NovelToon NovelToon
CupidCore System

CupidCore System

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Sistem / Romansa
Popularitas:775
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di masa depan, kota futuristik Neo-Seraya mengandalkan sebuah algoritma canggih bernama CupidCore untuk menentukan pasangan romantis setiap orang. Dengan skor kompatibilitas hampir sempurna, sistem ini dipercaya sebagai solusi akhir bagi kegagalan hubungan.

Rania Elvara, ilmuwan jenius yang ikut mengembangkan CupidCore, selalu percaya bahwa logika dan data bisa memprediksi kebahagiaan. Namun, setelah bertemu Adrian Kael, seorang seniman jalanan yang menolak tunduk pada sistem, keyakinannya mulai goyah. Pertemuan mereka memicu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh angka: bisakah cinta sejati benar-benar dihitung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

Mereka tiba di pintu baja besar dengan panel keamanan. Milo memeriksa panel. “Kode akses diperlukan. Bisa ku-bypass, tapi butuh waktu.”

Adrian memberi aba-aba kepada Yara dan Darius untuk berjaga. Rania membantu Milo dengan cahaya tambahan.

Kai mendengarkan suara-suara samar dari lorong atas. “Kita tidak punya banyak waktu. Ada gerakan di atas.”

Milo tetap fokus, menyolder beberapa kabel kecil. Panel mengeluarkan bunyi klik, pintu terbuka. Mereka segera masuk dan menutup pintu di belakang mereka.

Ruangan di balik pintu adalah stasiun kontrol lama yang tidak lagi digunakan. Beberapa layar rusak menempel di dinding. Ada meja panjang dengan tumpukan kertas dan catatan-catatan tua.

Rania memeriksa catatan dan menemukan sketsa jalur servis Delta. “Ini mungkin jalur alternatif ke fasilitas utama.”

Yara menatap sketsa itu. “Kalau jalur ini masih bisa dilalui, kita bisa menghindari penghalang kedua.”

Adrian menyimpan sketsa itu di tas. “Kita simpan opsi itu kalau jalur utama terlalu berbahaya.”

Saat mereka bersiap meninggalkan stasiun, suara samar terdengar dari speaker tua di sudut ruangan. Suara itu pecah-pecah, tetapi jelas bukan patroli Dewan.

“...bintang ganda… teruskan… sektor Delta…”

Kai menatap Adrian. “Mereka memantau kita.”

Adrian mengangguk. “Berarti mereka tahu kita bergerak. Itu bisa jadi bantuan atau jebakan.”

Darius menyarankan, “Kita tetap pada rencana awal. Jangan ubah jalur kecuali terpaksa.”

Kelompok keluar dari stasiun melalui pintu samping yang mengarah ke lorong sempit lagi. Lorong ini lebih bersih dan memiliki tanda-tanda aktivitas baru: bekas sepatu dan goresan di dinding. Yara menunduk memeriksa lantai.

“Ini jejak sepatu patroli. Mereka sudah mendahului kita.”

Milo menonaktifkan lampu pergelangannya. “Kita harus bergerak diam-diam.”

Mereka bergerak cepat tetapi tetap hati-hati, berhenti setiap kali mendengar suara asing. Di satu titik, suara obrolan patroli terdengar samar dari lorong di depan. Adrian memberi isyarat untuk menunggu sampai suara itu menjauh sebelum melanjutkan.

Setelah beberapa tikungan, mereka melihat cahaya biru dari ujung lorong—indikasi penghalang energi kedua. Kai mendekati ujung lorong, mengintip.

“Dua penjaga bersenjata dan satu drone. Tidak ada jalan lain.”

Rania bergumam, “Kita butuh cara untuk melewati mereka tanpa baku tembak.”

Adrian menoleh ke Milo. “Ada cara mematikan penghalang sebentar?”

Milo mengangguk ragu. “Kalau aku bisa mencapai panel kontrol di dekat penjaga, bisa. Tapi aku butuh pengalih.”

Darius mengeluarkan granat kilat kecil. “Aku bisa membuat distraksi.”

Darius menyiapkan granat kilat. Ia menatap Adrian. “Begitu meledak, kita punya beberapa detik.”

Adrian mengangguk. “Milo, begitu penjaga bereaksi, bergerak ke panel. Kai, Yara, lindungi Milo. Rania, tutup belakang.”

Mereka menunggu sampai patroli berbicara lagi, lalu Darius melempar granat kilat ke arah penghalang energi. Ledakan cahaya menyilaukan memenuhi lorong, diiringi suara keras yang memantul di dinding logam. Penjaga-penjaga berteriak kaget, sementara drone berputar mencari sumber gangguan.

Milo langsung bergerak ke panel kontrol di samping penghalang. Jari-jarinya bekerja cepat memotong dan menyambung kabel.

“Butuh sepuluh detik!” serunya.

Kai berdiri di sampingnya, senjata siap. Yara menutupi sisi lain, menembak satu sensor drone yang mendekat. Drone itu meledak dalam percikan kecil.

Rania melihat bayangan penjaga lain datang dari lorong samping. “Ada yang datang lagi!”

Adrian memberi aba-aba. “Tahan posisi!”

Milo menarik tuas terakhir. Penghalang energi biru berdesis lalu padam.

“Selesai! Masuk sekarang!”

Mereka semua berlari melewati area penghalang sebelum penjaga pulih. Begitu semua melewati, Milo menutup sementara panel agar penghalang tidak langsung aktif kembali.

Darius menoleh sebentar. “Mereka akan memperbaikinya dalam hitungan menit. Kita harus mempercepat langkah.”

Lorong berikutnya lebih gelap dan lebih dingin. Tidak ada cahaya darurat, hanya pantulan samar dari perangkat mereka. Suara langkah kaki mereka menggema. Rania menatap sketsa jalur alternatif.

“Kalau kita terus maju, kita akan mencapai persimpangan menuju Delta.”

Yara berhenti sebentar, mendengar suara samar dari atas. “Patroli sudah mulai menyebar. Kita tak boleh berlama-lama.”

Mereka terus berjalan, memanfaatkan setiap belokan untuk tetap tersembunyi. Kai menyalakan peta digital dan menunjukkan posisi mereka.

“Kita tinggal dua koridor lagi.”

Di persimpangan, mereka mendengar suara drone patroli mendekat. Adrian memutuskan untuk menunggu di balik penopang logam besar. Drone lewat perlahan, lampu pencarinya menyapu lorong. Mereka menahan napas sampai drone pergi.

Begitu aman, mereka bergerak lagi, mempercepat langkah. Darius menggeram pelan. “Semakin jauh kita masuk, semakin sulit untuk mundur.”

Adrian menjawab singkat, “Mundur bukan opsi. Kita sudah terlalu jauh.”

Mereka tiba di pintu servis terakhir sebelum fasilitas Delta. Pintu itu terkunci dengan mekanisme ganda: panel elektronik dan kunci fisik. Milo menyiapkan perangkatnya lagi.

“Ini kombinasi lama dan baru. Butuh waktu lebih lama.”

Rania berjaga sambil memegang senjatanya. “Berapa lama?”

Milo menatap panel. “Sekitar dua menit.”

Kai mengamati lorong di belakang mereka. “Kita mungkin tidak punya dua menit.”

Tiba-tiba, suara patroli terdengar semakin dekat dari belakang. Yara menegakkan tubuh. “Mereka menemukan jalur kita.”

Adrian memberi aba-aba. “Bentuk barisan bertahan. Lindungi Milo!”

Darius mengambil posisi di sisi kanan pintu, bersiap menahan musuh. Rania berdiri di sisi kiri. Kai dan Yara mengintip lorong belakang, senjata terangkat. Suara langkah dan obrolan patroli semakin keras.

Milo tetap bekerja, memotong kabel dan menyambungkan ulang.

“Satu menit lagi!”

Patroli pertama muncul di ujung lorong. Kai menembak ke arah lantai untuk memantulkan peluru dan memaksa mereka berlindung. Yara menembak sensor lampu di atas untuk membuat lorong lebih gelap. Darius melempar satu granat asap kecil untuk menutup pandangan musuh.

Milo menarik tuas terakhir. “Pintu terbuka!”

Adrian memberi tanda. “Masuk sekarang!”

Mereka semua berlari masuk ke ruangan berikutnya. Begitu pintu tertutup, Milo mengunci ulang sistem dari dalam. Suara patroli teredam di balik pintu.

Di dalam ruangan baru, mereka menemukan lorong spiral menurun yang dipenuhi tanda-tanda peringatan bahaya radiasi rendah.

Yara menyalakan pengukur radiasi di pergelangannya. “Masih aman, tapi kita harus bergerak cepat.”

Adrian menatap timnya. “Delta tinggal satu lorong lagi. Setelah ini, tidak ada jalan kembali.”

Mereka saling bertukar pandang. Tidak ada yang berbicara.

Lorong spiral menurun semakin sempit. Suara langkah tim bergema, bercampur dengan dengung listrik dari pipa energi di dinding. Lampu kecil di langit-langit sebagian besar mati, menyisakan bayangan panjang.

Adrian memimpin, matanya fokus ke peta holografis. “Delta ada di bawah sini. Satu pintu pengaman lagi.”

Milo memeriksa perangkatnya. “Aku sudah atur jalur cadangan kalau panel terakhir terkunci keras.”

Yara bergerak di belakang Adrian, memeriksa setiap sudut. Rania menoleh ke belakang sesekali, menjaga kemungkinan patroli yang mengejar. Darius menggenggam erat senjatanya, wajahnya tegang. Kai berjalan di tengah, siap memberi bantuan ke siapa saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!