NovelToon NovelToon
Boss Kekasih Adikku

Boss Kekasih Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:12.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhi Nita

Valeria bahagia ketika sang adik, Cantika diterima sebagai sekertaris di sebuah perusahaan. Setelah 3 bulan bekerja, Cantika menjalin hubungan dengan pimpinannya.

Ketika Cantika mengenalkan sang pimpinan kepada Valeria, dia terkejut karena pria itu adalah Surya, orang yang dulu pernah menjalin cinta dengannya sewaktu SMU, bahkan pernah merenggut keperawanannya.

Apakah yang Valeria lakukan selanjutnya? Apa yang akan terjadi pada mereka? Apakah hubungan mereka akan berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 28

Sore itu setelah mengantar Denis ke rumah, di tengah jalan Surya mengirim pesan padaku.

Si Jahat

[Kamu jalan dengan siapa lagi?]

Kuabaikan isi pesannya, rasanya sungguh kesal ditanya seperti itu. Apa ga boleh berteman dengan cowok, tetapi rasa kesal kuurungkan agar tidak meledak emosiku. Sedangkan dia tidak berstatus apa-apa denganku. Meski aku tahu hatinya padaku.

Sampai di rumah, seperti biasa aku melepas penat dengan ngobrol sama papa dan mama. Ketika itu, gawaiku berdering, ternyata telepon dari Bu Magda.

"Halo Bu Magda," sambutku.

"Halo, Valeria, bisakah minggu depan kamu terbang ke Jerman? Saya membutuhkan bantuan darimu, sepertinya masalah perusahaan ini hanya kamu yang bisa atasi, sebentar saja barang sebulan. Nanti jika sudah clear kamu boleh kembali melanjutkan pekerjaan di Jakarta."

Namanya pemilik perusahaan, enak sekali menyuruh bolak-balik seperti dalam kota saja, tapi konsistensi pada pekerjaan tetap kulaksanakan meski melelahkan.

"Baik, Bu. Minggu depan akan saya persiapkan untuk ke sana," ujarku.

***

Waktu terasa cepat sekali berlalu, tiba juga hari dimana aku harus berangkat ke Jerman. Aku berpamitan pada papa dan mama. Mereka mengantarku ke bandara.

"Paling cuma sebulan Val di sana, Ma," kataku pada mama setelah mencium tangannya.

"Ya, hati-hati, Val."

Aku mengangguk dan segera mencium tangan papa, lalu masuk ke gate tujuanku.

Pesawat terbang tanpa delay. Penerbangan transit lancar. Sesampainya di apartemen, kuletakkan semua barang bawaanku, sedikit karena aku hanya sebentar di sini. Bu Magda telah mengetahui kedatanganku. Dua hari lagi aku ke kantor.

Aku menelpon Lia, dia langsung mengangkatnya.

"Lia, aku sampai di apartemen lagi. Eh, kamu lagi sibuk ga?" tanyaku dengan bersemangat.

"Hai Val, ya ampun aku kangen banget... Nanti aku tidur di apartemen kamu aja ya?"

"Iya, baru aku mau bilang gitu. Kan besok libur, kita bisa ngobrol. Ih, aku ga sabar cerita banyaak sama kamu."

Aku melepas kaus kaki sambil menelponnya.

"Baik, nanti aku ke situ ya," ujar Lia.

"Oke, aku tunggu ya."

Sesudah menutup telepon, aku mulai menata baju-bajuku di lemari. Membersihkan lantai dan kamar mandi. Kulihat semua telah bersih.

Tok... tok... tok...

Terdengar suara pintu diketuk, itu pasti Lia. Kubuka pintu dan Lia sudah berada di depanku, kami saling berpelukan.

"Yuk, masuk. Aku lagi bikin mie, kamu mau ga?"

"Ga ah, aku udah kenyang."

"Ya udah, masuk dulu. Tungguin ya?"

Setelah beberapa saat kubawa semangkuk mie ke meja dekat sofa. Aku makan sambil bercerita apa yang kualami di Jakarta.

Lia membelalak, "Surya mencintaimu?"

Aku mengangguk sambil minum segelas air putih karena kepedasan.

"Lalu, kamu gimana, Val? Kamu masih membencinya??" kejar Lia.

Aku mengendikkan bahu, Lia menghela nafas, lalu mendekat dan menatap mataku dengan menyipitkan matanya.

"Apaan sih," ujarku menghindari tatapannya.

"Kamu mencintainya kan?"

Kali ini dia mendorong lenganku.

Aku mengalihkan pembicaraan, tetapi dia tetap saja ngeyel.

"Ah, ngaku aja, aku tau kalau kamu masih mencintainya. Kelihatan lho dari mata kamu."

"Udah ah, tidur yuk. Aku ngantuk nih."

Lia mendengus karena merasa tidak digubris, tetapi akhirnya dia terlelap juga. Sekejap saja dia telah tidur, suara dengkurannya begitu keras hingga aku tidak bisa tidur.

Mataku menerawang ke langit-langit apartemen, iya memang aku mencintainya, tetapi tidak ada seorang pun yang pernah mendengar dari mulutku sendiri. Bahkan Surya sekalipun, ini hanya karena aku menjaga perasaan adikku, apa jadinya kalau dia tahu? Bakal pecah keluargaku.

***

Kami bangun kesiangan, tetapi karena hari itu libur, maka santai saja. Lia mengajakku belanja setelah mandi.

Akhirnya kami belanja keperluan dapur. Aku dan Lia sama, ga terlalu suka belanja make up, tapi soal makan jagonya, untung badan kami termasuk golongan susah melar. Jadinya ga perlu kuatir jika makanan banyak masuk ke perut.

Setelah sore, Lia pamit pulang kembali ke apartemennya. Besok kami udah masuk kerja kembali.

Keesokan harinya aku kembali ke kantor lama, mengerjakan tugas yang diberikan Bu Magda.

"Urusan dengan perusahaan mitra lancar kan, Val?" tanya Bu Magda sambil menyusun kertas yang keluar dari printer.

"Lancar, Bu."

"Oh ya, besok Pak Wira Samudra pemilik perusahaan Samudra Jaya akan ke sini. Dia bersama keluarganya akan berkunjung."

Deg!

Kata-kata Bu Magda sukses membangunkan jantungku yang tenang dari tadi. Pemilik perusahaan Samudra Jaya berarti ayahnya Surya!

"Mereka tiba dari Jakarta besok. Kemungkinan lusa mereka akan datang. Mereka akan check-in di hotel sebelah kantor ini, hotelnya bagus. Mereka pasti puas," ujarnya masih sambil membenahi urutan laporan yang sedang diprint.

"Kalau boleh tahu, urusan apa ya mereka ke sini, Bu?"

Aku membantunya menata map yang telah dimasuki file-file laporan.

"Mereka itu hanya berlibur, Pak Wira adalah sahabat saya, jadi dia selalu menghubungi saya kalau datang ke sini."

"Mereka datang sekeluarga? Dengan anaknya juga, Bu?"

"Iya," jawabnya berhasil membuatku lemas.

"Oh ya Val, nama istri Pak Wira itu Bu Anggraini," tambah Bu Magda.

Dahiku mengernyit, kenapa bisa sama dengan nama belakangku?

"Besok jika mereka datang, kita sambut dengan baik ya, Val. Lagian, mereka juga termasuk partner kerja kita."

Lanjutnya, "Kalau anaknya, kamu pasti udah sering ketemu dalam kerjasama perusahaan, kan? Surya itu. Heran, kenapa dia belum menikah juga, eh sama seperti kamu, Val. Kenapa kalian ga mencoba berkenalan untuk saling membuka hati?" Bu Magda mengedipkan sebelah mata padaku.

Aku hanya tersenyum menanggapinya, lalu meletakkan map-map di tempatnya kembali, menata hati ini tak semudah menata map-map itu.

*********

Gimana readers cerita ini, bikin baper atau bikin gimana? Hehhehe... Maaf sebagian kemarin ini nulisnya pas malem ngantuk-ngantuk tapi tetep berusaha menyelesaikan setiap bab untuk kalian, semoga suka ya... Dukungan via like, comment atau kritik yang membangun, rate 5 dan vote adalah sesuatu yang membakar semangat penulis. Makasih readers yang udah mampir baca cerita saya ya...

Oh ya, ini visual si Cantika, imut yah

1
Bunny Kokie
Aku udah baca, entah yg keberapa...
Julia Juliawati
mampir
ayu cantik
suka
Lisna Wati
bagus ceritanya
Eemlaspanohan Ohan
kasian Denis
fiyol jelek
suka
chayra77
dggfjj
Nenie Chusniyah
luar biasa
💞DARRA💞💖
Luar biasa
christina paya wan
sampai bab ini jln ceritanya masih stuck di serapan,berangkat kerja,pulang kerja,berehat mlm..
Lis Mika
hebat karyamu
Lis Mika
hebat.Ceritanya juga oke
muli ana
suka ceritanya, bagus, alur cerita gampang di mengerti
Kacong Kacung
Kecewa
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
astaga cantikaaaaa....
Anisah
Luar biasa
Christy Ling
bagus
Anita 123
eapq
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
cerita nya kok jadi bertele-tele ya malah jadi greget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!