NovelToon NovelToon
Loh,Kok Bisa-bisanya Kamu Naksir Aku?

Loh,Kok Bisa-bisanya Kamu Naksir Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"

Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.

Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.

Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.

Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.

Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:

Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?



~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan

"Kita makan sushi di sana saja yuk..."

Nathan menunjuk restoran shusi,tidak terlalu jauh dari MG.

Langkah mereka tenang,tidak terlalu buru-buru.Hanya Mayra saja yang masih nampak kesal.

Aroma nasi hangat dan rumput laut langsung menyambut saat mereka menggeser pintu kayu.Meja kayu gelap berjajar rapi, permukaannya licin karena sering dibersihkan. Di sudut ruangan, etalase kaca memamerkan irisan ikan segar yang tersusun presisi, warnanya tenang—merah tua, oranye pucat, putih mutiara.

"Kita duduk di sana saja,lebih nyaman".Nathan sambil berjalan memimpin.Mayra dan Axel mengikuti.

Seorang koki berdiri di balik counter, pisau panjangnya bergerak pelan namun pasti. Setiap potongan jatuh tepat di tempatnya, tanpa suara berlebihan. Hanya denting halus bilah pisau menyentuh talenan yang terdengar sesekali.

“Jangan bengong.” Nathan menyodorkan buku menu pada Axel."Pilih saja..."

Axel menatap sampul menu itu sebentar, lalu membukanya.

Detik pertama… wajahnya biasa saja.

Detik kedua… alisnya naik tipis.

Detik ketiga… ia berhenti membalik halaman.

“…Nathan,” katanya pelan.

“Hm?”

Axel menunjuk satu baris di menu. “Ini salah cetak?”

Nathan melirik sekilas. “Yang mana?”

“Salmon nigiri delapan potong,” Axel membaca pelan, seolah berharap angka itu berubah. “Tiga ratus delapan puluh ribu?”

Nathan mengangguk. “Normal.”

Axel mengangkat wajahnya. “Normal? Harganya jauh dari budgeting MG”

Nathan terkekeh. “Jelas beda dong”

Axel membalik halaman lain. Matanya menyapu cepat—lalu berhenti lagi.

“Otoro set… enam ratus lima puluh ribu,itu satu porsi?”

“Iya,” jawab Nathan ringan. “Kalau mau lebih kenyang, pesan dua.”

Axel menutup menu itu setengah, menatap Nathan datar.“Kamu mau aku makan atau mau aku bangkrut?”

Nathan tertawa kecil, mengambil kembali menu itu lalu membukanya lebar-lebar. “Santai. Ini traktiran.”

Axel mengerjap. “Traktiran?”

Nathan mengangguk. “Anggap saja hadiah selamat datang ke dunia trainee.”

Axel masih terlihat ragu, lalu melirik bagian dessert.

“…Strawberry ice cream,” katanya. “Seratus dua puluh ribu?”

Nathan mencondongkan badan. “Yang itu enak.”

“Itu es krim,” Axel menekankan. “Bukan emas.”

Nathan menyeringai. “Strawberry-nya impor. Susunya beda. Dan… ya, tempatnya begini.”

Axel menutup menu pelan, menghembuskan napas. “Kalau aku tahu dari tadi, aku makan dulu di rumah.”

Nathan mengangkat tangan memanggil pelayan. “Tiga otoro set. Tiga salmon nigiri. Tiga es krim strawberry.”

Axel refleks menoleh. “Tiga?”

Nathan meliriknya sambil tersenyum. “Sudah jangan pikirin harganya”

Pelayan mencatat tanpa ekspresi, lalu pergi.

Axel bersandar ke kursi, menatap meja kayu gelap di depannya.Sedang Mayra menyilangkan tangan di dada masih saja masam.

“Restoran ini kayaknya bukan tempat orang biasa.”

Axel menatap sekeliling—ke wajah-wajah tenang, pakaian mahal tanpa logo, aura orang-orang yang tidak perlu membuktikan apa pun.

“Emang bukan,” Jawab Nathan pelan. “Makanya cocok buat kamu.”

Axel menoleh. “Kenapa?”

Nathan tersenyum kecil. “Nanti juga kamu ngerti.”

Axel tidak bertanya lagi.Melirik Mayra yang masih diam dengan ekspresi cemberut.'Ayah benar,kalau mau berpacaran harus punya pekerjaan dan menghasilkan uang. Biar bisa biayain diri sendiri dan pacar. Aku akan berusaha,untuk Mayra.Aku harus biayain apapun kebutuhan Mayra.'

Untuk pertama kalinya, harga di menu itu terasa seperti pertanda bagi Axel,bahwa hidup yang sedang ia masuki…memang tidak murah.

***

Axel,Mayra dan Nathan masih duduk menghadap meja, sumpitnya berhenti sesaat di udara.

Di kursi sebelahnya, seorang pria paruh baya bersetelan rapi meletakkan cangkir tehnya perlahan. Gerakannya tenang, seperti seseorang yang sudah terlalu lama berada di balik layar untuk terburu-buru.

Axel kembali menyuap makanannya.

Namun tatapan pria itu belum berpindah.

Ia tidak menatap wajah Axel secara terang-terangan. Pandangannya lebih sering jatuh pada pantulan di kaca etalase, pada bayangan yang bergerak samar saat Axel menunduk, saat bahunya bergeser, saat ia berdiri sebentar untuk meraih tisu.

Pria itu mengangguk kecil.Sekali.Lalu sekali lagi.

Seolah memastikan sesuatu yang sudah lama ia kenal.

Axel merasakan udara di sekitarnya berubah. Bukan tidak nyaman—lebih seperti sedang diperhatikan oleh mata yang tahu apa yang dicari.'seperti ada yang perhatiin aku'

Pria itu akhirnya berbicara pada koki di depannya, menyebutkan pesanan dengan nada santai. Tapi matanya tetap sesekali melirik ke samping, ke arah Axel.

Saat Axel menyuapkan salmon pada Mayra, pria itu berhenti mengangguk.Ia tersenyum tipis—senyum seseorang yang baru saja menemukan jawaban.

Ketika Axel tertawa bersama Mayra dan Nathan, suara pria itu terdengar pelan, nyaris tenggelam oleh denting piring.

“Menarik…”

Axel tidak menoleh.Ia tidak tahu bahwa di kursi itu, seseorang baru saja melihat lebih dari sekadar trainee.

Dan keputusan yang akan mengubah segalanya…

baru saja mulai terbentuk.

***

Zen duduk di markas,sebatang rokok terselip di jarinya.Matanya masih menerawang,bayangan Mayra yang ia rindukan.'Sudah lama aku tidak melihatnya,rasanya sesak.Apa sesak ini yang di sebut kangen oleh orang-orang?'

Juan mendekati Zen."Anu ...Jendral!"

Zen menoleh,"Apa?"

"Genk Dragon sudah tidak bisa kita diamkan.Dia semakin menjadi-jadi. Kemarin ada anak sekolah kita yang mereka palak habis-habisan. Rambutnya di cukur sebelah,dan keningnya di coret pakai spidol permanen." Juan bicara tanpa jeda.

"Benar Jendral,mereka sudah meremehkan sekolah kita. Itu tidak bisa di biarkan." Roky ikut menimpali.

Zen melempar puntung rokoknya."Jadi,sudah sejauh itu gerakan mereka."

"Iya,Jendral.Mereka juga berniat merampas markas kita ini."

"Berani-beraninya! Mengusik ketenangan Genk Zenith!"

"Besok kita datangi dia,kasih dia pelajaran.Aku sudah lama tidak menanggalkan gigi orang!"

Arya berteriak "Akhirnya Jendral kita kembali!"

"Iya,Jendral kita kembali."

"Hidup Jendral Zen!"

"Demi Genk Zenith"

"Hidup Genk Zenith"

Tak lama,muncul seorang cowok masih memakai seragam sekolah.Sekolah yang sama dengan Zen dan tiga kawannya.

Ia mendekat tergesa.

“Jendral,” katanya. “Ada masalah.”

Zen tidak langsung menoleh. “Masalah apa?”

“Genk Dragon.”

Zen diam,mengamati.

“Mereka malak anak SMA” lanjut anak buah itu. “Sekolah wilayah kita.”

Zen akhirnya menoleh. “Siapa lagi korbannya?”

“Cowok kelas dua. Tasnya diambil. Dipukul.”

Zen mendecak pelan. “Dragon makin berani.”

Ia mengulurkan tangan. “Ponsel.”

Anak buah itu menyerahkan layar yang masih terbuka. Foto seragam robek terpampang jelas.

“Ini kejadian kapan?” tanya Zen.

“Baru pagi tadi.”

Zen tertawa pendek. “Pagi? Berarti mereka pikir sekarang ini aman.”

Roky menyela, “Mau kita biarin, Jendral?”

Zen melirik tajam. “Kita bukan geng sampah.”

Ruangan langsung hening.

“Kalau mereka berani sentuh sekolah,” Zen melanjutkan pelan, “besok mereka sentuh apa lagi? Markas?”

Juan menelan ludah. “Kasih kami perintah,Jendral”

Zen menekuk jari jemarinya,hingga terdengar bunyi "Kretek!"

Lalu berkata dengan suara penuh penekanan.

“Kirim pesan ke Dragon.”

“Isinya apa?”

Zen tersenyum tipis. “Satu kata.”

“Apa?”

Zen melangkah menuju pintu. “Perang.”

“Sekarang?”

Zen berhenti, menoleh setengah bahu. “Malam ini.”

Zen…tidak pernah mundur saat harga dirinya diinjak.

*

*

*

~Salam hangat dari Penulis🤍

1
Yayang Risa Cinta Abadi
Mayra pasti alasan Axel tidak mau pacaran sama kamu walau Axel mencintai kamu karena Axel belum bekerja, apalagi Axel itu cowok jadi tanggung jawabnya lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup istrinya kelak
Risa Yayang Couple Selamanya
Vero sikap kamu yang suka menyendiri membuat para cewek kagum sama kamu
Risa Yayang Couple Selamanya
Yoona kamu merayu Axel tapi Axel ngga mempan rayuan kamu
Risa Yayang Couple Selamanya
Wah alasan Mayra mencintai Axel karena Axel mudah belajar apa saja
Risa Yayang Couple Selamanya
Yoona menyuruh Mayra keluar dari agensi jika Mayta menentang aturan Yoona
Risa Yayang Couple Selamanya
Ternyata saat latihan koreografi Mayra dan Axel terpisah karena kelompok A putra dan kelompok A putri
Risa Yayang Couple Selamanya
Jadi Nathan meminta izin kepada kepala sekolah untuk Axel dan Mayra untuk masa trainee di agensi
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra memang bukan tipe orang yang pendiam, berbeda dengan Axel yang sikapnya pendiam dan tidak banyak omong
Risa Yayang Couple Selamanya
Wah Axel dan Mayra kalian ngga sedang akting di depan kamera tapi fotografer menyukai mereka berdua
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra cemburu sama Yoona padahal Axel hanya mencintai kamu saja Mayra
Risa Yayang Couple Selamanya
Vero apa tulus berteman dengan Axel atau berniat jahat ke Axel
Risa Yayang Couple Selamanya
Wah Axel sekarang resmi berpacaran dengan Mayra
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra kamu langsung menerima tawaran menjadi model tanpa meminta izin dulu kepada orang tuamu
Risa Yayang Couple Selamanya
Profesor Elric menamai Nathan dan memganggap Nathan anaknya
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra kamu tahu ngga arti perkataan Axel yang mengatakan dada amu hangat kalau bersama kamu
Risa Yayang Couple Selamanya
Wah Mayra sedang malu tuh Axel makanya pipinya seperti strawberry kesukaan kamu
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra ada ada saja masa mau mengembalikan buku Axel tapi dengan syarat Axel mau jalan jalan berdua dengan Mayra
Risa Yayang Couple Selamanya
Axel kamu sedang cemburu melihat Zen yang mendekati Mayra
Risa Yayang Couple Selamanya
Mayra lucu masa memberi panggilan Nathan bedebah
Risa Yayang Couple Selamanya
Zen tetap menatap Mayra karena terpesona sama dia, padahal bibirnya Zen sudah di pukul oleh Nathan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!