera menghubungi teman lama dari dunia gelap di Jakarta. Seorang pria yang kejam, Ia tidak butuh waktu lama untuk menemukan seorang eksekutor yang profesional dan tanpa emosi. Pria itu bernama Jaka.

​Aryan bertemu Jaka di sebuah kafe. Aryan tidak menceritakan tentang Jimatnya. Ia hanya berkata bahwa ia ingin menyingkirkan gangguan bisnis dengan imbalan uang yang sangat besar.

​“Gadis penjual roti keliling, namanya Santi. Bawa dia ke lokasi yang sudah kutentukan di tengah hutan. Jangan ada saksi, jangan ada jejak. Pastikan darahnya tumpah ke tanah, gunakan pisau ini,” perintah Aryan, ia menyerahkan foto Santi, pisau berkarat dan kunci mobilnya, untuk menjemput Santi.

​Jaka, yang terbiasa dengan pekerjaan kotor, hanya mengangguk setelah melihat nominal uang yang ditawarkan Aryan. “Berikan saya waktu, Bos. Besok pagi, aku pastikan semuanya beres. Cuci mobilnya, setelah semua beres.”

​Aryan merasa sedikit lega, rasa bersalah itu kini tertutup oleh nafsu Iblis yang ia puja. Ia telah berhasil memindahkan dosa pembunuhan itu ke tangan orang lain, walaupun ia sangat berdosa atas perbuatannya.

​Dan malam itupun tiba. Malam Jumat. Aryan tidak bisa tidur. Ia duduk sendirian di rumah mewahnya, Besi Kuning itu, ia letakkan di meja.

​Jam di tangannya menunjukkan pukul 23.017 WIB. Ponsel di tangannya berdering, itu adalah panggilan masuk dari Jaka.

​“Sudah beres, Bos. Semua aman, saya pastikan tidak ada orang yang melihat. Gadis itu tidak sempat berteriak. Darahnya tumpah, persis seperti yang Anda mau.” Suara Jaka datar dan dingin.

​Aryan mematikan telepon. Tubuhnya gemetar hebat. Ia tidak membunuh Santi secara langsung, tapi ia yang membayar nyawa gadis polos itu.

​Tiba-tiba, Jimat itu bersinar sangat terang, memancarkan cahaya merah darah. Cahaya itu menari-nari di dinding, menciptakan bayangan mengerikan. Udara di ruangan itu terasa sangat berat, seolah dipenuhi oleh makhluk tak kasat mata.

​Tiba-tiba, suara tawa panjang yang serak dan memuakkan terdengar, memenuhi ruangan itu.

​“Hahahahaha… Darah Manis. Darah perawan. Anak Serakah, jamu sudah menepati janjimu. Kamu telah membuktikan kesetiaanmu. Sekarang, ambillah. Kekuatan yang lebih besar akan menjadi milikmu!”

​Bersamaan dengan tawa itu, bayangan Iblis itupun muncul, dengan sosok yang lebih jelas, sosok yang tinggi, dengan mata merah menyala, dan dengan taringnya yang mengerikan. Ia menatap Aryan penuh nafsu.

​Iblis itu mencondongkan tubuhnya, mendekat ke Besi Kuning itu. Ketika Iblis itu menyentuh Jimat itu, Jimat itu memancarkan energi yang luar biasa. Aryan merasakan gelombang kekuatan yang mengalir ke dalam tubuhnya, membuat tubuhnya terasa kebal dan pikirannya semakin kejam.

​“Kekayaanmu akan berlipat ganda, usahamu akan sukses. Tapi ingat, Aryan. Perjanjian ini baru dimulai. Setiap delapan tahun, kami akan menuntut Darah Panas sebagai persembahan.”

​Iblis itu kemudian menghilang, meninggalkan sisa bau amis darah dan kemenangan.

​Fajar mulai datang, Aryan membersihkan sisa ritual dengan tangan gemetar, namun wajahnya sudah kembali dingin. Ia telah menjadi iblis seutuhnya. Namun, ia tidak lupa, ia harus menjaga penampilannya di depan ibunya.

​Ia mandi, mengenakan pakaian rapi, dan memaksakan senyum di wajahnya. Ia harus menjemput Bu Ratih.

​Bu Ratih tiba di Stasiun, ia nekat menyusul Aryan sendiri, ia tidak sabar menunggu Aryan pulang untuk menjemputnya. Wajahnya terlihat jauh lebih tua dan lelah. Begitu melihat Aryan, ia langsung memeluk putranya, air matanya tumpah penuh haru.

​“Aryan, kamu nggak apa-apa kan, Nak? Ibu khawatir banget. Kamu lama sekali pulangnya.”

​Aryan memeluk ibunya erat, namun tidak ada kehangatan yang keluar darinya. “Maaf, Bu. Aku cuma lagi stres berat. Ada masalah bisnis. Tapi sekarang sudah beres. Ibu nggak perlu khawatir, aku baik-baik saja.”

​Aryan membawa Bu Ratih ke mobilnya, sebuah mobil mewah yang dulu hanya sebatas impian.

​Mereka telah sampai di rumah Aryan. Bu Ratih sangat terkejut melihat rumah Aryan. Rumah itu besar, mewah, dengan perabotan yang mahal.

​“Ya Tuhan, Yan… Rumahmu besar sekali. Bapakmu… apa Bapak tahu, kalo kamu sudah sukses?” tanya Bu Ratih mencari-cari jawaban.

​Aryan tersenyum dingin. “Semua karena kerja keras, Bu. Jualan baksoku ternyata laris manis. Jimat keberuntungan,” katanya, menunjuk pada Besi Kuning yang kini ia pajang di lemari kaca, dan ia samarkan sebagai benda seni.

​Malam harinya, Bu Ratih tidak bisa tidur. Ia tidak merasa nyaman di rumah itu. Udara saat itu terasa dingin, seolah tidak ada kehangatan.

​Saat Bu Ratih berjalan ke dapur untuk mengambil air minum, ia melewati kamar ritual Aryan, pintu itu sedikit terbuka. Tiba-tiba, ia mendengar bisikan serak dari dalam ruangan itu.

​“Ratih… Ratih…”

​Tubuh Bu Ratih membeku. Ia menahan napas, darahnya terasa berhenti mengalir.

​Perlahan, ia memberanikan diri mengintip melalui celah pintu yang terbuka itu. Di sudut ruangan, dekat lemari kaca tempat Besi Kuning itu dipajang, ia melihat sesosok pocong dengan kain kafan lusuh, kotor dan berlumur tanah basah. Pocong itu berdiri kaku. Mata yang menyala merah terang menatap lurus ke arah pintu. Dan dari balik ikatan kain lusuh di mulutnya, terlihat sedikit celah yang menampakkan gigi taring yang tajam dan mengerikan.

​Sosok itu tidak bergerak, hanya berdiri diam menatapnya, seolah sedang menunggu.

​“Anakmu sudah menepati janji. Sekarang, jangan ganggu dia.” Suara bisikan itu terdengar di telinga Bu Ratih, dingin dan mengancam.

​Bu Ratih menjerit keras, jeritan yang tertahan oleh rasa takut yang luar biasa. Ia terhuyung mundur, jantungnya berdetak kencang seolah ingin keluar dari dalam dadanya. Ia berlari panik menuju kamar tidurnya, napasnya tersengal.

​Jeritan itu membangunkan Aryan yang saat itu, telah tertidur di kamarnya. Aryan segera bangkit, berlari menuju kamar Bu Ratih.

​“Ibu, ada apa, Bu?” tanya Aryan, dengan nada kesal karena tidurnya terganggu.

​Bu Ratih bersembunyi di sudut kamar, tubuhnya gemetar hebat, ia menunjuk ke arah pintu kamar ritual.

​“Aryan, Ibu melihatnya, hantu. Pocong mengerikan. Dia ada di ruangan itu. Ibu dengar suaranya, Yan. Dia bilang kamu sudah menepati janji,” jerit Bu Ratih histeris. “Dia yang mencekik Bapakmu, Yan. Dia yang membunuh Bapakmu.”

​Wajah Aryan seketika berubah tegang. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan dirinya. Ia tidak menyangka, Pocong itu akan menampakkan diri secepat ini di depan ibunya.

​“Ibu.. Ibu cuma mimpi, Ibu pasti kelelahan. Di sini aman, Bu. Nggak ada apa-apa.” bentak Aryan, suaranya meninggi.

​“Tidak, Yan, bu sadar, Ibu melihatnya dengan mata kepala Ibu sendiri. Dia berdiri di sana, di dekat besi itu. Bu Ratih menangis, ia menatap Aryan dengan tatapan penuh tuduhan.

​Kejadian ini adalah mimpi buruk Aryan. Ia telah berhasil membungkam dunia, tapi ia tidak bisa membungkam ibunya.

​Aryan maju, memeluk Bu Ratih, mencoba menenangkannya. Namun di benaknya, ia sudah memikirkan cara untuk membungkam kebenaran ini selamanya.

​“Ibu, dengarkan aku. Ibu butuh istirahat. Jangan pernah lagi pergi ke ruangan itu. Jangan pernah lagi membahas Jimat itu. Aku janji, aku akan menjaga Ibu. Sekarang tidur, Bu. Semuanya akan baik-baik saja.”

​Aryan membaringkan Bu Ratih di tempat tidur, meskipun ibunya terus membahas tentang Pocong dan darah. Ia tahu, kata-kata saja tidak cukup. Bu Ratih adalah ancaman terbesar bagi kekayaan dan nyawanya.

1
Oriana
Kok susah sih thor update, udah nungguin banget nih 😒
bukan author: Masih review kak
total 1 replies
Dallana u-u
Gemes banget deh ceritanya!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
cocondazo
Jalan cerita seru banget!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!