NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa lalu 7

Semenjak adanya gosip hubungan antara Prince dan Hely, membuat orang yang mengantar surat cinta kepada Prince berkurang drastis. Bahkan hampir tidak ada beberapa hari belakangan ini, karena mereka semua tau bahwa Prince sudah milik orang lain. Prince sudah mempunyai kekasih, yaitu Hely sang ketua osis si murid teladan.

Hari-hari tenang tentu saja sudah bisa di rasakan Prince, dia menjadi lebih leluasa untuk pergi kemanapun di sekolah. Tidak ada lagi gadis-gadis yang mengejarnya untuk sekedar memberikan surat cinta. Karena di lacinya, sudah banyak sekali menumpuk surat cinta yang sama sekali tidak dia baca.

Berbeda dengan Teresa, dia berubah menjadi seperti zombie hidup yang patah hati. Dia tidak memiliki semangat untuk melewati hari-harinya, bahkan senyumannya sudah hilang sejak beberapa hari yang lalu, bertepatan dengan munculnya gosip tentang Prince dan Hely.

“Zeva…, aku harus bagaimana sekarang? Sepertinya aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya” ucapnya mengambil tisu untuk mengelap matanya yang berair.

“Disini..” ucapnya lagi sembari menunjuk ke bagian dadanya.

“Sangat sakit..” rengeknya, membuat Zeva memeluknya dan mengusap puncak kepalanya.

Teresa menoleh untuk sedikit melihat Prince dari kejauhan. Tapi, mata mereka justru saling bertemu menatap satu sama lain. Teresa segera memalingkan wajahnya, dia tidak bisa membiarkan Prince melihat mata sembabnya. Karena dia terus menangis setiap malamnya, sikap dramatisnya bahkan mampu membuat pembantu di rumahnya geleng-geleng kepala.

“Bukankah kau di rumah sendiri?” Tanya Zeva, di balas anggukan oleh Teresa.

“Aku akan menginap di rumahmu bagaimana?” Ucapnya, dan Teresa menggeleng pelan menunjukan ketidaksetujuannya.

“Jika kau terus dibiarkan sendiri, yang ada matamu semakin menyipit karena terus menangis!” Ucap Zeva menatapnya kawatir.

“Katamu saat itu, Prince tidak dekat dengan gadis manapun. Tapi apa sekarang? Dia bahkan berpacaran dengan Hely!” Rengek Teresa lagi, membuat Zeva langsung mengambil tisue untuk mengusap ingus Teresa yang sedikit keluar.

“Hely adalah teman kecilnya, semua orang tau bahwa mereka sangat dekat!” Jelas Zeva.

“Teman kecil?” Ucap Teresa dengan raut wajah kecewa.

Teresa semakin lemas, dia semakin tidak bersemangat menghadapi hari-hari ini. Dia sampai menyandarkan kepalanya di bahu Zeva, memejamkan matanya sembari memanyunkan bibirnya seperti ingin menangis.

“Sudah saatnya kita pindah ke ruang komputer sekarang! Cepat bangun!” Ucap Zeva memaksa Teresa untuk bangkit dari duduknya.

“Malas sekali!” Gerutunya, apalagi saat dia melihat Prince berjalan begitu saja melewatinya.

Kisah percintaan yang dia anggap sebagai cinta bertepuk sebelah tangan itu sungguh sangat menyakiti hatinya. Teresa baru pernah mengalami hal seperti ini, dia tidak menyangka bahwa kisah percintaan pertamanya akan seperti ini.

Semua murid dari kelasnya mulai berjalan keluar menuju ke ruang komputer, sebuah ruangan luas dengan banyak komputer canggih di setiap mejanya. Ruangan ini juga dilengkapi dengan AC yang dingin. Membuat Teresa memeluk dirinya sendiri merasa kedinginan.

“Zeva! Kenapa kau berlari meninggalkanku!” Ucap Teresa saat temannya itu sudah duduk dengan teman yang lainnya.

“Maafkan aku Teresa, aku harus duduk di depan untuk melihat guru komputer yang tampan!” Ucapnya dengan senyuman yang lebar.

“Sekarang aku harus duduk dengan siapa!” Ucapnya sembari berjalan melewati meja-meja yang sudah terisi.

Lalu Teresa melihat sebuah kursi kosong yang di tempati oleh murid berkacamata di sampingnya. Teresa bermaksud untuk menyapanya agar dia bisa duduk di tempat kosong itu.

“Emm hai! Bisa aku du——“

‘Seeeeeeet………. !

Tiba-tiba tangan Teresa di tarik oleh seseorang, sebuah tarikan itu begitu kuat dan cepat seperti sebuah kecepatan cahaya. Dalam sedetik kemudian, Teresa sudah duduk dengan manis di sebuah kursi yang ada di sudut ruangan. Saat dia menoleh ke seseorang yang baru saja menariknya, matanya membulat tak percaya.

“Kenapa dia lagi?” Batinnya masih menatap orang itu tanpa berkedip.

“Prince? Kali ini kau tidak duduk denganku?” Ucap Leo yang tiba-tiba datang dengan raut wajah kecewanya.

“Duduk dengan si kacamata itu!” Jawabnya singkat menunjuk ke meja di sampingnya.

Sementara yang Teresa lakukan hanya membeku di tempatnya, bahkan untuk menggerakkan jarinya pun rasanya terlalu berat. Keberadaan Prince di sampingnya membuat Teresa salah tingkah dan terlihat seperti orang bodoh!

“Bernafaslah! Atau kau bisa pingsan disini” ucapnya, membuat Teresa melirik kearahnya sekilas.

Teresa tidak menjawabnya, dia memilih untuk fokus ke layar komputernya. Dari ekor matanya, dia bisa melihat bahwa Prince masih menatap kearahnya. Dan tingkah lakunya itu sungguh membuat Teresa berpikir berlebihan.

“Siang semua!!” Ucap seorang guru yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Dan suara sorakan dari murid perempuan terdengar nyaring, karena guru komputer yang baru itu terlihat masih muda dan tampan.

“Tampan sekali!!”

“Tampan!!”

“Aku jadi semangat belajar!!”

Teriakan itu begitu terdengar jelas, sampai membuat wajah guru baru itu memerah menahan malu. Teresa juga tidak bisa menyembunyikan senyumannya karena melihat situasi saat ini. Senyumannya semakin lebar saat melihat Zeva terlihat sangat bersemangat melihat guru baru itu.

‘Tuk ‘Tuk

Ketukan meja terdengar, membuat Teresa reflek menatap kearah Prince yang telah membuat suara ketukan itu. Teresa menatap bingung kearahnya, karena Prince terlihat menatapnya dengan tatapan yang aneh.

“Jangan tersenyum” ucapnya, masih dengan wajah datarnya.

“Hah?” Teresa menatapnya bingung.

“Jangan tersenyum karena guru itu” ucapnya lagi, membuat Teresa semakin kebingungan.

“Apa maksudmu Prince?” Tanya Teresa, masih menatap lekat wajah Prince yang ada di sampingnya.

Prince hanya diam, dia justru seperti terpaku dengan wajah Teresa yang kebingungan di depannya. Kemudian tatapan matanya turun saat melihat tangan Teresa yang gemetar kedinginan, dia mulai fokus kembali ke komputernya. Membuat Teresa menatapnya sedikit kesal karena sikapnya.

Tapi, satu hal tak terduga justru terjadi setelahnya. Teresa sampai terdiam membeku saat tangan Prince menggenggam tangannya di bawah sana. Saat dia melihat kearahnya, Prince justru terlihat fokus dengan komputernya.

“Apa maksudnya ini?” Batin Teresa.

Prince bermain komputer dengan satu tangannya, dan tangan yang lain menggengam tangan Teresa yang menggigil kedinginan. Sikapnya yang membingungkan ini berhasil membuat Teresa tak karuan. Ada kupu-kupu yang terbang indah di dalam hatinya. Bahkan pipinya memanas, yang itu artinya wajahnya sudah pasti memerah.

“Pipimu sangat merah” ucap Prince sembari menatap Teresa yang juga sedang melihatnya.

“Kenapa kau lakukan ini padaku? Kenapa kau membuatku bingung?” Ujar Teresa menatap Prince dalam.

“Bukankah semuanya sudah jelas?” Bisiknya.

“Hah?” Teresa lagi-lagi dibuat bingung dengan jawabannya.

“Aku sedang menolong orang yang kedinginan, siapapun itu pasti akan aku tolong dengan cara yang sama” bisiknya.

Ucapannya itu berhasil membuat Teresa tersenyum tipis tak percaya. Bahkan Teresa sampai berusaha melepaskan genggaman tangan itu, tapi Prince justru masih menahannya dan menggenggamnya semakin erat. Seolah dia sedang berusaha menahan Teresa.

“Lepaskan aku! Atau aku akan semakin jatuh cinta padamu!” Tegas Teresa masih berusaha melepaskan genggaman tangan itu.

“Jatuh cinta adalah hakmu, tidak ada hubungannya denganku” ucapnya.

Membuat Teresa hanya bisa terdiam membisu menatap seorang lelaki tampan dengan julukan ice Prince yang sedang menatapnya tanpa ekspresi.

“Kau benar-benar membuatku bingung Prince!” Batin Teresa.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!