NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 aset yang berharga

Mata Bai Qianqian yang polos dan ketakutan menatap mata Lin Feng yang dingin.

Ancaman itu.

"Aku akan... sangat, sangat kecewa."

Bagi Bai Qianqian, yang hidupnya penuh dengan pukulan dan hinaan, ancaman itu... jauh lebih menakutkan daripada ancaman kematian.

Jika Tuan Muda... satu-satunya "dewa" yang pernah berbaik hati (dengan caranya yang aneh) padanya kecewa... dia mungkin lebih baik mati.

Tubuhnya yang gemetar... tiba-tiba berhenti.

Dia tidak lagi gemetar karena takut pada tugas itu. Dia gemetar karena... tekad.

"T-TIDAK AKAN, TUAN MUDA!"

Suaranya tiba-tiba terdengar nyaring, mengejutkan dirinya sendiri.

Lin Feng mengangkat alis.

Bai Qianqian buru-buru membungkuk dalam-dalam, dahinya nyaris menghantam lantai giok.

"S-Saya... s-saya tidak akan mengecewakan Anda!" katanya, suaranya kini penuh tekad yang panik. "S-Saya... saya akan jadi hantu! Saya akan jadi bayangan! T-Tidak akan ada... satu orang pun... yang akan tahu! Saya... saya bersumpah atas nyawa saya!"

"HOOO! LIHAT ITU, NAK!" seru si Kakek di kepalanya. "KAU BARU SAJA MENCIPTAKAN FANS 'FANATIK' PERTAMAMU! DIA RELA MATI UNTUKMU! ATAU RELA MEMBELIKAN KOTORAN UNTUKMU! SAMA SAJA!"

"Bagus," kata Lin Feng datar.

Dia menunjuk ke kantong sutra yang berat di atas meja.

"Kantong itu... terlalu mencolok. Pindahkan uangnya ke sesuatu yang... lebih... sesuai dengan penampilanmu."

Qianqian menelan ludah. Dia melihat jubahnya yang usang.

"B-Baik, Tuan Muda!"

Dengan tangan gemetar, dia mengambil kantong sutra mewah itu. Dia membukanya... dan terkesiap. Dia belum pernah melihat tumpukan uang kertas perak sebanyak itu seumur hidupnya.

Dia buru-buru mengeluarkannya, menjejalkannya ke dalam saku-saku tersembunyi yang dijahit di balik pakaiannya yang usang. Tiba-tiba, "gadis tikus kecil" yang kurus itu terlihat... sedikit lebih "berisi".

Dia melipat daftarnya dengan hati-hati dan menyembunyikannya juga.

"S-Saya... s-saya akan pergi... sekarang?" cicitnya.

"Kau membuang-buang waktu," kata Lin Feng. "Dua jam. Mulai dari... sekarang."

"Y-YA, TUAN MUDA!"

Qianqian berbalik dan praktis berlari keluar dari paviliun, nyaris menabrak pintu.

Chun Hua, yang jelas-jelas sedang menguping di luar pintu, buru-buru melompat minggir agar tidak ditabrak.

"H-Hei! Gadis kotor! Pelan-pelan!" bentak Chun Hua.

Tapi Qianqian tidak mendengarkan. Dia berlari menyusuri jalan setapak, menghilang ke arah gerbang pelayan, seolah-olah neraka sedang mengejarnya.

Chun Hua menatapnya pergi dengan jijik.

"Hmph. Aneh sekali," gumamnya. "Ada apa dengan Tuan Muda... menyukai 'tikus' seperti itu..."

Dia berbalik untuk kembali melayani Lin Feng, kecurigaan dan kecemburuan membara di hatinya.

Di dalam, Lin Feng menyandarkan kepalanya.

Dua jam.

Waktu yang tepat untuk... tidur siang.

"TIDUR SIANG?!" raung si Kakek, tidak terima. "KITA BARU SAJA MEMULAI BISNIS KOTORAN KELELAWAR KITA! KAU HARUSNYA BERSEMANGAAT! KAU HARUSNYA... MENGINTIP DI PEMANDIAN WANITA SAMBIL MENUNGGU!"

"Pekerjaan kotor sudah didelegasikan," batin Lin Feng, matanya terpejam. "Seorang Tuan Muda... harus menjaga staminanya."

Lin Feng tidak benar-benar tidur.

Dia sedang bermeditasi dengan malas di atas kasur sutranya, mendengarkan si Kakek yang mengoceh tanpa henti tentang rencananya untuk "menguras" rumah judi di ibukota.

"...DAN SETELAH KITA PUNYA UANGNYA," seru si Kakek, "KITA AKAN MEMBELI PAVILIUN ANGGUR MERAH ITU! KITA AKAN MENGGANTI SEMUA PELAYANNYA DENGAN 'TUNGKU' BERKUALITAS! KITA SEBUT SAJA 'ISTANA KULTIVASI GANDA LIN FENG'!"

"Kau benar-benar tidak punya selera," batin Lin Feng.

Saat itulah, terdengar ketukan pelan di pintu kamarnya.

"Tuan Muda...?"

Itu suara Chun Hua. Terdengar... ragu-ragu dan masih sedikit kesal.

Lin Feng membuka matanya. "Apa?"

"S-Sudah... sudah dua jam, Tuan Muda," kata Chun Hua dari balik pintu. "Dan... dan... tikus kecil itu... sudah kembali."

Lin Feng duduk. "Dia di mana?"

"D-Dia... dia tidak mau masuk, Tuan Muda," kata Chun Hua, suaranya terdengar jijik. "Dia bilang... dia terlalu kotor untuk menginjak lantai Anda. Dia menunggu... di luar... di gerbang pelayan. Dia terlihat... membawa banyak karung sampah."

"SAMPAH?! ITU EMAS KITA, SIALAN!" raung si Kakek di kepala Lin Feng.

Lin Feng tersenyum tipis. "Hah. Pintar juga dia."

Dia bangkit, merapikan jubah biru langitnya (yang masih bersih, untungnya).

"Aku keluar," katanya, berjalan melewati pintu, mengabaikan Chun Hua yang terlihat bingung.

"T-Tapi Tuan Muda... a-arah sana... itu..."

Dia berjalan lurus... kembali ke Asrama Sayap Utara.

Dia berjalan kembali... ke toilet.

Lin Feng berjalan santai menyusuri jalan setapak menuju Asrama Sayap Utara.

Aroma pagi yang segar kini telah berganti menjadi aroma... toilet yang samar-samar.

"HAHAHA! AROMA RUMAH BARU KITA!" seru si Kakek di kepalanya. "Aroma 'Kotoran Kelelawar' bercampur dengan aroma 'Kotoran Manusia'! INI BARU NAMANYA LINGKUNGAN BISNIS YANG MENANTANG!"

"Jijik njir," batin Lin Feng.

Dia tiba di blok toilet yang terkenal itu. Pagi ini, terlihat sepi. Jelas, para murid lebih memilih menahan kencing daripada berpapasan dengan "Mata Iblis" yang sedang menjalankan "hukumannya".

Lin Feng mengabaikan toilet itu.

Matanya tertuju pada sebuah bangunan kecil di sebelahnya.

Itu adalah gudang kebersihan tua. Tempat sikat-sikat yang patah dan ember-ember yang bocor... dibiarkan mati. Bangunan itu bobrok, berdebu, dan jelas tidak ada yang memasukinya selama bertahun-tahun.

Tempat yang... sempurna.

Lin Feng berjalan ke pintu kayu yang rapuh itu. Dia mendorongnya.

KRRIIIEEEKKK...

Engsel yang berkarat menjerit.

Lin Feng melangkah masuk.

Di dalam gelap. Berdebu. Dan bau apak.

"T-TUAN MUDA...!"

Sebuah jeritan tertahan terdengar dari sudut gelap.

Lin Feng melihat sesosok tubuh kecil yang gemetaran berjongkok di sudut. Itu Bai Qianqian.

Dia dikelilingi oleh... karung-karung.

Karung goni kotor yang terlihat seperti baru saja ditarik dari tempat sampah. Dan di tengah-tengahnya, ada sebuah benda logam besar yang ditutupi kain terpal kotor.

Dia berhasil.

Gadis kecil itu, yang berlumuran keringat dan sedikit lumpur (jelas dari perjalanannya yang terburu-buru), buru-buru berdiri dan membungkuk dalam-dalam.

"S-Saya... s-saya kembali, Tuan Muda! T-Tepat... d-dua jam!" cicitnya, suaranya penuh kebanggaan yang panik.

"Satu menit lebih cepat, sebenarnya," kata Lin Feng datar, matanya memindai ruangan itu.

"LIHAT ITU, NAK! TUNGKU SIALAN ITU!" seru si Kakek gembira. "ITU ADALAH KARYA SENI SAMPAH YANG LUAR BIASA! BERKARAT! PENYOK! KAKEK YAKIN ITU AKAN MELEDAK JIKA KITA MENCOBANYA! INI SEMPURNA!"

Lin Feng berjalan ke benda yang tertutup terpal itu. Dia menarik kainnya.

PLAK.

Debu mengepul.

Di bawahnya... ada tungku alkimia.

Itu adalah tungku perunggu paling jelek, paling kecil, dan paling menyedihkan yang pernah Lin Feng lihat. Satu kakinya bahkan penyok.

"Penjualnya," bisik Qianqian, seolah membaca pikiran Lin Feng. "D-Dia... d-dia bilang dia akan membuangnya ke sungai... t-tapi saya bilang... s-saya akan membayarnya 50 tael. D-Dia... dia menangis... d-dan berterima kasih pada saya..."

"Hmph. 50 tael untuk sampah ini? Dia merampokmu," kata Lin Feng.

Wajah Qianqian langsung pucat pasi, mengira dia telah gagal. "T-Tuan Muda! M-Maaf! S-Saya..."

"Bagus," potong Lin Feng. "Kita bisa bilang harganya 100 tael. Itu namanya 'margin'."

"Ah...?" Qianqian tidak mengerti.

Lin Feng beralih ke karung-karung lainnya. "Dan... bahan-bahannya?"

Dia membuka satu karung.

Bau busuk yang menyengat dari rumput liar yang difermentasi... memenuhi udara.

Dia membuka karung lainnya.

"T-Tuan Muda! J-Jangan!" seru Qianqian panik.

Lin Feng melihat ke dalam. Karung itu... penuh dengan... kotoran kering.

"EMAS! EMAS HITAM!" seru si Kakek di kepala Lin Feng.

"Tutup," kata Lin Feng, menahan napas. "Cepat."

"B-Baik!"

Lin Feng mundur selangkah. "Uangnya?"

"Ah! Y-Ya, Tuan Muda!"

Bai Qianqian merogoh jubahnya yang usang. Dan dia mulai mengeluarkan... tumpukan... demi tumpukan... uang kertas perak.

Dia mengeluarkannya. Dan mengeluarkannya lagi.

Dia tidak mencuri satu koin pun.

"T-Tungku itu 50 tael... b-bahan-bahan... t-totalnya 15 tael..." dia menjelaskan dengan gemetar. "K-Kecuali... kotoran kelelawar... itu agak mahal, 5 tael..."

Lin Feng menatap tumpukan uang yang dikembalikan padanya.

Dia menyerahkan 2.500 tael perak... kepada seorang gadis pelayan yang kelaparan... untuk membeli kotoran.

Dan gadis ini... kembali dengan sisa 2.435 tael.

Lin Feng menatap Bai Qianqian.

"Kek," batinnya, suaranya serius.

"...Ya, Nak?"

"Dia bukan Tikus Kecil," batin Lin Feng.

Mata Lin Feng berkilat.

"Dia... asetku yang paling berharga."

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!