NovelToon NovelToon
Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Pembunuh Bayaran Terlahir Kembali Jadi Gadis Desa Yang Bodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dayucanel

Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.

Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.

Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.

Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Api yang Tak Padam

Perjalanan pulang Lin Yue dari kota pelabuhan terasa lebih berat daripada saat ia berangkat. Udara di desa yang biasanya terasa damai kini terasa penuh ketegangan. Hatinya menggemuruh dengan perasaan campur aduk. Kemarahan, tekad, dan kekhawatiran yang dalam.

setibanya di rumah, Shen Liuhan menyambutnya dengan pelukan hangat. Tatapan matanya penuh rasa cemas yang tak bisa ia sembunyikan.

"mereka masih menginginkanmu?" tanyanya pelan.

Lin Yue mengangguk."dan mereka tidak akan berhenti."

Shen Liuhan menggenggam tangan istrinya erat. "kalau begitu, kita harus melawan. Aku tidak akan membiarkan mereka mengusik kita."

Lin Yue tersenyum tipis, ada rasa hangat sekaligus getir. "Aku tidak ingin kau terluka karena ku."

Shen Liuhan memandangnya dengan tatapan penuh keyakinan."kau bukan beban. Kita adalah keluarga, aku sudah berjanji akan melindungi mu, kan?"

Pelukan mereka malam itu lebih dalam dari sebelumnya, seolah menjadi benteng baru untuk badai yang akan datang.

beberapa hari berlalu dalam kewaspadaan. Lin Yue dan Shen Liuhan mulai menyusun pertahanan. Mereka memasang sistem keamanan sederhana. Jebakan senar, paku tersembunyi di jalan masuk, dan bahkan bel peringatan dari kaleng-kaleng bekas. Di desa yang damai ini, tak seorang pun tahu bahwa sebuah perang senyap sedang bersiap meledak.

Lin Yue mulai melatih Shen Liuhan cara membaca gerakan, cara bertarung dengan tangan kosong, bahkan cara menggunakan pisau kecil secara efektif. Mereka berlatih saat malam menjelang, di pekarangan belakang yang diterangi cahaya lampu minyak.

Yuhan, yang masih kecil, tidak sepenuhnya mengerti, namun ia merasa ibunya semakin sering memeluknya lebih erat dari biasanya.

Qi Liang masih muncul sesekali di desa, menyapa penduduk dan membantu pekerjaan berat. Ia bahkan sesekali bermain dengan anak-anak. Tapi Lin Yue tahu, semua itu hanyalah kedok. Mereka berdua kini seperti dua pemain catur yang menunggu giliran untuk menjatuhkan bidak lawan.

Dan akhirnya, malam itu tiba.

Suara teriakan menggema dari rumah tetangga. Api membubung tinggi dari atap rumah pasangan tua di ujung desa. Lin Yue dan Shen Liuhan segera berlari ke sana, membantu memadamkan api bersama warga yang lain.

Tapi si pemilik rumah sudah ketakutan, gemetar sambil menggenggam pakaian yang berhasil ia selamatkan.

"Kami tidak tahu siapa yang melakukannya.... kami tidak punya musuh...." isaknya.

Tapi Lin Yue tahu. Rumah itu bukan target sesungguhnya. Itu hanya pesan, pesan untuknya.

Keesokan harinya, Lin Yue menemukan secarik kertas diselipkan di pagar rumahnya.

Tulisannya singkat .

Giliranmu.

Lin Yue mengepalkan surat itu, kertas itu hancur di genggamannya. Matanya menajam, bibirnya mengatur erat.

Malam itu, ia duduk di ruang tengah bersama Shen Liuhan. Angin malam berhembus masuk dari jendela yang terbuka sedikit. Lampu minyak bergetar pelan, memantulkan cahaya di dinding.

"Mereka ingin menakutiku," ucap Lin Yue lirih.

"Tapi mereka tidak tahu siapa yang mereka hadapi," balas Shen Liuhan.

"Aku sudah cukup lama diam," lanjut Lin Yue. "Mereka pikir aku akan terus lari. Tapi mereka salah. Aku tidak akan biarkan api itu menyentuh rumah kita."

Shen Liuhan mengangguk."Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan memburu mereka. Kali ini, aku yang akan datang lebih dulu."

Esok malamnya, Lin Yue menyusup ke rumah tua kosong di pinggir desa tempat yang dulunya dipakai para pemburu berkumpul. Di sana, ia menyusun peta informasi. Titik lemah desa, lokasi strategis untuk pengintaian, dan jejak-jejak mencurigakan dari orang asing yang datang ke desa belakangan ini.

Ia bahkan menyamar, menyusup ke pasar di kota terdekat untuk mengumpulkan informasi dari jaringan lama yang masih mengenalnya. beberapa orang masih mengingat nama Bayangan Merah. Mereka terkejut, namun tidak menolak memberikan informasi yang ia butuhkan.

Dalam waktu singkat, Lin Yue menemukan pola. Para agen yang dikirim bukan untuk menyerang langsung, melainkan mengganggu dan memecah fokusnya. Tapi itu akan segera berubah.

Tiga malam kemudian, Lin Yue mendapati seseorang menyusup ke ladang belakang rumahnya. Tapi kali ini, ia sudah siap. Dengan gerakan cepat, ia menjerat kaki penyusup itu dengan jebakan tali dan menodongkan pisau ke lehernya.

"Siapa mengirimmu?" desis Lin Yue.

Pria itu hanya tertawa kecil."kau takkan bisa menang melawan mereka sendirian."

"Aku tidak sendirian," sahut Lin Yue dingin. "Aku punya keluarga. Dan tidak ada yang lebih kuat dari seorang ibu yang ingin melindungi rumahnya."

Ia melepaskan pria itu dengan luka di kakinya sebagai peringatan. Lalu ia berdiri di ambang pintu rumahnya, memandang malam yang gelap gulita, namun tak lagi membelenggu.

Api sudah dinyalakan, pikirnya. Tapi aku akan memastikan apinya hanya membakar musuh, bukan rumahku.

Lin Yue bukan lagi hantu masa lalu. Ia kini adalah penjaga masa depan keluarganya.

Dan perang ini, akan ia menangkan.

Dengan darah. Dengan akal. Dengan hati.

Dan dengan cinta yang tak padam.

1
Andira Rahmawati
kerennnn👍👍👍
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
kereeeeennnnnn
Widia💙
bukannya dia punya sistem too.. kok ga ada kabarnya sekarang
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!