Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28 BALAP MOBIL
Sikap Sonia langsung berubah 180 derajat dari sebelumnya. Pada awalnya dia terus bersikap kasar terhadap Evan, tapi kini tampak begitu lembut dan ramah.
Evan sendiri juga tampak terkejut dengan perubahan sikap yang terjadi kepada Sonia secara tiba-tiba ini. Sebelumnya dia selalu menghinanya, tapi kini memanggilnya dengan sebutan kakak.
Bahkan sikap Sonia yang telah berubah ini mulai menghilangkan rasa kesal dari dalam diri Evan secara perlahan.
Tidak bisa di pungkiri bahwa Evan telah membeli mobil yang paling mahal di showroom tempat Sonia bekerja. Pembelian mobil ini secara tidak langsung juga melalui Sonia, sehingga bonus penjualan akan di berikan kepadanya.
Harga mobil sport mewah ini senilai 25 milyar, bonus yang akan di dapatkan oleh Sonia setidaknya lebih dari 100 juta. Bonus ini mungkin akan menjadi bonus terbesar yang di dapatkan oleh Sonia selama bekerja sebagai sales mobil.
Mengetahui bahwa ternyata Evan memiliki banyak uang, pandangan Sonia juga mulai berubah. Evan kali ini tampak begitu tampan sekali. Tidak perduli walaupun Evan menganggapnya tidak tahu malu, yang harus Sonia lakukan hanya menebalkan mukanya saja.
"Kak Evan, aku akan segera mengurus semua surat-surat kendaraannya," ujar Sonia.
Setengah jam kemudian, semua surat menyurat telah selesai di urus. Mobil sport mewah ini telah menjadi milik Evan seutuhnya.
"Kak Evan ini kunci mobilnya, jika mau membeli mobil lagi bisa mencari aku ya," ujar Sonia.
Sonia mencondongkan tubuhnya ke depan sambil menonjolkan bagian dadanya. Alhasil Evan dapat melihat belahan dada dari Sonia.
"Perasaan tadi tidak sebesar ini," pikir Evan.
Harus Evan akui bentuk tubuh dari Sonia ini sebenarnya lumayan bagus. Sonia sendiri mencoba menggoda Evan, siapa tahu Evan akan tertarik kepadanya.
Evan kini telah mempunyai banyak uang dan membeli mobil sport mewah dengan sangat mudahnya. Mungkin saja Evan mau menjadikannya pacar, dengan begitu kedepannya dia tidak perlu capek-capek untuk bekerja lagi, pikir Sonia.
"Aku tadi telah kalah taruhan, bukankah seharusnya kamu bisa melakukan apa saja terhadap ku, tentu aku tidak akan menolaknya," ujar Sonia.
"Kebetulan malam ini rumahku tidak ada orang, bagaimana jika kak Evan menginap saja?" sambung Sonia.
Evan tampak menelan ludahnya sendiri, siapa yang menyangka tiba-tiba Sonia bisa menjadi seliar ini.
Walaupun Sonia di hadapannya ini tampak begitu menggoda, namun Evan bukalah seorang pria brengsek.
"Lain kali saja ya, aku masih banyak urusan," balas Evan.
Evan langsung pergi menuju ke mobilnya dan pergi dari sana. Sonia tidak bisa menghentikannya dan wajahnya juga tampak kesal.
"Apakah dia tidak normal?" pikir Sonia sambil memperhatikan bentuk tubuh dirinya.
Evan kini sedang mengendarai mobilnya di jalanan kota. Evan begitu sangat puas sekali dengan mobil yang dia beli. Selain memiliki interior mewah dan modern, tapi juga memiliki kecepatan yang hebat. Evan mulai memacu mobilnya dengan cukup cepat sambil jalan-jalan mengelilingi kota.
Tampak sebuah mobil sport mewah juga melaju cukup kencang di depan mobil Evan.
"Wus..." Evan menyalip mobil sport itu dengan di ikuti raungan mobilnya.
Seketika pengemudi mobil sport yang di salip Evan terkejut. Pengemudi tersebut ternyata adalah Yohana yang telah Evan kalahkan dalam permainan dadu. Yohana merupakan putri dari Demian pemilik dari casino.
"Sialan," ucap Yohana.
Yohana adalah seorang gadis yang sedikit tomboy. Selain terkenal sebagai ratu dadu di luar negeri, dirinya juga di kenal sebagai pembalap jalanan.
Melihat mobilnya di salip dengan kecepatan tinggi, tentu membuat jiwa adrenalin nya tertantang.
Yohana juga segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar Evan.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan sudah sampai di pinggiran kota.
Yohana juga langsung menyalip Evan dan langsung memotong matah di depan mobil Evan. Sontak saja Evan menjadi terkejut dengan tindakan Yohana ini.
Evan tahu bahwa mobil di depannya ini sedang menantangnya untuk balapan adu cepat.
"Baiklah," ucap Evan.
Mereka berdua semakin melaju dengan kecepatan sangat tinggi sekali. Spedometer pada mobil mereka juga menunjukkan kecepatan di angka 100 kilometer ke atas.
Mobil mereka berdua sama-sama mobil sport dengan kekuatan mesin yang setara. Untuk dapat menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, hanya bisa mengandalkan kemampuan masing-masing.
Evan mengemudikan mobilnya tampak berusaha keras untuk bisa menyalip mobil di depannya, tapi Yohana tidak memberikan celah sama sekali.
Sampai kemudian di depan mereka ada sebuah mobil kontainer panjang yang melaju. Mobil kontainer itu begitu besar dan panjang sehingga memakan banyak ruang jalan. Di depan mobil kontainer itu ada jalanan yang menikung tajam.
Untuk langsung menyalip mobil kontainer itu tentu saja akan sangat beresiko. Kondisi jalan yang menikung dan Jika ada mobil dari arah berlawanan, maka tentu akan terjadi tabrakan.
Yohana juga tidak berani untuk menyalip dan mulai mengurangi kecepatannya. Namun hal seperti itu tentu saja tidak berarti bagi Evan.
"Ini kesempatan ku," ucap Evan.
Evan mulai mengeluarkan kekuatan mata apinya. Seketika kedua bola mata Evan tampak seperti api yang membara. Pandangan Evan langsung menembus setiap benda yang ada di hadapannya.
Pandangan Evan menembus mobil kontainer itu dan semua benda yang berada di tikungan tajam tersebut. Tampak oleh Evan dalam jarak ratusan meter sama sekali tidak ada mobil dari arah yang berlawanan.
Evan langsung melaju kencang melewati mobil dari Yohana. Sontak saja Yohana terkejut melihatnya.
"Dia benar-benar nekat, balapan boleh, tapi nyawa lebih penting," ucap Yohana.
Namun Evan melaju lancar menyalip mobil kontainer dan melewati tikungan dengan mudah.
Tibalah di jalanan lurus, Yohana juga menyalip mobil kontainer itu, namun mobil sport yang menjadi lawannya sudah jauh menghilang.
"Sialan," maki Yohana dengan kesal.
Ternyata di tikungan tadi tidak ada mobil dari arah berlawanan. Jika tahu seperti itu dirinya tidak akan mungkin menurunkan kecepatannya, pikirnya.
Ada rasa penyesalan dalam diri Yohana, mengapa dirinya tidak berani menyalip mobil kontainer tersebut.
Belasan menit kemudian, Yohana sudah berada di dalam kota lagi dengan mengendarai mobilnya. Dirinya masih terlihat kesal karena kalah dalam balapan.
"Bukankah itu mobil yang tadi," ucap Yohana.
Yohana melihat sebuah mobil sport yang balapan dengan nya tadi, hendak parkir di tempat parkiran. Yohana juga segera mengendarai mobilnya ke tempat parkiran itu.
"Kamu..." Yohana tampak terkejut ternyata pemilik dari mobil sport itu adalah orang yang mengalahkannya dalam bermain dadu sebelumnya.
"Aku tidak menyangka kita bertemu lagi," Evan juga tampak terkejut, bisa bertemu dengan bandar dadu cantik ini.
Yohana juga semakin bertambah kesal di karenakan dia di kalahkan kedua kalinya dengan orang yang sama.
"Tadi aku hanya mengalah saja, jika tidak kamu tidak akan bisa mengalahkan ku di jalanan," ujar Yohana kepada Evan.
"Kamu juga jangan besar kepala," sambung Yohana.
"Benarkah, entah dari mana datangnya kepercayaan dirimu itu," balas Evan.
Yohana yang memang memiliki tempramen buruk juga mulai emosi, namun tiba-tiba saja dirinya mulai merasakan sakit di bagian dadanya.
"Ini..." Yohana tampak kesakitan sambil memegangi dadanya.
Dadanya seorang terbakar dari dalam yang menimbulkan rasa sakit yang sangat luar biasa.
Seketika juga Yohana langsung terduduk di aspal karena rasa sakit yang luar biasa. Yohana juga tidak mampu untuk menahannya, sehingga dirinya perlahan mulai tidak sadarkan diri.
Evan juga langsung mengerti apa yang sedang terjadi kepada Yohana. Pastilah ini semua di sebabkan oleh kanker payudara yang di deritanya, pikirnya.
Sebelumnya pada permainan dadu, Evan telah mengetahui bahwa Yohana mengidap kanker payudara. Kondisinya sudah sangat buruk dan sewaktu-waktu dirinya akan kehilangan nyawanya.