Awalnya Daniel tidak ingin dijodohkan dengan Hannah wanita pilihan ibunya. Karena, dia sangat mencintai Shofia, kekasih sekaligus tunangannya. Daniel merasa kesal karena Isabella menuduh Shofia berselingkuh dengan klien bisnisnya. Sehingga, dia menolak permintaan ibunya, akan tetapi, saat keduanya bertemu Daniel berubah pikiran dan mau menikahi gadis itu. Sebab, Hannah adalah penolongnya pada saat dia kecelakaan dua tahun yang lalu. Meskipun dia telah memiliki seorang tunangan, tapi dia bertekad untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPJ-28
"Nona, kami menemukan lokasi Tuan Daniel, beliau sedang berada di negara Elora Selatan!"
Sofia menatap wajah orang suruhan Ayahnya, ia kemudian menganggukkan kepalanya, "Baiklah, kamu boleh pergi!"
"Ya Nona!"
Tidak ada kata terima kasih atau basa-basi lainnya, itulah Sofia. Ia mengucapkan terima kasih itu adalah keajaiban. Berbeda ketika bersama Daniel, sikapnya akan berubah menjadi lebih lembut, anggun dibandingkan ketika berbicara dengan bawahannya.
"Julia...!"
Seseorang yang dipanggil Julia itu menghampiri Sofia, ia membungkuk hormat, "Iya Nona, bagaimana?"
"Siapkan pakaianku, dan tolong agak cepat sedikit. Aku ingin menemui kekasihku di negara Liora Selatan!" titah Sofia.
"Baik, Nona. Saya akan segera laksanakan."
Sofia mengangguk, "Ya cepatlah!"
Asistennya itu menjawab dengan anggukan, ia kemudian pergi ke kamar Sofia untuk melaksanakan tugasnya.
"Aku ingin tahu, wanita mana yang membuat Daniel bisa melupakan aku, calon istrinya? Sungguh sial nasi nasibmu wahai wanita perebut. Aku akan membuatmu menyesal telah merayu kekasihku." batin Sofia.
Sofia melangkahkan kakinya jenjangnya menuju kamar, dan ia memeriksa pekerjaan asisten pribadinya itu,"Bagaimana?" tanyanya.
"Sudah selesai Nona, silakan!"
"Kamu tunggu aku di mobil, dan bawa koper ini!"
"Baik, Nona."
Karena Sofia akan pergi ke negara tetangga, ia memberitahu pada kekasih gelapnya. Sebab, ia tidak ingin kekasih gelapnya itu mencarinya.
Mike:"Iya Sayang bagaimana?"
Sofia:"Sayang aku akan pergi menyusul Daniel. Kamu nggak apa-apa kan, kalau aku tinggal?"
Mike:"Ah kebetulan sekali aku juga akan kembali ke negara Liora Selatan. Ya sudah Sayang, aku sudah ada di pesawat. Kamu hati-hati ya!"
Mike mematikan sambungan ponselnya, membuat Sofia mengerutkan keningnya,"Dia kenapa sih? Tidak biasanya dia seperti ini." batinnya.
Pada akhirnya, Sofia jadi bingung karena sikap Mike yang berubah seperti itu.
"Nona Shofia, mobil sudah siap!"
"Ya terima kasih!"
Sofia melangkahkan kaki jenjangnya, ia berjalan mendahului asisten pribadinya. Tidak hanya itu ia berjalan begitu arogan, dan bahkan terlihat seperti seorang bos jahat. Entahlah.
"Pesawat pribadi telah siap Nona. Mereka telah menunggu kita," ujar Asisten pribadi Sofia.
"Bagus, kita harus segera ke sana."
Pesawat pribadi itu milik keluarga Daniel sebagai hadiah pertunangannya. Ia percaya kalau pada saat itu Isabella hanya berpura-pura saja, sebab Isabella bahkan tidak menarik kembali Pesawat pribadinya. Banyak sekali keuntungan yang ia raih dengan menjadikan Daniel sebagai kekasih. Mulai dari pendidikan hingga ia menjadi desainer handal, penghasilan yang besar, uang bulanan yang mencapai 1 miliar, dan masih banyak lagi hingga mengubah kehidupannya yang tadinya hanya menantikan warisan dari mantan istri Ayahnya.
Kalau saja tidak menjadikan Daniel sebagai kekasih, ia pasti hanya bertajuk pada warisan yang tidak kunjung di cairkan. Sebab, masih ada persyaratan yang belum bisa di temukan. Yaitu, Stempel dari keluarga Louise, alias ibu Hannie adik kandung beda ibu tersebut. Sehingga hal itulah yang membuat sulitnya pencairan dari warisan Louise tersebut. Di tambah Kakek Hannie masih belum di temukan, kalau saja ketemu, pasti sudah di introgasi oleh keluarganya agar mau memberikan stempel ibu Hannie pada Ayahnya.
"Nona, pesawat kita akan segera lepas landas!" ujar salah satu pramugari saat ia tengah melamun dan duduk di bangku pesawat.
"Ehm!" hanya menjawab dengan deheman dan anggukan itulah ciri khas dari Sofia.
***
"Aku harus menemukan Hannah dengan cepat!"
"Tuan Anda jangan gegabah, bukannya apa tapi ingatan Nona Hannah masih belum pulih. Bahkan yang dia ingat, hanya mantan kekasihnya yang SMA saja. Sisanya tidak ingat, apalagi Anda tunangan yang jarang sekali bertemu dengannya. Di tambah sekarang Anda sedang berhubungan dengan Kakaknya, apa yang akan menjadikan alasan Anda untuk kembali padanya?"
"Aku begini karenanya, aku mencintainya. Bahkan, setiap malam aku selalu berdoa agar tunanganku itu segera sadar, agar kami bisa segera melangsungkan pernikahan. Aku ingin memiliki anak dengannya, aku sudah lama mengharapkan itu."
"Saya mengerti, Tuan Muda. Tapi, biarlah Nona Hannah mengingat dengan sendirinya,"ujar Asisten pribadi Mike mencoba menenangkan sang atasan.
"Kamu benar, Justin. Ah iya, Hannah tinggal di kamar no berapa? Aku harap kamu salah melihatnya," tegur Mike pada sang asisten.
"Saya tidak berani Tuan!"
Akhirnya setelah berpikir panjang, Mike memberanikan diri untuk mencari kamar penginapan di hotel ini. Di mana tunangannya Hannah sedang berada di sini.
"Kamar nomor 233." celetuk sang asisten pribadi Mike.
Mike kemudian segera memesan kamar nomor 233 supaya ia tahu pergerakan sang tunangan.
"Kamu boleh pergi, terima kasih ya Justin!"
"Sama-sama, Tuan Muda!"
Berawal dari sebuah unggahan seorang gadis di sosial medianya, gadis itu mengunggah keberadaannya di negara Liora Selatan. Gadis itu memotret sebuah pemandangan dari ketinggian, dengan deskripsi pendek, "Sebentar lagi menemui Kakek, musim dingin yang indah di negara Liora Selatan".
Begitu tahu Hannah mengunggah foto kota yang penuh salju di atas ketinggian. Dari sana ia meminta para bawahannya untuk mencari tahu kebenarannya, di mana ia dan bersama siapa.
Sampai-sampai asisten pribadinya mendapatkan kabar, kalau pujaan hati Mike itu sedang berada di sebuah hotel kelas atas. Bersama dengan seorang pria, dan ada rekaman cctv nya. Hanya saja, ia masih tidak percaya padanya.
Ketika Mike baru saja masuk, ia mendengar pintu kamar sebelah terbuka. Ia mencoba membuka pintunya, dan mengintip. Lalu ia melihat seorang gadis yang persis seperti Hannah, ia kemudian tersenyum manis saat melihat gadisnya. Saat hendak menghampiri Hannah ia melihat ada yang mengunci pintu kamar hotel, kemudian pria itu menghampiri Hannah.
Pria itu merangkul pinggangnya, membuat Mike cemburu hingga ia tidak sadar menghampiri pria itu dan memukulnya.
"Arhhhgh... Kakak!" teriak Hannah spontan dan memeluk suaminya. Ia melirik menatap pria yang telah memukul sang suami,"Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda tidak takut saya panggil polisi?"
Deg...
Baru kali ini Mike melihat Hannah begitu marah padanya, dulu ketika ia masih bersamanya wanita itu begitu lembut dan pengertian, bahkan tidak jarang wanita itulah yang duluan memeluk tubuhnya. Tapi yang dilihatnya ini sungguh berbeda, ia melihat Hannah mengkhawatirkan pria yang di pukulnya. Syal Daniel terbuka akibat pukulan Mike, membuat Mike melihat sebuah tanda di leher milik saingannya itu. Seketika ia menatap Hannah, lalu memaksa wanita itu membuka syalnya. Daniel tak terima akhirnya bersiap untuk memukul Mike.
Namun, Hannah mencegahnya, dengan mengusap lembut gelas sang suami. Akhirnya, emosi Daniel mereda. Daniel menatap wajah orang yang telah memukul wajahnya, ia dan juga si pemukiman itu sama-sama terkejut.
"Tuan Daniel? Tuan Mike?" tanya mereka berbarengan.
Hannah hanya memperhatikan keduanya, lalu menggelengkan kepalanya.
"Apa hubungan kalian? kenapa aku malah melihatmu dengan musuh ku?" batin Mike.
"Orang ini siapa? sejak kemarin dia selalu menatapku sendu. Sebenarnya aku ada hubungan apa dengannya?" batin Hannah.
Bersambung...
nyatanya masih dimalam itu baru kenalan😆
tau tau udah lebih dari seminggu di apart Daniel,