Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Dua
Bus akan berangkat membawa rombongan mereka yang tersisa. Sedangkan Haris memilih untuk pulang ke rumahnya, sebab kawasan perkebunan itu berjarak dua puluh meter saja dari kediamannya. Ia mengajukan cuti untuk beberapa hari kedepannya.
Feby menghampirinya, dan begitu juga dengan Jennifer. "Terimakasih sudah menyelamatkanku, aku menunggumu dikampus, jangan terlalu lama untuk libur," ucap Jennifer dengan perasaannya yang berbeda.
Sedangkan Feby hanya mengulas senyum yang tertahan, sebab apa yang akan ia ucapkan sudah terwakilkan oleh Jennifer. Sepertinya kebersamaan mereka dalam melewati berbagai permasalahan yang terjadi telah membuat hati saling terikat satu sama lainnya.
"Ya, aku akan kembali ke kampus setelah menyelesaikan urusanku. Berhati-hatilah, dan jangan lupa untuk berdoa,"
Kedua gadis itu menganggukkan kepalanya. Ingin rasanya mereka membawa Haris serta dalam perjalanan menuju kampus, namun pemuda itu bersikeras menolak.
Galuh dan Shasa mengambil tempat duduk yang sejajar. Sedangkan Angkasa memilih tetap dibelakang, sebab akan mengawasi mereka, jika saja ada yang berbuat menyeleneh, maka akan mendapatkan konsekwensinya.
Tampak Feby dan Jennifer memilih dibangku belakang sopir. Sedangkan Dita diseberang Shasa, sehingga membuat Angkasa harus berada disudut sebekah pintu, hingga membuat ia terlihat dengan jelas.
Sementara itu, Haris pulang membawa tengkorak yang ia yakini adalah ayahnya dan ditandai dengan giginya yang patah dibagian tengah.
Tengkorak itu ia letakkan didalam tas ranselnya, dan menumpang pada kendaraan lain untuk menuju kerumahnya.
Sepertinya para mahasiswa yang mengalami peristiwa itu memilih bungkam dengan tidak memberitahu keberadaan para jasad yang tertimbun didalam goa.
Haris menaruh rasa sakit hati pada Pak Putro yang telah mengorbankan ayahnya sebagai santapan untuk sosok mengerikan itu.
Apalagi ada banyak korban yang masih tertinggal disana. Ia akan membuat pemakaman untuk sang ayah dengan selayak mungkin, meskipun hanya tengkoraknya saja, tetapi setidaknya ia sudah mendapatkan jawaban kemana sang ayah menghilang selama ini.
*****
Bus melaju membelah jalanan berkelok. Diantara penumpang masih ada yang merasakan lelah meskipun sudah mendapatkan perawatan.
Sepertinya Dita mulai mengakami kantuk. Ia terlihat mulai tidak seimbang saat sopir berbelok mengikuti kelokan jalan yang sangat tajam.
Angkasa beranjak bangkit dari duduknya. Ia menggeser tubuh sang gadis yang sudah mengantuk berat. Lalu memberikan pundaknya untuk bersandar.
Saat bersamaan, Angkasa mengendus aroma kasturi. Aroma yang sangat ia kenal itu menguar dari tubuh sang gadis.
Deeeegh
Jantungnya seolah berhenti berdetak. Apakah mungkin ia hanya berhalusinasi saja, atau memar gadis itu yang memakai parfum dengan aroma menyegarkan seperti itu?
Berbagai pertanyaan mulai memenuhi benaknya, dan ia semakin merasakan dadanya bergemuruh, dimana bayangan tentang sosok bayi yang ia tolong dari tangan Kuntilanak merah saat tujuh belas tahun silam seolah kembali muncul dihidupnya.
Dua bola mata indah bermanik biru yang membuat ia begitu jatuh hati saat pasa pandang pertamanya, lalu apa hubungannya dengan Dewi Pandita? Atau mungkin mereka orang yang sama?
Saat ia dalam kekalutan, tiba-tiba saja beberapa bayangan melintas didepan bis yang seolah ingin menghalangi jalan mereka.
Ciiiiiiit...
Sopir bus membanting setir ke kanan dan membuat mereka hampir saja masuk kedalam jurang, dimana ban bagian depan sudah berada ditepi jurang.
Mobil berderit, dan hal itu membuat para penumpang terbangun karena tersentak kaget akibat decitan dan juga hentakan dari rem yang mendadak.
Dita tergagap dan terbangun, lalu mendapati sang Dekan sudah berada sisi kirinya.
"Semuanya kebelakang!" titah Angkasa pada para mahasiswa lainnya.
Ia menarik tangan Dewi Pandita menuju kebelakang, lalu menjebol jendela bus disisi kanan.
Ayo cepat!" teriaknya.
Shasa berjalan cepat, lalu menaiki jok belakang dan dibantu untuk naik dan melompat dari jendela kaca yang sudah dipecahkan menggunakan tabung pemadam api.
Sang sopir juga terpaksa meninggalkan setir, dan ia melompat dari pintu masuk.
Ia mencoba mencari pengganjal ban bagian depan, namun tak menemukan satu batu pun.
Kini Jennifer dan Feby sudah melompat, dan diikuti Galuh, namun bus kembali berderit, dan membuat rasa kekhawatiran bagi yang lainnya.
Shasa mencoba mencari bantuan pada kendaraan yng melintas.
Namun tampaknya sangat lengang, dan tak terlihat satupun kendaraan yang melintas.
Galuh sudah berhasil melompat, dan giliran Dewi Pandita. Saat ia berada dijendela bus, kendaraan itu semakin berderit dan ban nya semakin meluncur ke jurang.
Gadis itu menarik nafasnya, lalu menatap sang Dekan dengan penuh khawatir, entah mengapa ia kini merasakan ketakutan jika pria itu dalam bahaya, perasaan macam apa itu?
Cepatlah, jangan khawatirkan aku," ucap Angkasa dengan meyakinkan.
Dewi Pandita merasa gugup, lalu mencoba melompat, namun tetap berada dibawah jendela.
Angkasa mulai memanjat, namun bus kembali berderit, dan semakin ia menggerakkan tubuhnya, maka bus tersebut semakin bergerak maju.
Dibawah ban dan bus, terdapat satu sosok makhluk berbulu yang sangat mengerikan, ia tidak terima jika anaknya tersegel didalam goa, maka ia akan membalaskan dendamnya.
Angkasa sudah menjulurkan kepala dan tangannya, namun ternyata bus tidak dapat lagi dikendalikan dan meluncur ke bawah.
Akan tetapi, hal gila dialkukan oleh Dewi Pandita, ia menangkap tangan sang Dekan dan berniat untuk menyelamatkannya, namun hal itu justru membuat mereka harus terlempar kedalam jurang dan bergelinding dengan saling berpelukan.
"Ditaaaaaa...," pekik Shasa dengan rasa frustasi. Ia tak percaya jika sahabatnya harus kembali ke jurang, dan hal ini membuatnya meraung penuh kesedihan.
Galuh mencoba menenangkannya, tetapi gadis itu masih terus saja menangis.
"Dia akan selamat, yakinlah!" Jennifer ikut memandang ke jurang.
"Sepertinya cinta itu tak mengenal bahaya," celetuk Feby.
Ketiga rekannya saling pandang. "Maksudnya?" tanya Shasa sembari sesenggukkan.
"Hanya mereka berdua yang tau," sahut Feby.
Nafas Shasa terasa tersengal, dan ia masih dengan tangisnya, sembari menatap kedalam jurang.
Buuuuum
Suara dentuman bus saat menghantam pepohonan dan membuatnya tertahan disana.
Sang sopir meletakkan kedua telapak tangannya diatas kepala. Ia merasa sakit kepala karena kerugian yang harus ditanggung karena busnya masuk kedalam jurang, serta harus bertanggung jawab jika kedua penumpang itu meninggal dunia.
Sang sopir menghubungi perusahaan busnya, lalu menceritakan kronologinya. Ia berharap mereka mengirimkan jemputan untuk mereka yang selamat.
Buuuuk
Keduanya menghatam pohon matoa, hingga membuat mereka terhenti.
"Aaaaaagh," erang Dewi Pandita meringis menahan sakit.
Ada banyak luka goresan dibagian lengan dan pipinya.
Sedangkan Angkasa hanya bertelentang pasrah saat ditimpa tubuh Dewi Pandita.
Menyadari akan kekonyolannya, Dewi Pandita bergegas menyingkir dari tubuh sang Dekan.
"Mengapa kamu tarik tangan saya? Seharusnya kamu sudah selamat dan pulang," ucapnya ditengah kondisi yang sangat genting.
"Ya saya gak tega liat bapak masuk jurang," sahutnya dengan cepat.
"Gak tega atau ada hal lainnya?"
Pertanyaan itu membuat pipi Dewi Pandita memerah.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔