Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Tuan Dimitri
Sepanjang jalan di tengah keramaian kota Jakarta di malam hari, Arsy duduk termenung di jok depan bersebelahan dengan Gala, sedangkan Adnan sudah tertidur pulas di jok kursi belakang. Lagi-lagi hanya ada kesunyian di dalam mobil tersebut, Gala mulai merasa gugup, ia sendiri bingung mengapa bisa menjadi seperti ini, padahal waktu itu ia pernah mengantar Arsy, dan terkesan biasa-biasa saja.
Sedangkan untuk Arsy sendiri, ia merasa canggung dan tidak berani mengucapkan satu patah katapun.
Hingga akhirnya Gala lah yang lebih dulu memecahkan suasana keheningan, ia memberanikan diri untuk mengajak Arsy sekedar mengobrol di tengah kecanggungannya.
"Ehhhh... Kau, ehhhh... Kau apakah ada rencana untuk membuat menu lain selain kue Mochi?" Gala di buat bingung dengan pertanyaannya sendiri.
Arsy yang sedang asik menikmati indahnya pemandangan gedung pencakar langit di malam hari, sempat tertegun atas pertanyaan dari Gala, kemudian ia menoleh sejenak, menatap pria yang saat ini sedang fokus dengan kemudinya.
"Emmhhh... Sebenarnya rencana untuk membuat menu lain selain kue Mochi sudah ada, dan ada beberapa daftar kue yang ingin saya coba untuk membuatnya, mungkin nanti Tuan Gala adalah orang pertama yang akan mencicipi nya!" Arsy tersenyum ke arahnya, Gala yang menyaksikannya secara langsung, tiba-tiba saja detak jantungnya berdegup cukup kencang.
Gala menghela napas perlahan, ia berupaya untuk bisa mengendalikan perasaannya.
Setibanya di kontrakan, Gala kembali membawa tubuh Adnan yang sudah tertidur pulas, dan betapa terkejutnya ia saat melihat kondisi kontrakannya Arsy.
"Kamu tinggal ditempat seperti ini apakah nyaman, Arsy?" tanya Gala sembari menempatkan tubuh mungil Adnan di atas kasur matras.
"Alhamdulilah nyaman, Tuan! Saya sudah terbiasa berada dalam situasi dan kondisi seperti ini!" jawabnya kembali tersenyum ke arahnya.
Gala tak berani memandangnya dan ia malah mengedarkan pandangannya ke arah lain.
"Sebaiknya, kau carilah rumah yang layak untukmu dan juga putramu! Baiklah, karena malam sudah semakin larut, aku permisi untuk pulang!" akhirnya Gala tergesa-gesa untuk pergi ke luar dari kontrakan, saking buru-buru nya tiba-tiba saja salah satu kakinya tersandung sesuatu.
"Aaarrkkkhhhh....sial!" keluhnya sembari menahan rasa sakit.
Arsy yang melihat hal itu, ia sempat ingin tertawa namun ia tahan.
'Kenapa Tuan Gala terlihat aneh malam ini? '
Arsy bertanya-tanya dalam hati, sampai kepalanya dibuat menggeleng.
.
.
Pagi ini Arsy sudah bergegas pergi menuju toko miliknya, disana sudah ada empat orang pegawai yang siap membantunya, Adnan pun turut serta membantu pekerjaan ibunya, ia merapihkan beberapa peralatan toko.
"Bunda, Adnan serasa mimpi kalau saat ini Bunda memiliki toko kue mochi?" kedua bola matanya sampai berbinar.
" Bunda juga masih serasa mimpi Adnan, inilah yang dibilang takdir dan rezeki itu sudah ditetapkan oleh Allah, kita mesti banyak bersyukur, Nak!"
" Huummm, tentu saja Bunda!"
Kemudian keempat pegawai yang saat ini bekerja di toko Mochi, mulai diberikan arahan oleh Arsy, dimana dua orang yang bertugas di dapur, satu orang sebagai pelayan dan satu orang lagi sebagai kasir.
"Ratna, nanti kamu tolong bantu pekerjaannya Dewi kalau lagi keteteran dan banyak pembeli, untuk Rahma dan juga Seno, tugas kalian nantinya membantu saya membuat kue Mochi, setahuku kalian lulusan SMK kejuruan kan? "tanya Arsy kepada Rahma dan juga Seno.
"betul sekali Bu Arsy, saya pernah magang di salah satu satu toko roti JKO sebagai cook helper di sana! " ujar Seno.
" Kalau saya dulunya pernah magang di Restoran jepang, sebagai cook helper juga, Bu! "ucap Rahma sembari menatap Arsy.
Arsy melempar senyum ke arahnya, menurutnya pengalaman mereka sudah cukup untuk bisa membantunya membuat kue Mochi.
Sekitar pukul sepuluh siang, beberapa Kue Mochi varian rasa, sebagian sudah di produksi.
Dan ada beberapa pembeli mulai berdatangan, mereka begitu penasaran akan rasa dari kue mochi yang di buat oleh tokonya Arsy.
Ada yang menikmati kue tersebut sambil duduk di kursi yang telah disediakan sembari menikmati aneka minuman yang tersaji di sana, namun ada juga yang di bawa pulang.
.
.
Perusahaan N&H Food
Saat ini Gala sedang termenung di atas kursi kebesarannya, ia masih memikirkan kejadian semalam, dan entah kenapa ia selalu terbayang wajah Arsy, sampai dirinya tidak bisa tertidur dengan pulas.
Tak lama Tuan Dimitri datang bersamaan dengan Assisten Raka, Gala cukup terkejut akan kehadiran Papahnya yang datang secara tiba-tiba.
"Pah, tumben datang ke kantor pagi-pagi buta seperti ini?" Gala mengernyitkan kening.
" Ada hal yang ingin Papah bicarakan padamu, Gala! Ini soal kasus perampokan yang tempo hari menimpa Papah!" Tuan Dimitri Bergegas duduk di kursi sofa, sementara itu Assisten Raka ikut duduk di sebelahnya.
Kemudian Gala beranjak dari atas kursi kebesarannya dan segera menghampiri Papahnya.
"Maksud Papah bagaimana? Gala tidak faham Pah!" Gala menatap serius Papahnya, ia cukup penasaran atas apa yang telah dikatakan oleh Papahnya barusan.
"kemarin Papah mendapatkan kabar dari kantor Polisi, dan polisi bagian penyelidikan mengatakan bahwa sebelum kejadian itu terjadi, Papah telah diintai selama beberapa hari, itu artinya si pelaku sudah mengincar Papah, dan Papah yakin motif dibalik peristiwa itu bukanlah perampokan, meskipun barang berharga Papah sempat di gasak oleh pelaku, tapi Papah yakin bahwa target mereka bukanlah itu, melainkan ingin melenyapkan Papah!
Deg!
Gala sampai terperanjat di buatnya, ia masih tak percaya atas perkataan dari Papahnya tersebut.
"Pah, apakah Papah yakin dengan apa yang barusan Papah ucapkan?" Gala masih sedikit ragu untuk mempercayainya.
"Sangat yakin sekali putraku, Papah harap agar kau lebih waspada lagi, Papah hanya takut si pelaku tidak hanya mengincar Papah saja, melainkan anggota keluarga Handoko yang lainnya, termasuk Aluna!"
Bukannya menakuti, tapi apa yang dikatakan oleh Papahnya memang ada benarnya, dan Gala sangat penasaran siapa pelakunya?
"Pah, apakah mungkin salah satu pelakunya adalah saingan bisnis kita yang selama ini berusaha menjatuhkan perusahaan ini?" Gala mulai mencurigai saingan bisnisnya yang tahun lalu sempat membuat keonaran.
"entahlah Gala, sampai saat ini Papah belum kepikiran sampai sana, yang Papah takutkan, kejadian yang telah menimpa Papah tempo hari bukanlah berasal dari orang luar, tapi orang-orang dekat disekitar kita, dan Papah mulai mencurigai seseorang, tapi maaf Gala, Papah belum bisa cerita seseorang yang Papah curigai ini, setelah Papah mendapatkan barang bukti yang mengarah padanya, baru akan Papah beritahukan padamu!" Tuan Dimitri sampai menepuk pundak putranya, berusaha meyakinkannya.
"Baiklah Pah, jika itu sudah menjadi keputusanmu, buatku tidak menjadi masalah, hanya saja Papah harus lebih berhati-hati!" Gala terlihat khawatir terhadap Papahnya.
"Tuan tenang saja, saya dan beberapa Bodyguard akan berusaha untuk menjaga Tuan besar, serta ada Pak Hardi juga yang akan membantu kita, bukankah begitu Tuan Dimitri?" tanyanya sembari fokus memperhatikan.
" Betul sekali Raka, dan kau tidak perlu khawatir putraku, Papah akan baik-baik saja!"
.
.
Menjelang sore hari, Arsy tidak menyangka bahwa tokonya di serbu oleh para pembeli, mereka sampai memborong kue mochi tersebut karena rasanya yang lezat,bahkan banyak yang memujinya.
Tak lama muncul dua orang wanita ke dalam toko, saat Arsy mengedarkan pandangannya ke arah dua wanita tersebut, Arsy terkejut tak percaya, ia menutup mulut karena kaget.
Bersambung..