Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 AKTI
"Tapi, tidak apa-apa kalau jodoh mama bukan paman baik" ucap Zidan dan Zara pada akhirnya.
Keysa hanya mampu mematung di ditempatnya berdiri mendengar ucapan anak-anaknya.
"Mama, sini. Kenapa beldili di sana." ucap Zara dengan antusiasnya memanggil ibunya yang masih berdiri di tengah-tengah kamar.
"Iya sayang." sahut Keysa tersenyum lalu menghampiri mereka.
"Ini selimut untuk mbak Erina." ucap Keysa sambil meletakan selimut di atas tempat tidur yang akan ditempati oleh Erina.
"Baik, terima kasih." ucap Erina tersenyum yang sedang duduk di kursi kayu ditemani Zara dan Zidan.
"Zidan, Zara, temani mbak Erina ya, soalnya mama mau ke supermarket dulu." ucap Keysa memberitahu anak-anaknya.
"Baik mama." ucap Si kembar dengan kompaknya. Keysa hanya mampu tersenyum lalu bergegas keluar dari kamar tamu.
Erina semakin penasaran dengan kehidupan si kembar bersama ibunya. Dia pun mulai mengulik sedikit demi sedikit informasi tentang mereka.
"Siapa sih sebenarnya nama aslimu anak manis? Kenapa kalung mu tertulis nama Keysa." tanya Erina tersenyum sambil menyentuh pipi gembul Zara dengan gemasnya.
"Eeehh...kalung ini punya mama, kakak cantik. Tapi, mama kasih Zala, soalnya kalungnya udah kekecilan dan cocoknya sama Zala bukan kakak Zidan." ucap Zara sambil menyentuh kalung yang dipakainya dan bertuliskan nama ibunya.
"Betul, karena Zidan anak laki-laki dan tidak cocok memakai kalung mama." timpal Zidan dengan bijaknya yang selalu mengayomi adiknya.
"Oh begitu ya. Berarti nama ibu kalian Keysa, tadi kakak tidak sempat bertanya ataupun berkenalan dengan ibu kalian." ucap Erina tertawa kecil sambil merangkul pundak Zara dan Zidan. Dia pun mulai dilanda perasaan serba salah dan mulai menyesal atas tindakannya terhadap ibu si kembar.
Bagaimana tidak, dia sangat marah plus kesal pada wanita yang sudah menyerempetnya di jalan. Jangankan berkenalan, melihat wajahnya saja sudah membuatnya kesal setengah mati.
"Iya kakak cantik. Nama lengkap Mama, Keysa Bintang." ucap Zara menambahkannya lalu mendongak menatap wajah Erina yang begitu cantik menurutnya.
Ibunya bernama Keysa Bintang, cepat atau lambat aku harus memperkenalkannya pada kak Erlan. Soalnya aku sangat menyukai anak-anaknya. Batin Erina tersenyum dalam hati.
"Terus kenapa kakak cantik bisa ada di desa kami?" tanya Zidan dengan keingintahuannya.
"Eemm...kakak sedang liburan dan sudah jauh-jauh hari ingin mengunjungi sekolah kalian, makanya kakak terdampar di desa... desa..." ucap Erina berbohong sambil menggantung ucapannya dan lupa dengan daerah yang didatanginya.
"Desa Pesisir." sahut Zidan
"Ya, betul sekali, desa Pesisir." ucap Erina tersenyum dan berusaha menutupi kebohongannya di depan anak-anak polos itu.
Zidan sama sekali tidak menaruh curiga mendengar ucapannya, namun masih saja anak laki-laki itu terus bertanya kepadanya.
"Siapa nama lengkap kakak cantik? Terus kakak cantik tinggal di mana?" tanya Zidan dengan raut wajah tenang.
"Kasi tau nggak ya?" ucap Erina tersenyum disertai candaan. Apalagi wajah si kembar tampak serius.
"Ayolah kakak cantik belitahu kami." ucap Zara terdengar merengek sambil menyentuh jemari tangan Erina yang lentik.
"Iya-iya, kakak akan kasi tau kalian. Nama lengkap kakak, Erina Handoko. Kakak tinggal di kota xxx." ucap Erina yang kembali berbohong dan memilih tidak menyebutkan nama lengkapnya.
Erina hanya menyematkan nama belakang ibunya saja, takutnya keberadaannya sampai di ketahui oleh orang suruhan ayahnya yang pastinya sudah tersebar ke setiap kota maupun pelosok desa.
Zidan dan Zara tampak manggut-manggut mendengar ucapannya, seolah-olah mereka mereka mengerti.
"Kapan-kapan Zala akan bawa kakak cantik jalan-jalan ke pantai, telus cali kelang belsama." ucap Zara dengan antusiasnya sambil memeluk lengan Erina.
"Iya.. kakak mau, sepertinya seru mengeksplorasi pantai bersama anak pintar dan hebat seperti kalian." ucap Erina tersenyum lebar lalu merangkul tubuh keduanya. Bahkan Erina mencium puncak kepala si kembar secara bergantian, membuat Zidan dan Zara hanya mampu tertawa terbahak-bahak dan merasa lucu dengan aksi kakak cantiknya tersebut.
Ya Tuhan, aku sangat menyayangi mereka. Aku hanya memohon kepadamu, agar sepasang anak kembar ini menjadi bagian dari keluargaku, aamiin. Batin Erina yang sedang memanjatkan doa.
Malam hari, mereka makan malam bersama. Tampak Zidan dan Zara begitu baik kepada sosok wanita asing di tengah-tengah mereka. Keysa sampai terkagum-kagum melihat sikap anak-anaknya yang sangat menghormati tamunya.
🍁🍁🍁🍁
Sementara Erlan dan Pak Kasim mulai bergerak mencari keberadaan Erina di pusat kota xxx hingga larut malam. Namun lagi-lagi mereka tak kunjung menemukan jejak akan keberadaan Erina.
"Kita sudah berkeliling di pusat kota xxx, namun....." Pak Kasim tidak melanjutkan ucapannya karena Erlan langsung memotong ucapannya.
"Kita lanjutkan pencarian esok pagi, sekalian kita berangkat ke Desa Pesisir." ucap Erlan dengan entengnya dan terlihat raut wajahnya tampak lelah seharian mencari keberadaan adiknya. "Kita balik ke hotel" ucapnya sambil menghembuskan nafas kasar yang sedang menyadarkan kepalanya di sandaran kursi samping kemudi.
"Baik tuan." ucap Pak Kasim dengan anggukan kepala lalu melajukan mobilnya menuju hotel EQueen.
Mereka memilih kembali ke hotel untuk beristirahat. Esok pagi mereka akan kembali melanjutkan pencarian. Semoga ada titik temu akan keberadaan adiknya Erina.
Keesokan harinya, Erlan sudah bersiap-siap dalam kamar hotel miliknya. Dia bangun lebih pagi dari biasanya. Perlahan dia memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas ransel yang akan dibawanya.
Setelah itu, dia akan sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke desa Pesisir pagi ini. Sementara Pak Kasim sudah menunggunya di lobi hotel.
"Tuan Erlan, Bu Marwah sudah menunggu anda di parkiran." ucap Pak Daniel saat melihat bosnya berjalan di lorong hotel.
Erlan menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menghadap kearah Pak Daniel yang tampak membawa tumpukan berkas di tangannya.
"Ya." Hanya itu yang keluar dari mulut Erlan lalu berbalik badan dan bergegas masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai dasar.
Tak berselang lama kemudian, Erlan sudah berada dalam mobil bersama pak Kasim selaku supir pribadinya dan Bu Marwah selaku penunjuk jalannya.
Hingga mobil yang ditumpanginya mulai melaju pelan meninggalkan hotel EQueen. Karena perjalanannya kali ini menuju desa Pesisir.
Sementara itu, Bu Marwah tampak cemas berada dalam satu mobil dengan bos besarnya alias pemilik dari hotel EQueen. Bagaimana tidak, wanita paruh baya itu jelas tahu masa lalu dari pemilik hotel EQueen bersama dengan Keysa.
Ya Tuhan, aku tidak sempat mengabari Keysa bahwa akan datang berkunjung ke desanya. Bagaimana ini, dia sangat membenci Tuan Erlan, apa yang akan terjadi jika mereka kembali dipertemukan. Batin Bu Marwah dengan cemasnya duduk di kursi samping kemudi.
Walaupun mendapatkan ancaman dari pak Daniel untuk mengatakan semua hal tentang Keysa. Namum Bu Marwah memilih diam dan hanya mengatakan hal yang sewajarnya saja saat tuan Erlan memintanya menceritakan kehidupan Keysa, selebihnya dia akan selalu tutup mulut perihal kehidupan pribadi Keysa.
*
*
*
Terima kasih atas dukungannya teman-teman 🙏