Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.
Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.
Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.
Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.
Apa yg selanjut nya terjadi ,,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8 Pendadaran di Pajang.
Di tengah kegalauan hati nya, dan juga semilir nya angin sore yg berhembus perlahan seolah membelai wajah anak remaja yg mulai meningkat dewasa ini, Danurwedha pun tidak mampu lagi menahan rasa kantuk nya.
Di bawah pohon nan rindang ini seorang diri Danurwedha pun jatuh tertidur akibat rasa kantuk yg datang menyergap nya.
Ia pun cepat terlelap dalam tidur nya.
Sementara itu tidak terlalu jauh dari keberadaan Danurwedha tertidur , mungkin ada beberapa ratus batang tombak, tampak sebuah kereta sedang berlaju cukup kencang dengan di kawal oleh dua orang prajurit.
Hiiiikh !
Namun tiba-tiba saja laju kereta kuda itu terhenti dengan sangat mendadak dengan mengangkat kaki depan nya secara tiba-tiba.
" Ada apa ?"
Salah seorang pengawal kèreta kuda itu bertanya kepada sang kusir yg membawa kereta tersebut.
" Aku tidak tahu Ki Lurah, tiba-tiba saja kuda-kuda ini berhenti mendadak " sahut sang kusir dengan memandangi sekeliling nya.
Ia memperhatikan dengan secara seksama dan,
" Ha, ha, ha, ternyata malam ini kita mendapatkan hadiah keberuntungan , ada mangsa yg datang dengan sendiri nya ke tempat ini ,..ha, ha, ha, tangkap dan bunuh mereka !"
Suara seseorang yg begitu keras mengguntur seolah hendak meruntuhkan langit.
Bersamaan dengan suara keras itu menghilang, bermunculan lah beberapa orang dari arah semak-semak dengan senjata siap di tangan.
Umum nya mereka mempergunakan senjata yg berupa golok dan ada juga yg menggunakan pedang.
Lima orang ber tampang sangar langsung menghadang kereta kuda yg tiba-tiba saja berhenti itu.
Ke lima nya langsung mengepung kereta kuda tersebut yg di kawal oleh dua orang prajurit.
" Cepat berlutut di hadapan ku, dan berikan kereta kuda itu kepada kami !" seru salah seorang yg bertampang keras dengan pakaian nya yg serba hitam-hitam.
Lelaki ini mempergunakan senjata berupa golok besar yg langsung di acungkan nya ke arah kedua prajurit pengawal itu.
" Apa yg harus kità lakukan Ki Lurah ?" tanya salah seorang prajurit pengawal ini kepada teman nya.
" Tenang lah, tugas kita adalah menjaga puteri agar selamat sampai di Pajang " sahut teman nya yg di panggil lurah tersebut.
Perlahan ia pun menggerak kan kuda nya mendekati orang yg bertampang sangar ini seraya berkata,
" Hehh!, tidak ada guna nya kalian menghadang kami di sini, kami tidak membawa apa-apa yg dapat kalian rampok " seru Lurah prajurit itu dengan cukup tegas.
Dari nada jawaban nya, Lurah Prajurit ini tidak nampak gentar sama sekali meskipun lawan yg menghadang berjumlah dua kali lipat.
" Aku tidak peduli, yg penting, segera serahkan kereta kuda itu beserta isi nya agar kami bawa pergi dari sini, walaupun isi nya hanya kosong , kami memang membutuhkan nya, apalagi seperti nya saat ini kereta itu berisikan seseorang yg sangat bernilai , cepat serahkan kepada kami jika nyawa kalian ingin selamat !"
Orang yg bertampang sangar , yg wajah nya banyak di penuhi oleh bekas luka sehingga membuat ia nampak lebih garang lagi.
" Nyawa kami taruhan nya, karena ini adalah tugas yg di embankan oleh pemimpin kami, maju lah ! Kalau kalian ingin merasakan tajam nya senjata kami ini !" balas pemimpin prajurit yg berpangkat lurah tersebut.
Ia pun segera mencabut senjata nya dari sarung nya, sebuah pedang segera terhunus di tangan kanan lurah prajurit itu.
"*******!, kau mau berani ****** , hanya untuk sebuah isi yg ada di dalam kereta itu, namun baik lah, aku memang harus menurunkan tangan agar kau mau tunduk, bersiap lah !" seru lelaki yg bertampang sangar itu sambil memberikan isyarat kepada teman-teman nya.
Langsung saja ke empat orang yg sedari tadi diam mengepung rombongan kereta ini pun bergerak menyerang ke arah dua orang prajurit pajang yg masih duduk di atas punggung kuda nya itu.
Dua orang segera menghadapi lurah prajurit itu dan yg dua lagi pun langsung menyerang teman nya.
Pecah lah pertempuran di tempat itu menjadi dua lingkaran pertarungan.
Dua orang prajurit Pajang di keroyok oleh empat orang lelaki sangar dan berwajah keras.
Senjata-senjata mereka pun segera bertemu dan berusaha untuk menjatuhkan kedua orang prajurit pajang itu yg memang cukup baik nya bertahan di atas punggung kuda nya.
Senjata pedang yg ada di tangan kedua prajurit pajang ini bergerak kesana kemari guna menangkis serangan yg datang.
Mereka pun beberapa kali mempergunakan kelebihan nya dalam hal mengendarai kuda, yg dapat dengan mudah nya bergerak, baik menghindar maupun menyerang.
Hal tersebut memang tidak menguntungkan bagi ke empat orang pengeroyok nya ini.
Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama.
Setelah ke empat orang yg menghadang ini di perintahkan oleh pemimpin nya itu untuk melumpuhkan kuda tunggangan kedua orang prajurit pajang itu.
" Heahhh !"
" Crasshhh !"
" Heiikkh !"
Salah satu kuda tunggangan itu pun roboh jatuh terguling karena terkena tebasan oleh para penghadang pada bagian kaki belakang nya, membuat salah seorang prajurit pun harus ikut terjatuh pula.
" Cepat habisi orang itu !" seru pemimpin penghadang ini kepada kedua orang anak buah nya.
Dan kedua nya pun bergerak cepat sambil melayangkan senjata mereka ke arah prajurit pengawal yg terjatuh tersebut.
Mati-matian ia berusaha menangkis dan bergulingan guna terlepas dari serangan pengeroyok nya ini.
Meskipun agak susah payah , prajurit pengawal itu pun berhasil bangkit berdiri sambil tetap berusaha untuk menjauhi kedua lawan nya itu.
Namun dua orang yg menjadi lawan nya ini tidak membiarkan nya lepas begitu saja.
Dengan sebuah gerakan yg sangat cepat kedua nya terus memburu nya hingga,
" Crashhh "
" Aaakhh !"
Terdengar satu jeritan tertahan yg keluar dari mulut prajurit pengawal itu sambil memegangi pundak bagian kiri nya.
Ternyata senjata lawan berhasil mampir di bagian pundak nya hingga membuat nya nampak meringis menahan rasa sakit, darah pun keluar cukup deras dari bekas luka memanjang yg ada di pundak nya ini.
Sementara senjata lawan seolah tidak peduli dengan apa yg telah di alami oleh prajurit pengawal itu, dua buah senjata terus saja memburu nya hingga,.
Crassshh !
Aaakhh !
Satu senjata yg lain pun mendarat di bagian bawah perut prajurit pengawal tersebut dan membuat luka yg memanjang hingga merobek kan pakaian nya.
Prajurit pengawal ini mulai limbung , tubuh nya bergetar hebat baru kemudian ambruk di atas tanah.
Adiii !
Terdengar teriakan dari pemimpin prajurit pengawal ini yg melihat teman nya itu jatuh terjerembab di atas tanah.
Ia pun langsung mengarahkan kuda nya ke tempat tersebut, namun tidak berhasil menolong teman nya itu.
Malah Lurah prajurit ini mendapatkan serangan yg ganas dari ke empat orang yg menjadi bersatu mengeroyok nya itu.
Keadaan benar-benar tidak menguntungkan bagi rombongan kereta kuda ini.
Lurah prajurit pajang itu pun memberikan sebuah isyarat kepada sang kusir untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Sang kusir pun tanggap, ia segera menarik kekang nya dan melajukan kereta kuda yg di bawa nya itu guna menjauhi tempat tersebut.
Akan tetapi,orang memimpin penghadangan kereta kuda ini tidak membiarkan begitu saja kereta itu pergi berlalu begitu saja , ia dengan kemampuan nya pun langsung mengejar nya.
" Hehh !, jangan lari, kau tidak bisa pergi bergitu saja , hufhh !".
Dengan ilmu peringan tubuh nya, pemimpin yg bertampang sangar ini pun berhasil menyusul kereta kuda yg bergerak melaju meninggalkan tempat itu.
Ia berhasil mendekati sang kusir dan langsung menebaskan senjata nya ke arah tangan sang kusir.
" Heahhh !"
" Crasshhh !"
" Aaakhhh !"
Kusir kereta itu menjerit keras sekali setelah lengan tangan kanan nya tertebas senjata lawan hingga jadi putus.
Kereta kuda itu pun berhenti mendadak secara seketika.
" Hehh !, itu lah akibat berani melawan ku "
Seru orang yg bertampang sangar ini dengan begitu geram nya.
Ia pun menarik tali kekang kereta itu dan mengarahkan nya kembali lagi pada tempat nya semula.
Sedangkan pada saat yg bersamaan , Lurah prajurit pengawal itu semakin terdesak saja , ia harus melawan empat orang yg memang memiliki kemampuan tidak rendah dalam hal ilmu silat nya.
Lurah prajurit ini tetap berada di atas punggung kuda nya meskipun tubuh nya sudah banyak menderita luka akibat sabetan juga tusukan dari senjata musuh , mata nya mulai nanar memandangi ke empat orang lawan nya itu.
Akan tetapi ia tetap berusaha untuk melawan.
Patut di acungi jempol kegigihan dan keberanian prajurit pajang ini, ia sedikit pun tidak gentar atau pun mau menyerah kepada para pengeroyok nya ini, dengan sisa -sisa tenaga nya ia terus saja melawan.
jalan menuju menjadi prajurit...
pasti jadi prajurit mataram
walaupun autornya banyak karya yg lain minimal jangan terlalu lamalah updatenye.
selebihnya saya ucapkan semangat berkarya.