Terpaksa Menikahi CEO Bisu

Terlepas dari penderitaan yang dia rasakan dia tidak menaruh dendam sedikitpun kepada kakek Hilman, dia sadar orang miskin sepertinya tidak pantas jadi menantu keluarga Yudistira, memiliki Leon sebagai anak satu-satunya sudah membuat nya sangat bahagia meskipun ia harus menelan pil pahit merelakan laki-laki yang dicintainya menikah dengan wanita lain yang punya status Tinggi.

"Ibu seharusnya sadar, puluhan tahun di asingkan di negeri orang, ibu di pisahkan dari ayah dan tidak bertemu sampai ayah meninggal, ibu seharusnya marah bukan malah sabar seperti ini," Leon sendiri saja tak habis pikir dengan sifat lembut yang di miliki sang ibu.

"Nak, semuanya adalah takdir, kita tidak akan hidup bahagia karena dendam yang berkepanjangan, ibu bukan tidak merasa sakit hati, namun inilah cara ibu untuk tetap hidup tenang, merelakan semua yang terjadi dengan ikhlas, marah tidak akan membuat semuanya jadi lebih baik dari sekarang," kata sang ibu sambil memeluk Leon untuk meredam amarnya.

Leon terdiam, ini adalah jawaban handal ibunya setiap kali ia mengajukan pertanyaan, namun Leon bukan lah orang yang sama seperti sang ibu.

"Maafkan aku Bu, tapi aku masih belum bisa menerima semua ini, aku tidak akan tinggal diam sampai aku mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan," lirih Leon lagi.

Dia melepaskan pelukan ibunya dan kemudian berlalu masuk ke dalam kamar.

Maria tau sejak kecil Leon tidak pernah mendoakan kasih sayang dari seorang ayah, itulah yang membuat nya jadi seperti sekarang, tak hanya seorang ayah Kakek pun tidak ada, sedangkan ibunya adalah ibu tunggal, anak yatim piatu tanpa keluarga.

Mereka baru kembali dari Amerika dua Minggu lalu, Leon menyerahkan perusahaan nya kepada asisten yang dia percaya, sampai ia selesai mengurus semuanya dia akan memindahkan seluruh aset-aset yang dia miliki ke jakarta termasuk bisnis nya.

Kini mereka tinggal di sebuah villa yang lumayan besar untuk dua orang saja.

Sementara itu di kampus ...

"Kayla, kenapa kau tidak mengemudi dengan mobil sport hitam itu lagi? Di sita suamimu ya?" tanya Vania dengan nada mengejek.

"Sok tau, dia akhir-akhir ini berubah, dan tadi pagi tidak ingin aku berangkat dengan mobil sendiri," jelas Kayla sambil berjalan mengiringi langkah Vania.

"Wah benih-benih cinta, sudah bertaburan ya," kata Vania menggoda.

"Ada-ada saja, tapi ucapan mu tidak sepenuhnya salah, ada hal yang sangat membuatku bingung akhir-akhir ini, tetapi aku tidak bisa mengambil kesimpulan dengar begitu saja," ungkap Kayla terlihat bingung.

"Apa? Coba ceritakan," ucap Reyhan yang entah keluar dari mana, tiba-tiba muncul seperti setan.

"Astaga, mengagetkan saja," ucap Vania sambil memukul pundak Reyhan.

"Iya, hampir membuat orang terkena serangan jantung," lanjut Kayla.

"Maaf, tapi lanjutkan obrolan kalian," Reyhan pun bergabung dengan Kayla dan Vania.

"Hmm, baiklah, akhir-akhir ini dia sangat manja tidak seperti dia yang biasanya di hadapan Azka. Dia juga mulai berani menyentuh ku bahkan dia mengambil ciuman pertamaku tadi malam," gerutu Kayla dia berhenti berjalan sambil menutup wajahnya yang merah karena malu.

Mendengar itu Vania dan Reyhan saling pandang satu sama lain, mereka melongo mendengar ucapan Kayla barusan, mulut keduanya sedikit ternganga lalat pun hampir keluar masuk di sana.

"Dia benar-benar mencium mu?" kaget Vania.

"Ya,"jawab Kayla.

"Wah, pertanda," sambung Reyhan.

"Pertanda apa?" tanya Kayla lagi.

"Seorang laki-laki jika menunjukkan sifat aslinya kepada seorang perempuan, contoh nya seperti sifat manja, dan lembut, itu artinya dia mencintai perempuan tersebut apalagi sampai mencium, dan mau masih belum paham kode keras suamimu itu?" ungkap Reyhan yang selalu jadi penerjemah sikap Xavier kepada Kayla.

"Hmm, begitu ya?" Kayla tidak tau harus bicara apa, yang jelas dia senang jika apa yang di katakan Reyhan itu benar.

"Kau harus lebih peka, lagipula dia suamimu lain kali mungkin bukan hanya sebuah ciuman," kata Vania sambil tertawa renyah.

"Benar," sambut Reyhan.

"Kalian berdua! Benar-benar ya," kesal Kayla.

Melihatnya Kayla marah Reyhan segera menarik tangan Vania untuk segera kabur.

Sementara itu di sisi lain ...

"Tuan muda, aku sudah mendapatkan informasi tentang tuan muda Xavier," ucap seorang laki-laki berpakaian serba hitam dan juga topi.

"Kerja bagus, informasi apa yang kau dapatkan?" tanya Leon kepada anak buahnya yang dia tugaskan untuk menyelidiki kehidupan sang adik dalam beberapa tahun terakhir.

"Tuan muda Xavier sampai sekarang masih tidak bisa bicara karena trauma kecelakaan kedua orang tuanya beberapa tahun lalu, namun baru-baru ini beredar kabar kalau dia sudah menikah dan ternyata itu benar, dia memang sudah menikah dengan seorang putri dari keluarga kaya, ini juga perjodohan dari kakek anda," ucap anak buah Leon menjelaskan.

"Hahaha, ternyata dia juga menderita hidup bersama dengan orang tua egois itu, aku pikir orang tua itu sudah tidak melakukan hal yang dia lakukan di masa lalu, ternyata aku salah,dia malah melakukan nya lagi sampai sekarang dan itu cucu kesayangan nya sendiri," ucap Leon.

"Benar tuan muda, tuan Hilman menjodohkan tuan muda Xavier dengan anak seorang konglomerat bernama Justin," ucap nya lagi.

"Bagus, kalau begitu sekarang selidiki wanita yang menjadi istri Xavier aku ingin tau lebih banyak tentang nya," ucap Leon sambil menyesap rokoknya.

"Baik tuan, kalau begitu aku permisi," laki-laki itu pun segera meninggalkan tempat tersebut.

"Xavier, Hilman, aku tidak akan pernah menyerah untuk membuat kalian menderita, aku akan mengembalikan penderitaan yang sama seperti yang ibuku rasakan dulu. Aku penasaran bagaimana reaksi Xavier menjalani kehidupan rumah tangga dengan wanita yang tidak dia cintai," ungkap Leon yang tidak tau faktanya seperti apa.

Sementara itu sang ibu masuk ke kamar nya dengan pakaian yang sudah rapi.

"Leon!" panggil ibunya sambil membuka pintu.

"Ibu, kau mau kemana?" tanya Leon sambil mengerutkan kening.

"Ibu ingin keluar sebentar, ada beberapa barang yang harus di beli untuk kebutuhan ibu kau ingin pergi bersama?" tanya ibunya.

"Tidak Bu, aku masih punya banyak urusan lain, ibu pergi saja dan jangan lupa, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku," ucap Leon sambil tersenyum tipis.

"Baiklah, kalau begitu apa kau ingin menitip sesuatu?" sang ibu kembali bertanya.

"Tidak," jawab Leon sambil menggelengkan kepalanya.

Maria pun meninggalkan apartemen tersebut setelah memastikan kalau Leon tidak ingin pergi dengan nya atau menitipkan barang, mereka baru di sana jadi beberapa barang kebutuhan mereka masih kurang lengkap jadi hari ini Maria ingin berbelanja.

Ia pun memesan taxi online dan meluncur ke sebuah mall yang ada di pusat kota.

Beberapa jam kemudian ...

Kampus GN.

"Kayla, bisakah kau menemani ku ke mall sebentar?" ucap Vania yang pada saat itu mata kuliah mereka telah usai.

"Kau ingin membeli apa?" tanya Kayla.

"Ikut saja," ucap Vania tak menunggu lama segera menarik Kayla masuk ke mobil nya.

Ia tau kalau sahabat nya itu sangat pelupa, malam ini adalah malam ulang tahun Vania dan Kayla terlihat masih tidak ingat apapun tentang itu.

Next?