NovelToon NovelToon
One Night Recipe

One Night Recipe

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Chicklit
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Giant Rosemary

Kehidupan Amori tidak akan pernah sama lagi setelah bertemu dengan Lucas, si pemain basket yang datang ke Indonesia hanya untuk memulihkan namanya. Kejadian satu malam membuat keduanya terikat, dan salah satunya enggan melepas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giant Rosemary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang ke Pelukan

Amori pulang dari puncak pagi-pagi sekali di hari Selasa. Bahkan untuk menghabiskan waktu beberapa jam lebih lama hanya untuk menunggu anggota keluarganya bangun dan berpamitan secara langsung pun Amori tidak mau. Tiga hari yang sudah ia habiskan untuk ‘liburan’ kemarin sungguh terasa seperti mimpi buruk untuknya.

Mulai dari pekerjaannya yang didikte sampai sang ibu yang menyuruhnya untuk pulang dan tinggal hidup bersama keluarganya pun tak lupa dibahas. Entah apa tujuannya, tapi jelas saja Amori menolak tegas.

Saat sampai di apartemen, Lucas dan Dani sudah tidak ada. Karena jam makan siang tak lama lagi, Amori berniat untuk membuat dan mengantarkannya sendiri ke tempat Lucas latihan. Ia butuh menyibukkan diri agar pikirannya tidak berputar ke arah perdebatan dengan sang ibu yang tidak selesai sampai detik terakhir.

Dapur kembali berantakan setelah ia mulai memasak. Menu yang ia buat kali ini penuh dengan protein karena Lucas membutuhkannya. Ia juga membuat cold pressed juice segar dari campuran delima dan sunkist segar yang sudah pasti akan Lucas sukai. Hatinya sedikit lebih ringan setiap kali membayangkan ekspresi Lucas yang akan bersinar begitu makanan buatannya datang.

Sekitar dua jam kemudian, semua makanan siap untuk diantar. Amori membersihkan dirinya, memoles wajahnya agar terlihat segar, dan dengan motor kesayangannya yang sudah lama sekali tidak ia pakai, Amori berkendara kurang lebih 30 menit di bawah cuaca yang cukup panas.

Sesampainya di stadion, Amori langsung berjalan ke arah bench yang biasa Lucas gunakan sebagai tempat istirahatnya. Matanya lalu mencari keberadaan pria itu. Diam-diam Amori merasa rindu, padahal mereka hanya berpisah empat hari dan itupun tidak genap.

Amori menemukan sosok Lucas di pinggir lapangan, terlihat sedang mengobrol dengan teman setimnya dengan senyum lebar yang membuat Amori cukup sanksi ketika melihatnya. Untuk pertama kalinya selama Amori menemani pria itu latiha, Lucas terlihat lepas dan tanpa beban.

Seolah menyadari keberadaan Amori, Lucas menoleh dan senyumnya terbentuk semakin lebar. Ketika pria tinggi dengan wajah rupawan itu berjalan ke arahnya, Amori bisa melihat bagaimana mata pria itu berbinar-binar tak karuan.

“Amor, you’re back.” katanya sambil membawa Amori ke dalam pelukannya. “Kamu kesini—-” Lucas melirik sebuah tas familiar tempat Amori biasa menaruh makanannya. “Bawa makanan?” Amori mengangguk sambil terkekeh melihat Lucas yang terlihat semakin kesenangan.

“Finally! Saya kangen banget sama masakan buatan kamu.” tanpa basa-basi, Lucas langsung duduk dan mengeluarkan satupersatu wadah dari dalam tas.

“Maaf ya, saya ngga professional. Cuti mendadak, padahal kamu tetep bayar rutin jasa saya setiap bulan.” Lucas terkekeh. Matanya melihat Amori yang dengan telaten mengambil wadah dari tangannya, dan mempersiapkan semuanya untuknya.

“That’s why, kamu harus perlakukan saya lebih baik lagi. Kamu ngga boleh banyak nolak kalau saya lagi mau dimanja. Okay?” Amori terkekeh, lalu memberikan sebuah wadah yang isinya sudah lengkap untuk Lucas.

“Dani mana?”

“Meeting. Mungkin sebentar lagi datang.” Amori mengusap sudut bibir Lucas yang terkena saus. Pria itu berulangkali menggeram, seolah baru merasakan makanan enak setelah sekian lama. Amori pikir Lucas berlebihan, tapi ia tetap bersemu karenanya.

“Pelan-pelan.” katanya memperingati. Melihat bagaimana ekspresifnya Lucas hari ini, Amori tidak tahan untuk tidak bertanya. “Ada hal bagus yang terjadi hari ini, ya? Kamu kelihatan happy banget. Tadi juga saya lihat kamu ngobrol santai sama anggota setim kamu.” Lucas mengunyah lebih cepat dan setelah makanannya ditelan ia menjawab.

“Alasan pertama, karena hari ini kamu pulang.” Amori mencebik salah tingkah. “Soal ngobrol, ternyata mereka ngga terlalu buruk.” Amori tergelak. Karena sikap Lucas yang sangat terbuka padanya, Amori sanksi dengan sikap asli Lucas yang kata Dani sangat tertutup. “Yah, walaupun ngga semua.”

Amori mengangguk paham. Ia membuka botol jus dan memberikannya pada Lucas. “Senggaknya kamu udah nyoba, dan jadi tau kalau nggak semua dari mereka yang punya bad attitude.” Lucas mengangguk santai.

Setelah latihan selesai mereka pulang. Amori dilarang pulang dengan motor kesayangannya karena cuaca semakin panas menurut Lucas. Dan sebagai gantinya, Lucas harus membayar jasa khusus untuk mengantarkan motor Amori ke apartemen, karena Lucas tidak bisa menumbalkan Dani yang punya alasan bagus.

Di sepanjang perjalanan, Dani dan Lucas sibuk membicarakan soal jadwal pemotretan Lucas weekend nanti. Lucas yang kesal karena lagi-lagi rencana liburnya diganggu, melontarkan banyak protes dan membuat Dani mengungkit banyak kebaikan yang telah pria itu lakukan. Amori, tentu saja tidak paham karena ketika berdebat mereka kebanyakan menggunakan bahasa Belanda.

“Kamu capek?” tanya Lucas sesaat setelah mereka menginjakkan kaki di apartemen. Tangan besar pria itu bertengger di kedua bahu Amori dan membuat gerakan seperti memijat.

“Lumayan, capek di perjalanan aja sih.”

“Kalau gitu nanti malam ngga usah masak. Kita pesan aja.” Amori terkekeh. Ia mengeluarkan satu persatu wadah makan Lucas dan menggulung lengan bajunya untuk mulai mencuci.

“Katanya kamu kangen masakan saya. Kok tiba-tiba mau pesen dari luar? Bohong ya?” Lucas tak memberikan respon, dan membuat Amori berpikir kalau pria itu sudah berlalu ke kamarnya. Tapi diluar perkiraan, sosok besar pria itu muncul di sampingnya dengan lengan baju yang juga tergulung sampai siku.

“Ngapain?” tanya Amori kaget.

“Bantu kamu.”

“Nggak usah. Saya bisa sendiri. Lebih baik kamu istirahat, Lucas.” pria itu berdecak.

“Yang capek dan perlu istirahat bukan cuma saya. Jadi lebih baik kita selesain ini cepat-cepat, habis itu kita tidur.” Amori mendongak, menatap Lucas tak habis pikir. “Apa? Ayo, mulai kerja, Amor. Chop chop.” Amori geleng-geleng tak paham. Tapi senyumnya tak tahan ia sembunyikan.

Tangan mereka beberapa kali bersentuhan ketika Lucas mengoper wadah yang sudah selesai disabuni, untuk Amori bilas. Pekerjaan yang biasanya membosankan, kini terasa agak menyenangkan untuk Amori.

“Nah, sudah selesai. Sekarang, temani saya tidur.” Amori tidak sempat protes ketika Lucas menarik tangannya menuju kamar. Lalu ketika tubuhnya dijadikan guling hidup oleh pria itu pun Amori tidak bisa protes.

Eh, ralat. Sepertinya Amori memang tidak ingin protes. Berada di pelukan Lucas membuat ribuan kupu-kupu terbang di perutnya. Rasa mual dan tidak nyaman yang ia rasakan selama berada di puncak dan jauh dari Lucas kemarin hilang begitu saja karena kehadiran pria itu.

Amori heran, bahkan saat bersama dengan Damian Amori tidak pernah merasakan yang seperti ini. Apakah ini benar karena hormon kehamilannya? Tapi apa hubungannya dengan Lucas?

“Lucas,”

“Hmm?”

“Jangan dilepas sampai saya bangun, ya?” senyum Lucas terbentuk seketika. Tangannya menarik Amori lebih dekat dan pelukannya dibuat semakin erat.

“Nggak akan, Amor.”

***

Bersambung....

1
Lory_kk
Semangat thor, jangan males update ya.
Hazel Nolasco
Ngangenin deh ceritanya.
Luna_UwU
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!