NovelToon NovelToon
The VRAMUS

The VRAMUS

Status: tamat
Genre:Romantis / Showbiz / Obsesi / Mengubah Takdir / Bad Boy / Si Mujur / Tamat
Popularitas:923
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

VRAMUS yang tidak sengaja bisa naik daun. Tapi ketika sudah sampai di puncaknya. Mereka tidak benar-benar menginginkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merekam Album

Toni terkagum-kagum. Fergie menyewakan studio recording legendaris untuk VRAMUS merekam album pertama mereka. Studio rekaman yang sudah terbukti melahirkan nama-nama besar.

Di tembok-tembok terpajang foto-foto para bintang yang sebelumnya pernah rekaman di tempat yang sama.

Tempat itu berada di sebuah wilayah pinggiran kota Angel City yang agak jauh. Tempat nya benar-benar menenangkan karena berbatasan dengan daerah kaki gunung yang masih banyak hutan-hutan. Sangat cocok bagi seseorang pelaku seni untuk mengalirkan inspirasi dan menelurkan karya.

Di tempat yang bernama Green House Studio itu Toni, Billy, Jansen dan Ruben akan menginap selama beberapa minggu untuk merampungkan album pertama mereka.

Billy tercengang dengan banyaknya bermacam-macam gitar yang disediakan di dalam studio rekaman itu.

"Apakah mereka semuanya berfungsi?",

"Ya semuanya siap untuk digunakan",

"Apa yang kamu mau nak?",

"Oh lihat lah hollow body ini",

"1965 strat? Oh my God",

"Original 1950 esquier! Ini gila",

"Wow... Black beauty",

"White SG with three gold humbucker",

"Selama ini kamu benar-benar tinggal di surga pak tua",

"Apa aku boleh mencobanya?",

"Ya tentu saja kamu harus mencobanya",

"Pilihlah yang kamu suka nak",

Di studio itu ada dua orang yang akan menemani VRAMUS dalam bekerja. James dan James. Ayah dan anak yang sudah sangat lama bekerja di studio rekaman legendaris itu. Kedua nya adalah sound engineer yang sudah teruji.

"Hei kawan kenapa kamu tampak bingung?",

"Apa kamu baru pertama kali masuk ke studio rekaman?",

James muda bertanya kenapa Jansen yang terlihat seperti orang bingung.

"Kemarin aku melakukan rekaman untuk demo tapi tempatnya tidak semewah dan seluas ini",

"Tenang saja kawan kami semua akan membantumu",

"Sebutkan saja apa yang kamu mau",

Meskipun di tempat itu banyak tersedia bass dengan berbagai macam varian sound dan bentuk. Tapi Jansen tetap akan rekaman menggunakan bass miliknya sendiri yang sebelumnya merupakan bass punya Toni yang sudah ia bayar dengan harga teman. Jansen lebih mudah memainkan bass yang biasa ia pegang.

Ruben merasakan aura positif dari tempat itu. Energi-energi baik yang langsung menyegarkan pikiran nya untuk menulis lagu-lagu baru. Tempat itu tidak hanya bagus untuk merekam suara dan musik. Tapi juga merupakan sumber inspirasi yang mendalam.

VRAMUS merekam ulang lima demo lagu yang sebelumnya. Karena sudah sangat fasih memainkannya di atas panggung secara live, mereka sama sekali tidak kesulitan untuk melakukan rekaman lagi. Mereka hanya butuh waktu satu malam untuk menyelesaikan lima lagu tersebut tanpa ada yang perlu diulang-ulang.

*

Tibalah saatnya untuk merekam lagu-lagu yang baru. Tapi terlebih dahulu mereka harus menulisnya bersama-sama.

Proses menciptakan lagu berbeda-beda. Kebetulan di band ini mereka lebih sering melakukan nya dengan cara bermain bersama. Termasuk bertukar-tukar instrumen ketika sedang dilanda bosan.

Namun diantara mereka berempat ada juga yang bisa menulis lagu sendiri yaitu Ruben dan Billy.

Setelah proses beberapa minggu yang begitu melelahkan tapi juga menyenangkan akhirnya VRAMUS hampir sedikit lagi merampungkan rekaman album perdana mereka di studio legendaris di bawah naungan P&V Records yang membebaskan kreatifitas dan tidak banyak menuntut. Yang membuat kerja Toni, Billy, Jansen dan Ruben berjalan mulus.

Lima lagu tabungan dan empat lagu baru sudah diselesaikan dan direkam. Kurang satu lagu lagi. Mereka pun berdiskusi. Kebetulan sedang ada Alice yang sesekali suka datang untuk menjenguk teman-temannya berkarya.

"Tinggal satu lagi",

"Apa yang kita butuhkan untuk melengkapi album ini?",

"James bagaimana menurut kalian?",

"Lagu seperti apa yang harus kami tulis setelah sembilan lagu yang kami rekam?",

"Buatlah lagu yang sedikit lembut untuk menutup album kalian nak",

"Pak tua ada benarnya. Kita belum punya lagu yang lembut",

"Lagu lembut? Maksudnya lagu cinta?",

"Tidak hanya cinta tapi juga mengurangi distorsi dan pukulan yang kejam",

"Siapa yang akan menulis lagu cinta?",

"Alice ada di sini. Bagaimana menurutmu tentang lagu cinta Alice?",

"Kamu satu-satunya perempuan di sini",

"Tulis saja kisah cinta antara Toni dan Alice",

"Itu ide bagus",

"Kalian tahu sendiri aku tidak bisa menulis lagu", kata Toni.

"Menurutku kalian harus menulis lagu cinta dari perspektif yang berbeda",

"Lagu cinta selama ini hanya tentang memuji, rindu, perpisahan atau akhir yang bahagia",

"Kalian harus menuliskan cerita yang lain",

Alice memberikan masukan yang benar-benar penuh makna.

Tapi kenyataannya tidak semua orang mau mengerjakan lagu cinta itu. Hanya tinggal Ruben dan Billy yang sedang berusaha menulisnya.

Sedangkan Alice, Toni dan Jansen yang sudah bosan malah pergi ke hutan yang dekat dengan studio untuk melihat burung hantu putih yang sering menampakkan diri di waktu malam.

Akhirnya setelah menghabiskan ber gelas-gelas kopi Ruben dan Billy menyelesaikan lagu kesepuluh mereka sebagai lagu terakhir di album pertama. Mereka berdua merekam guide nya menjelang subuh. Dengan tema dan judul yang sama.

"Women always have affair",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!