NovelToon NovelToon
Love Languange

Love Languange

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

Zian Ali Faradis

Putih dan hitamnya seperti senja yang tahu caranya indah tanpa berlebihan. Kendati Ia hanya duduk diam, tapi pesonanya berjalan jauh.


Azaira Mahrin

kalau kamu lelah, biarkan aku jadi jedanya.


🥀🥀🥀🥀🥀🥀


Ketika lima macam Love Language kamu tertuju pada satu orang, sedangkan sudah ada satu nama lain yang ditetapkan, maka pada yang mana kamu akan menentukan pilihan.


Dira: pilih saja yang diinginkan.

Yumna: pilih yang sesuai dengan hati.


Aira; gak usah memilih, karena sudah ada
Yang memilihkan.



Kita mungkin bisa memilih untuk menikah dengan siapa. Tapi, kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa.


Ada yang menganggap cinta pilar yang penting dalam pernikahan. Tapi, ada pula yang memutuskan bahwa untuk memilih pasangan, cinta bukan satu-satunya alasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Quality Time--Love Language

**********

 

"Kak Aira udah tau?" tanya Yumna. Satu menit setelah Dira mengakhiri ceritanya. Cerita tentang peristiwa malam itu.

"Pasti udah tau dari Zian," jawab Dira.

"Kak Aira ada bilang sesuatu?"

"Gak ada. Nanya juga, gak."

"Dia sangat menghargai privasi kita masing-masing. Kalau pun dia bener udah tau dari Zian, tapi kalau kamu gak cerita apa-apa, dia gak akan nanya."

Ucapan Yumna diangguki setuju oleh Dira.

"Aku malah ngerasa malu ke kak Aira kalau sampai dia tau."

"Kamu kayak ke orang lain aja, Dira. Jangan-jangan kamu cemburu ya," goda Yumna sambil tergelak. Tak lupa sedikit menaik-turunkan alisnya yang tebal dan berjejer rapi.

"Mana mungkin. Kak Aira itu ibarat permaisuri. Dan kita para selir yang ada di bawahnya. Mana boleh merasa cemburu." Meski sedikit manyun saat mengatakan itu, nyatanya kemudian Dira malah tergelak.

"Halah kocak. Aku kok tiba-tiba langsung ngerasa pakai hanfu." Yumna pun tak bisa menahan tawa. Namun, Dira tiba-tiba menutup mulut saat merasa seseorang berdiri di dekatnya.

"Zian jangan dekat-dekat. Dira berdebar tuh." Yumna malah menggoda dengan memasang wajah tanpa dosa.

Dira hanya bisa merutuki dalam hati sambil memasang tatapan setajam pedang naga puspa. Gadis manis itu belum siap untuk ketemu Zian. Ia bahkan ingin menyembunyikan diri ke Planet Pluto agar tak bisa ketemu dengan sahabat tampannya itu. Tapi, Yumna...

Ah dasar..

"A-aku mau liat Aga dulu di depan ya, aku khawatir dia pulang duluan." Beruntunglah Dira segera temukan alasan untuk menghindar. Namun...

"Tuh Aga. Dia barusan ngobrol sama gue." Zian menunjuk ke satu arah, di mana Aga tengah duduk nyaman di temani segelas minuman.

Sial.

Dira menghela napas samar.

"Mau sampai kapan lu menghindar dari gue?" Zian menatap Dira mesem.

"Yakin berat badan lu gak akan turun kalau sehari aja gak liat wajah gue."

Zian mulai lagi mau bikin salting orang.

"Ziannnn!!"

Dira tak dapat menahan diri untuk keluarkan pekikan kesal. Suaranya hampir menggema sejauh jarak 200 Km. Tapi bohong. Kenyataannya, hanya Yumna, dan Zian saja yang mendengar pekik kesal gadis itu.

"Zian. Aku mau ngomong." Dira memasang wajah serius, di sela-sela rasa kesal yang berbingkai rasa gemas.

Rasa yang aneh.

Biarlah. Memang seperti itu maksudnya.

Penulisnya memang tidak pandai mendeskripsikan suasana. Yang penting nulis saja.

"Mau nembak gue?" tebak Zian asal-asalan.

Tatapannya malah berlabuh pada ponsel pintar yang baru saja memperdengarkan irama landai. Sebuah notif pemberitahuan.

"Zian, aku serius."

"Yak ngomong aja. Gue dengerin."

"Aku udah bilang ke ayah tentang semuanya."

"Jujur?"

"Iya." Dira mengangguk.

"Bagus. Lega kan lu sekarang?"

"Iya." Dira kembali mengangguk, dan kali ini seraya menyematkan senyuman.

"Bohong itu emang bawa beban. Lu mau kemana-mana kayak memanggul gunung?"

"Elah, bahasamu pak, hiperbola sekalee," celetuk yumna sembari mengunyah salad.

"Biar hentakannya kuat," sahut Zian sambil kembali mengetik sesuatu di ponselnya, menyusul adanya notifikasi di sana.

"Hentakan apa? Lagi naik kuda lu?" balas Yumna.

"Elu nyeletuk mulu. Harusnya tadi Lu pakai masker aja."

"Elu cemburu kalau kumis tipisku ini diliat orang? Elu kalah ganteng kan dariku?"

Yumna tergelak sendiri dengan ucapannya. Si cantik itu memang memiliki kumis tipis sekali, yang dengan itu kecantikannya terlihat sesuatu.

Zian kalau ketemu Yumna di luar jam kantor memang unik. Debat kusir yang tak jelas. Aslinya satu sama lain saling peduli. Kadar kepeduliannya berapa, jangan ditanya lagi. Belum ditemukan ukurannya sampai saat ini.

Jadi bisa dikata, perdebatan mereka adalah ekspresi rasa sayang dengan cara yang tak biasa.

"Zian." Terdengar suara lembut yang menginterupsi perdebatan Zian dan Yumna.

Mendengar suara familiar itu, Zian tak hanya menoleh, bahkan membalikkan badan untuk sepenuhnya menghadap Aira yang melangkah mendekat. Lelaki itu juga segera meletakkan ponsel ke dalam saku, untuk memberikan segenap waktu dan perhatian hanya pada gadis ayu itu.

"Ini ada chat dari Ning Raya."

Aira memperlihatkan ponselnya, dan menunjuk isi chat dari istrinya ustadz Raizan itu.

"Ning Raya bilang apa, Kak?" Namun Zian memilih bertanya saja pada Aira.

"Di Darul-Fata besok malam ada acara. Kamu diminta datang."

Zian tak segera menjawab, seperti masih berpikir. Terdengar notif lagi di ponselnya yang diletakkan dalam saku. Namun, kali ini Zian mengabaikan saja.

"Ning Raya merasa sungkan untuk chat langsung ke kamu, kata beliau. Makanya titip salam ke aku," jelas Aira. Ia khawatir jika Zian berpikir kenapa undangan itu tak disampaikan langsung padanya. Padahal lelaki tampan itu sedang berpikir tentang waktu, sempat atau tidaknya ia datang. Karena besok malam sudah ada rencana acara tersendiri.

"Gue usahain datang, insyaallah."

Karena Aira yang menyampaikan, zian merasa tak bisa menolak.

 ***********

"Quality Time kamu dengan Aira jelas banget ya di pembicaraan itu," kata Kinara. Ia kembali mengurai tentang love Language Zian pada Aira.

Quality Time love Language itu bukan hanya tentang waktu berdua saja, dan seberapa lama waktu yang dihabiskan bersama. Tapi adalah tentang kebersamaan yang penuh perhatian, atau kualitas kebersamaan.

Zian menghadapkan tubuhnya pada Aira saat bicara. Ia juga meletakkan ponsel agar perhatiannya tak terpecah. Bahkan saat ada notif di ponselnya, ia pun mengabaikan begitu saja. Hal ini berbeda saat bicara dengan Yumna dan Dira.

"Kupas habis," kata Zian pasrah.

Diandra tergelak puas. "Lanjut, Kak Na!"

 ************

Physical Touch--Love Languange.

Lanjut pada pembicaraan Zian, dan Aira.

"Gue usahain datang, insyaallah.

Lu juga ke sana? barengan yak," ajak Zian.

"Aku lebih awal. Mungkin sorenya."

"Gak papa gue anter dulu."

"Yakin bisa? Kata Yumna besok kamu pelantikan." Pertanyaan Aira itu diangguki oleh Yumna yang masih terlena dengan salad buah yang disantapnya.

"Acaranya siang. Masih sempat."

"Kalau gak bisa jangan dipaksa. Aku bisa pesan grab. Oh ya, selamat ya pak GM."

Zian tersenyum. Tak terlihat bangga. Tapi, senyumnya penuh hingga sampai pada kedua matanya. Jabatan baru, tugas baru, beban baru, jelas itu cukup memberatkan bagi Zian. Tapi, Bismillah, ia akan mencoba menjalankan amanah yang lebih besar ini dengan sebaik-baiknya.

"Gini aja nih ucapan selamatnya?" tanya Zian.

"Harusnya gimana?" Aira balik tanya. Dia pikir Zian mungkin minta hadiah. Tapi, hadiah apa yang layak diberikan pada lelaki itu yang kehidupannya sudah jauh lebih sejahtera.

"Gak ada jabat tangan gitu?"

"Ee." Aira nampak berpikir dengan permintaan itu.

"Kasih aja, Kak. Biar nanti dia tidur nyenyak," usul Yumna dengan tatapan acuh tak acuh pada Zian.

"Zian lagi mode manja pada kakak pertama," celetuk Dira.

Celotehan keduanya diabaikan oleh Zian. Fokus tatapan hanya tetap pada Aira. Lelaki itu lalu ulurkan tangannya lebih dulu. Yang dengan pelan tapi pasti disambut oleh Aira seraya berkata.

"Selamat ya."

Zian tersenyum. "Nah ini cukup buat bekal gue ngejalanin tugas baru," kata lelaki itu.

Aira diam. Paham sepenuhnya dengan makna ucapan Zian. Tapi, matanya menyiratkan keraguan. Ia merasa skeptis saja.

"Jangan kasih yang terlalu manis, ntar kakakku dirubung semut." Lagi-lagi Yumna nyletuk.

"Ciee, mulai pegangan tangan nih." Dira malah menyoraki, padahal dia tahu pegangan tangan itu konteksnya apa.

Merasa tak nyaman, Aira ingin melepaskan tangannya. Namun, Zian menggengamnya lagi seraya berkata, "Biar dunia ribut, asal bisa gini, semuanya tenang."

DUARRR..

jantung siapa yang copot mendengar ucapan Zian Ali Faradis.

Physical Touch

1
Ayuwidia
Vote buat tulisan yang sukses bikin senyam senyum sendiri setelah dibuat bad mood sama sistem
Najwa Aini: Watauu..selebrasi dulu akuu
total 3 replies
Ayuwidia
Haduhhh, habis ini Dira mesti cek jantungnya. Masih amankah 😬
Najwa Aini: Dokter Askara dari klan William
total 3 replies
Ayuwidia
Uhuk, keselek biji rambutan
Najwa Aini: untung bukan biji salak
total 1 replies
Ayuwidia
uhuk juga
Najwa Aini: Minum buruan. ntar tak bisa napas
total 3 replies
Ayuwidia
nongkrong di gazebo, sambil ngobrol ditemani gorengan panas & secangkir teh 🤤
Ayuwidia: Betul, saat ini masih berandai-andai
total 2 replies
Ayuwidia
Semedi nyari Ilham biar dpt reward karya, buat naik haji
Najwa Aini: Bukan.
dia semedi nyari tenang
total 1 replies
Ayuwidia
Nggak bayangin klw beneran ketemu, pasti kaya' gini
Najwa Aini: bnaget lahh
total 3 replies
Ayuwidia
Dira ntu nggak suka difoto, Yum. Masa kamu nggak ngerti sih
Ayuwidia: bener, cuma jadi patung
total 3 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
bagus banget namanya 🥰
Ria Diana Santi
Ya iya lah tebakan Zian kan 1k persen bener🤭
Najwa Aini: dia kan kadang si paling tau Ri
total 1 replies
Ria Diana Santi
Aihhh tetiba ada yang mau jadi nyamuk nihhh 🤣
Najwa Aini: ya sekali-sekali aku kasih dia peran jadi nyamuk..jarang² kannn
total 1 replies
Ria Diana Santi
Hah?! Gimana² seriusan?!🤭
Najwa Aini: serius lahh
total 1 replies
Ria Diana Santi
Behhh sayang puisi nya gak sesuai sama karakter orang nya yang banyak modusnya...
Najwa Aini: bertolak belakang ya..😄😄
total 1 replies
Ria Diana Santi
Lebih gak aman kalo dekat sama kamu lah🤣
Najwa Aini: Itu kann..kamu langsung ngasih penilaian sama kayak yg lain
total 1 replies
Ria Diana Santi
Ca ilehhh banyak omkos...
Najwa Aini: udah keliatan kalau dia omkos ya Di?
total 1 replies
Ria Diana Santi
Wah, misteri nih ...
Najwa Aini: sok misteri aja dia
total 1 replies
NA_SaRi
Utuk Utuk adek kakak
Najwa Aini: pas gak cara Zian nutupin pemukulan yang dia lakukan ke Prima
total 1 replies
NA_SaRi
Kok aku semakin jijik sama Kuku Prima ini
Najwa Aini: aku gak niat mau giring rasa kayak gitu lho ke dia. malah aku pingin buat kalian respek karena dia kan calon suami Aira. tapi tanpa sadar tulisanku tentangnya malah bikin klaian gak suka
total 1 replies
NA_SaRi
Gak ada urat malu ga sih
Najwa Aini: Rasa malu dia tuh ketinggalan di mobilnya. lupa gak dibawa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!