21th+ bijaklah memilih bacaan
Selama dua tahun pernikahan, Rose hanya dijadikan sebagai bank darah untuk Mia Winters oleh suaminya sendiri, Alexander Preston. Selama itu juga bisa dihitung berapa kali Alex tinggal di rumah mereka. Alex hanya mendatangi atau menghubungi Rose jika Mia membutuhkan donor darah.
Rose tidak pernah dianggap sebagai istri, ipar, ataupun menantu oleh Alex dan keluarganya. Bahkan teman-temannya hanya tahu bahwa Alex sudah menikah tapi tidak ada yang pernah melihat istri Alex. Semua orang tahu bahwa satu-satunya wanita yang dekat dengan Alex hanya Mia.
Sudah tidak tahan lagi, Rose meminta cerai, Alex menyetujuinya dengan syarat, setelahnya Rose menghilang tanpa jejak.
Tiga bulan berlalu, Alex dan Rose dipertemukan lagi dalam suatu acara, Alex terkejut karena mantan istrinya itu bergandengan mesra dengan laki-laki lain. Orang itu adalah pewaris Hawkins Group, Sky Hawkins. Semudah itukah Rose berpaling dari Alex?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Aiden Menyukai Rose
Setelah dari Hazel's Table, Alex memutuskan pulang, alih-alih kembali ke kantor, apalagi pakaian sudah tidak berbentuk.
Sepanjang perjalanan pulang dari Hazel's Table, suasana sangat canggung di dalam mobil.
Ronald tidak berani menanyakan apapun melihat wajah dingin dan gelap Alex.
Alex sendiri merasa bingung dan kesal. Dia merasa kesal karena hasratnya tidak tersalurkan dengan baik, dia merasa kesal karena gangguan Sky dan manager yang datang terlalu cepat, dia juga cemburu melihat Rose memilih pergi dengan Sky bahkan menggandengnya.
Tapi saat Alex mengingat-ingat apa yang terjadi antara dirinya dan Rose tadi, barangnya yang tadi sudah sempat tertidur pun kembali bangkit.
"Sial! Kenapa kau jadi mesum seperti ini?! Aku tidak pernah merasa seperti ini pada wanita manapun, hanya pada Rose. Tapi kenapa juga aku baru merasakannya setelah kami bercerai?!", pikir Alex.
Sepulangnya ke rumah, Alex langsung masuk ke kamarnya bersama Rose dan merebahkan dirinya ke atas ranjang.
Alex kembali membayangkan Rose, dia tidak rela jika ada orang lain yang melihat Rose dalam keadaan seperti tadi.
Alex merasa hanya dia yang berhak melihatnya.
Alex merasa kalau Rose pun belum benar-benar melupakannya, mengingat perlawanan Rose sangat lemah terhadapnya, bahkan Rose pada akhirnya juga membalas ciumannya, Rose bahkan mendesah karena sentuhannya.
Malam itu, lagi-lagi Alex bermimpi indah tentang dirinya dan Rose.
Malam itu, cerita tentang Alex dan Rose menyebar di kalangan sahabat Rose.
Hal ini gara-gara Sky menceritakannya pada Olivia. Olivia langsung bergosip dengan Aiden dan Chloe.
Aiden merasa tidak terima dan yakin pasti Alex yang memaksa Rose. Dia merasa yakin bahwa Alex pasti menyesal setelah melepaskan Rose.
Aiden tidak akan membiarkan Rose kembali pada Alex, cukup sekali Aiden melepaskan Rose untuk mengejar cintanya.
Dulu Aiden pikir asalkan Rose dan Alex saling mencintai, dia akan bisa melepaskan Rose dengan ikhlas. Tapi kenyataannya hubungan pernikahan mereka kandas dengan Rose lah yang terluka.
Aiden tidak terima itu.
Kali ini, Aiden bersungguh-sungguh akan mengejar Rose dan tidak akan membiarkan ada laki-laki lain masuk ke dalam kehidupan Rose lagi.
Aiden tidak akan membiarkan ada Alex ataupun pria lainnya di antara dia dan Rose.
Aiden sudah menyukai Rose sejak lama, tapi Rose hanya menganggapnya sama seperti saudara laki-laki Rose lainnya.
Tapi Aiden sangat yakin kali ini dia pasti bisa berhasil mendapatkan Rose, apalagi Rose dalam kondisi patah hati karena Alex.
"Bukankah katanya obat manjur untuk patah hati adalah cinta yang baru?", pikir Aiden.
Malam itu, dentuman musik bass dan kilauan lampu warna-warni di Vortex Nightclub seolah menelan keempat sahabat yang baru saja tiba.
Rose dengan gaun merah menyalanya, Olivia yang anggun dalam balutan satin hitam, Aiden yang penuh semangat dengan kemeja oversize bunga-bunga, dan Chloe yang tampak lebih kalem dengan blus birunya, segera larut dalam atmosfer malam.
Gelak tawa dan obrolan ringan bercampur dengan aroma alkohol yang menyesakkan.
Beberapa gelas cocktail dan shot tequila tandas sudah, mengiringi candaan dan permainan kartu sederhana di sofa sudut yang mereka tempati.
Namun, seiring waktu berjalan, raut wajah Aiden semakin keruh. Aiden mulai mengumpat dan mengutuk Alex yang sudah menyia-nyiakan Rose.
Rupanya Aiden sudah sangat mabuk.
Rose yang sedari tadi mengawasi, menatap khawatir pada Aiden yang sudah benar-benar kehilangan kendali.
Rose memegang tangan Chloe dan memintanya mengantarkan Aiden pulang.
Rose:"Chloe, sepertinya Aiden sudah terlalu banyak minum. Bisa tolong kau antarkan dia pulang? Aku akan pastikan Olivia sampai rumah dengan selamat."
Chloe mengangguk setuju.
Dengan sabar, Chloe memapah tubuh Aiden yang limbung, membimbingnya keluar dari hiruk pikuk klub malam.
Rose melambaikan tangan singkat saat keduanya menghilang di balik kerumunan.