NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: tamat
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak mau kalah

"Anjani, mana sarapan untukku?" tanya Aryan pagi ini.

Anjani menoleh ke sumber suara. Tiba-tiba, dia teringat kembali dengan kejadian tadi malam.

Aryan menciumnya. Dan, hal itu membuat Anjani merasa sangat kesal. Kenapa Aryan tiba-tiba berhasrat kepadanya saat perceraian mereka sudah diujung tanduk? Apa Aryan merasa rugi jika menceraikan Anjani dalam keadaan masih perawan?

Ah, bisa jadi. Mengingat pria itu menjanjikan separuh hartanya sebagai kompensasi.

"Anjani, aku sedang bicara," tegur Aryan saat Anjani malah terlihat melamun.

Perempuan itu pun tersentak dari lamunannya. Dia menggeleng kemudian menatap Aryan dengan penuh aura permusuhan.

"Kamu mau sarapan juga?" tanya Anjani.

"Tentu saja," angguk Aryan bersemangat.

Sudah sangat lama dia tak merasakan masakan Anjani. Rasanya sangat rindu.

"Masak sendiri di dapur. Bahannya ada didalam kulkas," timpal Anjani.

Mata Aryan langsung melotot. Dia duduk di kursi yang berdampingan dengan Anjani lalu menatap tampang masa bodoh perempuan itu dengan ekspresi tak percaya.

"Kamu tahu kalau aku punya masalah perut, kan? Lalu, kenapa kamu nggak memasak apapun untukku? Kamu tega membiarkan aku kelaparan dan akhirnya jatuh sakit?"

Anjani menoleh dengan malas. "Minta Luna yang mengurusmu. Jangan aku. Aku sudah pensiun," sahutnya.

Aryan menghela napas dengan kasar. Anjani benar-benar menguji kesabarannya.

"Lalu, apa gunanya aku menafkahimu selama ini, hah?"

"Kartu kredit yang kamu berikan sudah nggak pernah aku pakai," jawab Anjani.

Dia terus menikmati makanannya tanpa merasa tertekan dengan keberadaan Aryan didekatnya.

"Kenapa nggak dipakai? Kamu masih istriku. Kamu masih berhak menikmati semua fasilitas dan uang yang aku miliki."

"Aku tahu. Tapi, aku sedang tidak mau."

Aryan benar-benar tak habis pikir dengan isi kepala Anjani. Istrinya itu memang jarang berbelanja untuk kebutuhan diri sendiri. Saat menyadari semua itu, Aryan tiba-tiba merasa bersalah.

Selama ini, mungkin dia tak pernah peduli dengan Anjani. Selama ini, dia membiarkan istrinya terlantar sementara dirinya sendiri sibuk memanjakan selingkuhan diluar sana.

"Anjani, aku benar-benar lapar," ucap Aryan kemudian.

Perutnya bahkan sudah berbunyi.

"Sudah kubilang, masak sendiri," sungut Anjani kesal.

Tanpa diduga, Aryan tiba-tiba merebut nasi goreng milik Anjani. Lelaki itu melahap sarapan sang istri dengan terburu-buru hingga benar-benar habis.

"Aryan!!" pekik Anjani kesal.

"Nasi gorengnya enak. Terimakasih," ucap Aryan yang terlihat puas dengan makanan hasil curiannya.

"Dasar pencuri!!" teriak Anjani.

"Aku mengambil makanan istriku sendiri. Mana bisa disebut pencuri."

"Kita sebentar lagi akan bercerai. Jadi..."

Ucapan Anjani terpotong saat Aryan mengangkat kursi yang sedang ia duduki hingga posisi mereka kini saling berhadap-hadapan.

Wajah Aryan terlihat sangat dekat. Tatapan keduanya sama-sama terkunci.

"Bisa tidak, jangan sebut soal perceraian terus?" tanya Aryan dengan nada yang terdengar serius.

"Itu kenyataan yang harus kita hadapi. Jadi..."

Ucapan Anjani kembali tertelan ketika Aryan tiba-tiba mencium bibirnya. Anjani berontak. Dia berusaha melepaskan diri namun Aryan menahan tengkuk dan pinggangnya dengan sangat kuat.

"Kak Aryan..." lirih Luna dengan mata berkaca-kaca.

Ciuman itu terlepas. Aryan dan Anjani menoleh secara bersamaan. Aryan pun reflek menjauhkan diri dari Anjani.

"Lu-Luna..." Wajah Aryan yang terlihat pucat. Dia tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba mencium Anjani. Otaknya sempat kosong saat momen itu terjadi.

Tatapan Luna nyalang ke arah Anjani. Dia pun mendekat dengan penuh emosi. Kemudian, satu tamparan tiba-tiba ia berikan kepada Anjani yang tentu saja tidak siap dengan serangan tersebut.

Plak!

"Dasar perempuan j@lang! Beraninya kamu menggoda Kak Aryan," desis Luna marah.

Plak!

Tanpa pikir panjang, Anjani balas menampar Luna. Putri haram Ayahnya itu pun terlihat semakin emosi.

Luna mengangkat tangannya untuk menampar Anjani lagi. Namun, Anjani berhasil menepisnya lalu membalas dengan tamparan yang jauh lebih keras.

Akibat tamparan itu, Luna sampai jatuh terduduk di lantai.

"Luna..." seru Aryan kaget. Dia segera membantu Luna untuk berdiri. "Kamu nggak apa-apa?" tanyanya.

"Sakit, Kak. Perempuan j@lang itu tega menamparku," tukas Luna menangis.

"Anjani..."

"Apa?!" potong Anjani cepat. Dia tak mau dimarahi karena sesuatu yang bukan salahnya. "Dia duluan yang cari gara-gara," lanjutnya.

"Tapi, kamu nggak seharusnya menampar dia sekeras tadi," ujar Aryan memberi pembelaan untuk Luna.

"Memangnya, kenapa kalau aku menamparnya dengan keras, hah? Kamu tidak terima? Ingin balas dendam? Iya?"

Lelaki itu terlihat sangat geram dengan ucapan Anjani. Dia tak bermaksud menantang. Aryan hanya mencoba untuk meredam pertengkaran diantara kedua wanita itu.

"Kak, pipiku sakit sekali," keluh Luna sambil memegangi pipinya.

"Ayo, kita ke rumah sakit!" ajak Aryan.

Luna pun mengangguk. "Kak, sepertinya kakiku juga terkilir. Aku tidak bisa jalan," lanjutnya mengeluh dengan nada manja.

Aryan mengembuskan napas panjang. Dia langsung menggendong Luna tanpa berpikir terlalu lama.

Diam-diam, Luna tersenyum sinis ke arah Anjani saat Aryan menggendongnya keluar. Tatapannya dipenuhi dengan dendam.

Lihat saja! Luna akan membalas Anjani tanpa ampun.

***

"Jadi, kamu menampar pelakor itu sebanyak dua kali?" tanya Anushka dengan antusias.

"Ya," angguk Anjani.

Saat ini, keduanya sedang makan siang di kantin kantor. Dan, Anjani menceritakan semua kejadian tadi pagi kepada Anushka.

"Hebat!!!" puji Anushka bangga. "Ini baru sahabatku."

"Aryan itu benar-benar kurang ajar. Aku tidak terima dia melecehkan aku seperti itu," kata Anjani penuh dengan dendam saat mengingat kejadian tadi pagi dan tadi malam.

"Siapa yang dilecehkan?" celetuk seorang pria jangkung dengan setelan jas rapi yang tiba-tiba muncul entah darimana.

"Argghhh!!! Setan!" teriak Anushka reflek karena kaget.

Enzo mengangkat kedua alisnya sambil memelototi Anushka.

"Eh, Om Enzo, ternyata," ucap Anushka dengan suara yang lebih rendah sambil nyengir lebar.

"Pak Enzo," sapa Anjani.

"Kalian belum jawab pertanyaanku. Siapa yang dilecehkan?" tanya Enzo sekali lagi.

Anjani dan Anushka kompak saling pandang.

"Itu... Kucing tetangga saya, Pak Enzo," jawab Anjani mengarang.

"Oh." Enzo mengangguk.

Ia kemudian memberi kode lewat tatapan mata kepada Anushka. Yang diberi kode terlihat bingung mengartikan kode tersebut.

"Apa maksudnya?" tanya Anushka.

"Minggir!" kata Enzo.

Anushka pun bergeser sedikit. Memberi tempat duduk untuk sang Paman yang mungkin ingin ikut duduk.

Tapi, masa iya, sih? Bukankah, Enzo tidak pernah makan siang di kantin? Biasanya, pria itu selalu makan siang di kantornya dengan menu makanan yang dipesan langsung dari restoran bintang lima.

"Kok beneran duduk?" gumam Anushka saat tebakannya ternyata benar.

Sang Paman benar-benar duduk disampingnya.

"Bisa ambilkan makanan untukku?" tanya Enzo sambil menatap ke arah Anjani yang duduk tepat dihadapannya.

"Baik," angguk Anjani patuh.

Dia baru hendak berdiri ketika Enzo malah menahan tangannya.

"Bukan kamu," ujarnya. "Tapi, dia," lanjutnya seraya menoleh ke arah sang keponakan.

"Aku?" tanya Anushka memastikan.

"Ya, kamu," angguk Enzo dengan wajah serius.

"Oke. Aku ambilkan," ujar Anushka yang langsung berdiri dan segera melaksanakan perintah Pamannya.

"Makanmu sedikit sekali, Anjani," kata Enzo saat Anushka sudah pergi.

"Saya sedang mengatur porsi makan saya, Pak," jawab Anjani.

"Kenapa harus diatur?"

Anjani menjawab dengan gugup. "Supaya tidak gemuk lagi."

Enzo menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dia melipat kedua tangannya didepan dada sambil tersenyum menatap Anjani dengan kedua alis yang tampak terangkat.

"Memangnya, kenapa kalau gemuk? Selama itu perempuan yang aku cintai, jadi gemuk juga tidak masalah. Malahan, terlihat lebih menggemaskan, bukan?"

Hei, apa-apaan ini? Apa maksud perkataan itu? Tuan Enzo... Tolong jangan biarkan Anjani jadi salah paham.

1
Fenny Liang cin phing
iklan pembersih wc ini sangat menggangu hueksss coklat coklat gitu. apalagi baca sambil dinner ato lunch😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Wandi Fajar Ekoprasetyo
LBH cepat LBH baik....tunggu aja karma yg akan kalian dapat
Lienda nasution
gemes baca nya Anjani goblok bukannya sdh dikasih pinjam apartemen kok gak di tempati ceritamu loncat loncat thor
Wandi Fajar Ekoprasetyo
suka banget sama karakter Anjani.....wanita yg kuat dan ga bisa d tindas begitu aja
Deera🍀
heh dasar tdk tau sopan santun. GK tau etika. bocah gemblung emang si Luna ini 🙄🙄🙄😑😑
Deera🍀
ternyata kamu pria sejati dan jujur Enzo. 😍😍
Deera🍀
dihh dasar om om modus kang Error 🤣🤣🤣🤣
Deera🍀
hahahaha Pamanmu mulai Error dan gila KRNA cinta 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Deera🍀
gilaaa parah kamu Enzo memendam cinta begitu dlam dan lama diam² sampai tau detail tentang identitas dan hal apapun mengenai Anjani yg kamu cintai itu.. so sweet bgt sampai speechles dan syok aku.. 🤭🤭🤭😗
Deera🍀
Aku setuju jika Anjani menikah dg Enzo. pasangan cocok. jauh lebih baik dari Aryan. 😍😍
Deera🍀
pada dasarnya Seorang anak tdk akan pernah rela jika ibunya disakiti dan diusik kehidupannya. begitupun sebaliknya seorang Ibu tak akan pernah sanggup dan rela jika mereka dilukai, disakiti hatinya dan dihancurkan hidupnya. Semua wanita akan berubah lebih buas dan Kejam dari seorang Pria.
Eka Novi
ok
Ari Arie
kok mirip drama china yg sy sering tonton di drama box.
Ari Arie
petra cornelius
Ari Arie
Petra? ???
I_M
asik waktunya bom kecil meledak nih
Deera🍀
orang baik.. kacang yg tidak lupa kulitnya. 🌹🌹
Deera🍀
asstaga Paman nggak ada akhlak🤣🤣🤣
Deera🍀
benar sekali Nushka.. ayoo ambil hati Anjani.. biar Om mu makin sayang padamu 🤣🤣🤣🤣
Deera🍀
astaga Enzo 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!