NovelToon NovelToon
Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dokter / Menyembunyikan Identitas / Kekasih misterius
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Nadira Keisha Azzura pertama kali co-ass di rumah sakit ternama, harus mengalami nasib buruk di mana Bapaknya masuk UGD tanpa sepengetahuannya akibat tabrakan, lalu tak lama meninggal dan sebelumnya harus mendengar ijab kabul mengatasnamakan dirinya di kamar Bapaknya di rawat sebelum meninggal. Pernikahan itu tanpa di saksikan olehnya sehingga dia tidak mengetahui pria tersebut.

Sedangkan dia hanya memiliki seorang Bapak hingga dewasa, dia tidak mengetahui keberadaan kakak dan Ibunya. Dia di bawa pergi oleh Bapaknya karena hanya sosok pria miskin dan mereka hanya menginginkan anak laki-laki untuk penerus.

Bagaimana nasib Nadira selanjutnya? akankah dia hidup bahagia bersama suaminya? akankah Nadira bisa menerima siapa suami dan siapa yang telah menabrak Bapaknya? Akankah dia bertemu dengan keluarganya?

Yu saksikan ceritanya hanya di novel 'Suami Misteriusku ternyata seorang Dokter'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 ~ Menemani di rumah Nadira

"Sudah tidak perlu kamu pikirkan itu, tidurlah, aku akan menunggu di ruang tamu ini," sahut Kendrick dengan melepaskan tangannya dari punggung Nadira dengan maksud menenangkannya agar tidak menjadi pikiran untuk Nadira, karena terlihat Nadira merenungi segala ucapan Kendrick.

Kendrick sebelum duduk di sofa sederhana milik Nadira, dia telah mengganti pakaian basahnya dengan pakaian milik Bapaknya Nadira. Begitu juga dengan Nadira, kini Nadira sudah lengkap dengan piyama setelan layaknya seorang anak perempuan kecil yang sangat menggemaskan.

Kendrick yang sedang duduk di sofa pun menelan salivanya dalam-dalam.

"Pak ... ga apa-apa ya aku tidur di ujung Bapak?" tanya Nadira dengan membawa bantal dan guling untuk dirinya tanpa memikirkan Kendrick, bagaimana layaknya anak kecil yang benar-benar ketakutan tanpa memikirkan sekelilingnya.

"Mmm ... I-iya boleh," jawab Kendrick gugup.

"Kenapa Pak?" tanya Nadira dengan mengerutkan keningnya.

"Tidak tidurlah." Dengan tangan Kendrick menepuk sofa panjang yang tengah Kendrick duduki.

Nadira pun menaiki sofa itu kemudian tidur dengan posisi kaki di tengkuk di mana telapak kaki berada tepat di ujung paha Kendrick.

"Ada kunci double? aku ambil satu, setelah kau terlelap aku akan keluar, dan akan aku kunci pintu dari luar, dan besok akan aku kembalikan." Kendrick menengadahkan telapak tangannya ke arah Nadira.

"Ambil saja ada di pintu itu, jangan lupa tinggalkan untukku satu Pak!" seru Nadira dengan siap tertidur.

"Oya Pak ... terimakasih ya, ternyata anda begitu baik, ternyata Bapak itu tidak sesadis seperti saat bekerja, hehe," ujar Nadira dengan kekehannya dan mencoba memejamkan matanya karena perasaan takut melihat mimik Kendrick yang seakan siap menerkam.

"Apa saya pernah menerkam orang hidup-hidup?, bahkan saya begitu baik kepada pasien," sahut Kendrick kembali ketus, namun tidak ada sahutan dari Nadira.

Hening beberapa menit ...

"Ra ...

"Pak ...

"Hmm, apa? aku kira kau sudah terlelap," sahut Kendrick dengan menggelengkan kepalanya.

"Jangan keluar jika petir masih saling bersahutan Pak!" seru Nadira yang masih merasa ketakutan.

"Kamu lebih takut sama petir di bandingkan aku?" tanya Kendrick dengan melirik ke arah Nadira.

"Memang kenapa? emang Pak Ken berani macam-macamin aku? Ga takut sama nama Pak Ken bakalan buruk emangnya?" tanya Nadira dengan rentetan pertanyaan.

"Ra ... gue cowo, gue normal bisa aja khilaf bukan?" tanya Kendrick sambil tersenyum penuh arti, entah apa yang di pikirkan oleh Ken, seakan ada isyarat dalam ucapannya.

"Pak sumpah deh kalau gitu Bapak tega," sahut Nadira sambil mengeluarkan air mata.

"Duh ... Lo ko nangis sih?" tanya Kendrick panik.

"Bapak jahat, andai Bapakku masih hidup ga perlu aku ketakutan begini!" seru Nadira dengan berlinang air mata.

"Ok ... ok sorry ra, boleh aku tanya?" tanya Kendrick.

"Apa, hiks ...." Nadira terus terisak dengan tangan mencoba menghapus air matanya dengan kasar.

"Kenapa begitu takut sama petir dan hujan lebat?" tanya Kendrick penasaran dan terus terngiang.

Huaaaaaa

Nadira terbangun sambil memeluk lututnya dan kembali menangis histeris.

"Ya ampun ko nangis sih? ada apa lagi ini?" tanya Kendrick gusar.

Kendrick menghela nafasnya, kemudian dia menghampiri Nadira dan memeluknya kembali.

"Ok sorry, jika kamu tidak bisa mengatakannya, it's ok ga perlu cerita," ucap Kendrick lembut sambil mengelus rambut Nadira.

Nadira pun menggelengkan kepalanya, dan akhirnya menceritakan kisahnya kepada Kendrick dengan posisi masih memeluk Kendrick.

Dengan seketika kedua bola mata Kendrick pun membulat sempurna, namun Kendrick mencoba untuk mengendalikan emosinya dan mencoba setenang mungkin.

"Sudah-sudah, sekarang istirahat ya, aku di sini menjagamu, jika hujan reda mungkin aku akan pergi dan aku pinjam kunci rumahmu satu," sahut Kendrick mencoba mencairkan suasana.

"Janji ya Pak?" tanya Nadira dengan tatapan memohon.

Kendrick tersenyum dan mengangguk.

Deg ...

Jantung Nadira berdetak kencang saat melihat senyuman yang terbit di bibir Kendrick, karena baru kali ini Nadira melihat Ken mengembangkan senyuman yang begitu memukau.

"Nara hello ...." Kendrick menggerakkan ke lima jarinya tangan kanannya tepat di depan muka Nadira.

"Eh ... I-iya kenapa Pak?" tanya Nadira gugup.

"Cepat tidur apa perlu aku peluk?" tanya Kendrick dengan senyuman jahil.

"Ti- tidak Pak, ba-baik saya akan segera tidur," jawab Nadira terbata-bata dengan langsung merebahkan dirinya di sofa tersebut.

Nadira memejamkan matanya, dengan muka tersenyum.

Ganteng juga ya Pak Kendrick, andai dia suamiku!, ish apaan sih? dia jadi laki gue? ish ga deh jutek kan aslinya, ga ... ga apaan sih. Batin Nadira menepis kekagumannya sambil mata terpejam.

Kendrick pun tersenyum sambil menatap Nadira yang sedang terlelap.

Hujan dan petir pun reda, Kendrick mencoba menggeser kaki Nadira yang berada di atas pahanya secara perlahan dan sangat berhati-hati.

Setelah bisa menggeser kaki Nadira dia pun beranjak perlahan seperti maling yang siap merampok.

Lalu mengunci pintu tersebut dan berlari perlahan menuju kendaraannya.

Ya Tuhan jagalah dua, maafkan aku yang tak pernah ada di sampingnya, sungguh aku begitu menyayanginya. Batin Kendrick dengan menundukkan kepalanya di atas setir.

Tak lama dia menegakkan kepalanya kemudian langsung menyeka air matanya yang sedikit bergenang di pelipis matanya.

Setelah itu Kendrick pun bergegas meninggalkan kediaman Nadira.

Dreet ... dreet ... dreet

"Ngapain lo nelepon gue malam-malam?" tanya Kendrick dengan ketus.

"Kebiasaan lo!, ucap salam dulu ke, ini main tanya ketus begitu!" sahut Thomas dengan emosi.

"Udah jawab ada apa? jangan suruh gue lembur suruh yang lain aja," ucap Kendrick menebak.

"Dih siapa pula yang mau nyuruh lo kerja?, balik woy orang tua lo marah-marah sama gue, di kira lo sama gue di rumah sakit." protes Thomas yang semakin emosi.

Klik telepon pun di matikan sebelah pihak oleh Kendrick.

"Anj*r dasar Patrick ga tau adab main matiin aja handphone, parah banget jadi orang ga ada sopan-sopannya, heran bisa-bisanya orang kaya gitu jadi dokter," keluh Thomas dengan geleng kepalanya.

"AAAARKHHH SHIIIT ... BODOH BODOH BODOH ... KEN BEGO ... " Keluh Kendrick merasakan penyesalan dan kerumitan masalah.

Lalu Ken pun meninggalkan lingkungan rumah Nadira, dan melajukan kendaraannya membelah jalanan yang mulai sepi di tengah malam yang dingin.

Sesampainya di rumah ...

"Anak kurang ajar ... sudah bosan kamu tinggal sama Ibumu ini ha?" cecar sang mama (Kania).

"Ga gitu juga, Ken ada urusan, lagian Ken udah gede dan punya rumah sendirikan? emangnya salah kalau Ken nengok dan tidur di rumah sendiri?" kilah Kendrick dengan santai.

"Idih kaka ga mikir mom itu khawatir gitu juga dady, tega bener," protes Adivva.

"Alah masih kecil tahu apa, udah ah cape ... tidur dulu ya bye ...," ucap Kendrick mencoba menghindari amukan yang berlebihan dengan meninggalkan kedua perempuan yang sangat dia sayangi.

Kania dan Addiva menatap heran Kendrick yang berlalu begitu saja. Sedangkan Kendrick memasuki kamarnya dengan rasa lelah dengan hati yang tak karuan.

Dia pun memasuki kamar mandi yang ada di ruangan itu hanya untuk membersihkan dirinya.

Guyuran shower di tengah malam itu memecahkan keheningan. Pikiran tentang Nadira terus menggelayut dalam otaknya seakan-akan tak ada ruang untuk masalah yang lain.

Air Shower yang berharap dapat membuang pikiran tentang Nadira akan ceritanya tentang masa lalu kelamnya terus menghantui Ken. Tanpa sedikitpun terbuang meski begitu banyak air shower yang menghujaninya.

Bersambung ...

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
dira rahmi: sekedar info, novel baru saya yang lain
"Sang Penerus yang tersembunyi"/Chuckle/
total 3 replies
Hesty
kpn bwrsatunya.... bikinortu ken tau thoooor
dira rahmi: penasaran ya bersatunya? hehe sabar ya ... bikin cintanya bermekaran dulu kaya bunga2 di taman /Grin/
total 2 replies
dira rahmi
keren ni
dira rahmi
orang miskin yang pinjam dari pinjol untuk menafkahi Nadira hehe🤔✌🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!