NovelToon NovelToon
Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pembantu / Chicklit / Orang Disabilitas
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Tanpa perlu orang lain bicara, Aya sangat menyadari ketidaksempurnaan fisiknya.

Lima tahun lamanya, Cahaya bekerja di kota metropolitan, hari itu ia pulang karena sudah dekat dengan hari pernikahannya.

Namun, bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan kesedihan kembali menghampiri hidupnya.

Ternyata, Yuda tega meninggalkan Cahaya dan menikahi gadis lain.

Seharusnya Cahaya bisa menebak hal itu jauh-jauh hari, karena orang tua Yuda sendiri kerap bersikap kejam terhadapnya, bahkan menghina ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.

Bagaimanakah kisah perjalanan hidup Cahaya selanjutnya?
Apakah takdir baik akhirnya menghampiri setelah begitu banyak kemalangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13.

.

"Baiklah. Saya akan usahakan segera mengganti semua uang Cahaya dan kebun Ibu Ningsih." Dengan berat hati, Yuda menerima keputusan.Yuda tahu betul, jika masalah ini sampai ke polisi, dirinya yang akan rugi.

"Apa?! Tidak!" Bu Sumini langsung histeris. "Ibu tidak setuju, Yuda. kamu gila ya?! Kita mau bayar pakai apa?! Kamu tahu sendiri kan, uang kita sudah habis untuk biaya pernikahan ini!"

Marcel menyeringai sinis. "Bukankah kalian selama ini dikenal kaya raya? Kalau tidak ada uang tunai, masih ada sawah, kan?"

Bu Sumini semakin meradang. "Sawah?! Tidak bisa! Itu kan sumber penghasilan kami. Saya tidak Sudi memberikan sawah untuk si pincang itu!"

Yuda mencoba menenangkan ibunya. "Ibu, sudahlah. Sawah Ibu kan tidak hanya satu petak. Lagi pula, ini satu-satunya cara agar kita tidak berurusan dengan polisi. Lebih baik kita kehilangan sepetak sawah daripada masuk penjara."

Bu Sumini melotot tajam ke arah anaknya. “Ini semua gara-gara kamu. Kamu yang berbuat, kenapa ibu yang kehilangan sawah?”

Dengan wajah masam, Bu Sumini menatap Cahaya dan Marcel bergantian. Kebencian terpancar jelas dari matanya. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Baiklah," ucap Bu Sumini dengan nada getir. "Kami akan mengganti uang Cahaya dan kebun Ibu Ningsih dengan sepetak sawah."

Radika tersenyum puas. "Bagus. Segera ambil sertifikat tanah yang akan ibu gunakan untuk mengganti uang dan kebun. Kita tuntaskan masalah ini sekarang juga. Saya akan mengurus balik nama sertifikat tersebut menjadi atas nama Nona Cahaya. Selain itu, kalian juga harus menandatangani surat pernyataan tidak akan mengusik tanah tersebut. Ingat! Nona Cahaya berada di bawah perlindungan grup Dirgantara. Jika sedikit saja kalian berniat curang, kalian akan tahu akibatnya!”

Dengan menghentakkan kaki, akhirnya Bu Sumini masuk ke dalam rumah untuk mengambil sertifikat tanah yang harus ia serahkan kepada Cahaya.

Pak Supardi syok dan terduduk di salah satu kursi tamu. Hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun, dengan harapan bisa menunjang hidupnya di masa tua, sebagian harus direlakan karena kebodohan putranya. Pria tua itu sedih sekaligus malu. Wajahnya tertunduk, ujung jarinya menghapus air yang perlahan menetes membasahi wajahnya.

Tak lama kemudian, Bu Sumini datang dengan sebuah map berwarna hijau dan menyerahkannya dengan kasar di dada Cahaya. “Ini! Anggap saja sedekah untuk orang miskin!” ucapnya sarkas.

“Terima kasih karena ibu sudah legowo menyerahkannya pada saya. Tapi ini bukan sedekah. Ini adalah hak yang saya ambil kembali.”

Cahaya menatap ke arah Bu Sumini datar, lalu menyerahkan map yang kini berada di tangannya kepada pengacara Radika.

Pengacara Radika menerima dan memeriksa map tersebut. Luas tanah dan denah lokasi. Mengangguk lalu memberikan selembar kertas yang harus ditandatangani oleh Pak Supardi selaku pemilik nama dalam sertifikat, Bu Sumini, dan Yuda.

Kertas berisi surat perjanjian yang sebenarnya memang telah disiapkan oleh pengacara itu sebelum berangkat ke desa Cahaya. Mungkin pengacara paruh baya itu memang sudah memperkirakan bahwa keluarga Yuda pasti akan melawan.

*

Masalah selesai. Keluarga Pak Supardi masih menjadi bahan pergunjingan para tamu. Apalagi sikap bu Sumini yang selama ini memang terkenal sombong, membuatnya semakin tidak disukai.

“Aya, maafkan Bulik, ya?” Seorang wanita mendekat ke arah cahaya ketika gadis itu hendak keluar bersama dengan rombongannya.

“Aku juga mau minta maaf.”

“Aku juga, Aya.”

“Maaf kami sudah terhasut!”

Cahaya menghentikan langkahnya menghadap ke arah orang-orang yang mendekat. “Saya sudah memaafkan kalian semua!” ucapnya datar. Lalu kembali melangkah digandeng oleh ibunya.

Aya meninggalkan rumah Yuda dengan sertifikat sawah di tangan. Kakinya pincang, tapi langkahnya tegas dan mantap. Mulai hari ini ia berjanji, tidak akan membiarkan dirinya ditindas. Juga tidak akan membiarkan dirinya dibodohi oleh orang lain lagi.

Sepeninggal Cahaya dan rombongannya…

Bunga dan kedua orang tuanya serentak menatap Yuda dengan tatapan mencemooh. Selama ini Yuda selalu besar mulut, membanggakan diri seolah dialah pria paling sukses. Ternyata,,,,

"Dasar penipu!" Pak Sukarman, Ayah Bunga, berteriak lantang, membuat semua mata tertuju padanya.

"Kami kira kamu pria terhormat, ternyata cuma modal omong kosong! Memalukan! Kamu menipu seorang gadis penyandang disabilitas. Apa kamu tidak malu? Kami menyesal sudah menikahkan putri kami denganmu!"

Bu Maryati, Ibu Bunga, tak kalah geram. "Bunga, Ibu tidak mau kamu hidup dengan laki-laki seperti ini! Kita batalkan saja pernikahan ini! Kita urus pembatalan pernikahan secepatnya!”

Yuda kelabakan mendengar kata perceraian yang diucapkan oleh orang tua Bunga. Ia sudah kehilangan banyak uang untuk pernikahan mereka, ditambah lagi harus mengembalikan uang Cahaya dan kebun ibunya. Mana mungkin ia akan melepaskan Bunga begitu saja.

"Tidak! Jangan, Ayah, Ibu! Saya mohon, jangan batalkan pernikahan kami," Yuda memohon, menggenggam tangan Bunga erat-erat.

"Bunga, aku janji akan berubah. Aku akan bekerja keras untuk membahagiakanmu." Yuda menatap Bunga dengan sorot sendu.

"Lagipula, aku seorang PNS. Aku memiliki gaji bulanan. Pasti bisa membahagiakan Bunga. Aku janji akan memberikan semua gajiku untuk Bunga." Yuda mencoba meyakinkan mertuanya.

Ayah Bunga mendengus sinis. "Gaji PNS? Cih, berapa sih? Cukup buat makan sehari-hari saja belum tentu! Aku tidak yakin kamu bisa membahagiakan anakku dengan gaji segitu!"

"Kamu pikir kami menikahkan Bunga denganmu karena harta?” Ibu Bunga menimpali dengan nada merendahkan. “Kami hanya ingin anak kami mendapatkan suami yang bertanggung jawab dan bisa membimbingnya. Tapi ternyata, kamu sangat jauh dari bayangan kami"

Bunga yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. Air mata mulai membasahi pipinya. Ia memang kecewa pada Yuda. Tapi ia juga sudah terlanjur cinta. Apalagi ada sesuatu antara dia dan Yuda yang tidak diketahui oleh kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, beri aku kesempatan. Aku ingin melihat apakah Yuda benar-benar bisa berubah. Aku tidak mau pernikahan ini berakhir begitu saja."

Kedua orang tua Bunga saling pandang. Mereka tahu betul, putri mereka adalah gadis yang baik hati dan selalu berusaha melihat sisi positif dari setiap orang. Tapi perangai Yuda yang seperti itu? Mereka sangat tidak suka.

“Tidak, Ibu tidak yakin kamu akan bahagia dengannya,” tolak Bu Maryati.

“Menurut lah pada kami, Bunga! Ayah akan mencarikanmu jodoh yang jauh lebih baik dari pilihanmu ini. Bukankah sejak awal ayah sudah tidak setuju kamu berpacaran lalu menikah dengannya?”

“Bu besan, tolong pikirkan sekali lagi!” Bu Sumini mendekat dan mencoba menggenggam tangan Bu Maryati namun ditepis oleh wanita itu.

“Mereka berdua saling mencintai. Biarkan mereka bahagia. Saya yakin sebelumnya Yudha pasti hanya terpengaruh oleh ucapan Cahaya. Tapi percayalah, Yuda pasti akan berubah.” Bu Sumini tentu saja tidak ingin kehilangan kesempatan memiliki besan yang kaya raya.

“Aku mencintai Mas Yuda, Bu. Dan aku percaya Mas Yuda pasti bisa membahagiakanku.” Bunga menggenggam tangan ibunya penuh harap.

Tidak tahan melihat putrinya merengek dan kecewa akhirnya dengan berat hati, mereka mengangguk.

"Baiklah, Bunga. Kami akan memberi Yuda kesempatan," kata Ayah Bunga. "Tapi ingat, kalau sampai Yuda berbuat macam-macam lagi, maka ayah sendiri yang akan menceraikan kalian!”

"Dan kamu, Yuda! Jangan pernah sakiti hati putriku lagi. Kalau sampai itu terjadi, jangan harap bisa selamat dari kami!" tambah Bu Maryati.

Yuda mengangguk cepat, merasa lega karena berhasil menghindari perceraian. "Iya, Ayah, Ibu. Aku janji tidak akan mengecewakan kalian. Aku akan menjaga Bunga seumur hidupku."

Namun, di balik senyum palsunya, Yuda menyimpan rencana licik. Ia tidak mungkin melepaskan Bunga begitu saja. Ia akan memanfaatkan Bunga dan keluarganya untuk mendapatkan kembali semua yang telah hilang.

*

*

Sementara itu, Cahaya dan rombongannya telah sampai kembali di rumah bu Ningsih. Cahaya dan ibunya merasa lega, mereka berhasil mendapatkan kembali hak mereka.

"Terima kasih, Tuan Muda Marcel, dan juga semuanya," kata Cahaya sambil menatap bergantian ke arah empat pria itu dengan tulus. “Terima kasih karena tuan-tuan semua telah membantu saya dan ibu untuk mendapatkan hak kami kembali.”

Marcel tersenyum lembut. "Sudah kewajiban kamu untuk membantumu, Aya. Aku senang bisa melihatmu bahagia."

Jauh di lubuk hatinya, Marcel menyimpan perasaan yang entah kapan berani ia ungkapkan.

1
〈⎳ FT. Zira
nah ini betull
nonoyy
aw aw aw marcel aya akhirnya
〈⎳ FT. Zira
yg lagi ngomong ini lh gadisnya/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira
karyawan berani gini yak/Sweat//Sweat/
〈⎳ FT. Zira
Selina di lapak indah/Slight//Slight/
〈⎳ FT. Zira: kalo Selina itu yg ada si gc
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: karena kadang aku emang suka lupa nama tokoh yg sudah aku pake di buku sebelumnya. /Facepalm//Facepalm/
yg ini pun juga karena lupa
kalo ingat pasti cari nama lain
total 6 replies
darsih
pasti d setujuin SM nyonya syifana aya
ora
Akhirnya terungkap juga perasaan satu sama lain. Bahagia dan terharu. Semoga kedepannya selalu berjalan baik-baik saja untuk hubungan kalian ....
Eka suci
sok atuh buruan nikahin lah mama mereka udah menyatakan cinta
Patrick Khan
cie cie marcel aya
. cuit cuit
Nar Sih
ahir nya terucap juga kta suka dan cinta dri marcel buat aya ,dan diterima😊semagat aya ,jgn takut positip tingking aja pasti nyonya sifana merestui kalian
Ariany Sudjana
ayo Marcel dan Aya, semangat
Dewi kunti
aku......aku......aku mau pipis🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Dewi kunti: ad Pampers kok,ya minimal nyiapin ember
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: ha ha ha. udah up bab selanjutnya. tp GK tahu knp review lama sekali
total 3 replies
Eka suci
Aya cukup dengarkan jangan dipotong terus jadi tambah grogi tuh, ayo Marcel kamu bisa💪🏻
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Yani
aku kamu kita semuanya... /Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kalian, kami dan mereka belum kak 😂😂
total 1 replies
Wulan Sari
lanjutkan Thor bikin penasaran nih heeee semoga marcell diteima cintanya ke Aya salam sehat selalu 💪👍❤️🙂🙏
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: sudah up kakak. sabar ya. masih nunggu review. terima kasih telah hadir 😘🙏
total 1 replies
Ariany Sudjana
ayo Marcel, harus berani ungkapkan perasaan pada Aya.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Nar Sih
kak miaaa ...kok di gantung 😭😭😭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: biar kering. soale abis kehujanan /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Jeng Ining
kok papan biru buat minta update ilang? 🤔
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
total 4 replies
Nar Sih
semagatt marcel,aya ngk seperti selins lho ,jujur sja sama persaan mu pasti aya terima kmu apa adaa nya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lanjut,..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!