NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekejaman

Aku yang berada paling belakang langsung berlari menghampiri kakakku yang baru saja di tikam.

Mataku terbuka lebar.

Aku pucat ketika darah yang kental bercucuran keluar dari perut kakakku.

"Kurang ajar!"

"Kenapa kalian melakukan ini!?" Kak Hadi langsung berlari menerjang mereka tapi ia langsung di hantam.

Bugg!!

Brakkk!!

Tendangan yang begitu keras itu langsung membuat kakakku terlempar hingga membentur rak kecil.

Orang yang menjadi pimpinan dari kelompok ini pun muncul sambil tersenyum. "Halo. Kita ketemu lagi bocah!"

Mataku terbuka lebar ketika melihatnya.

Aku tentu saja ingat orang ini karena kami baru saja bertemu beberapa saat yang lalu di rumahnya Karina.

"Kau... Kenapa kau datang lagi dan sekonyong-konyong menyerang kakakku?!" Aku marah. Benar-benar marah hingga yang ada dalam pikiranku saat itu cuma satu.

Yaitu membunuh orang yang ada di hadapanku itu apapun caranya.

"Alasanku datang selalu hanya satu. Aku ingin Cincin itu sekarang!" Tangannya terangkat ke arahku dalam posisi meminta.

"Kalau kau mau itu kau bisa bilang. Akan aku berikan karena aku tidak mau terlibat dengan kegilaan kalian!"

"Tapi kenapa kau menyakitiku saudara-saudaraku?" Aku berteriak marah.

Pihak lawan yaitu Shin tampaknya juga tidak begitu sabaran kali ini.

Ia mengeluarkan sebuah pistol dan menodongkan ke arah kak Hadi yang masih meringkuk setelah di tendang tadi.

"Jangan banyak bicara!"

"Segera serahkan Cincin itu atau akan aku bunuh juga orang ini!" Mataku langsung terbelalak lagi ketika di ancam seperti ini.

Aku bingung harus apa.

Sejujurnya aku akan langsung memberikannya kalau dia meminta tadi, tapi. Sekarang aku takut dia akan tetap membunuh kami kalaupun aku berikan.

"Cepat!!" Bentaknya.

"Baik. Akan aku ambil!" Aku langsung berlari ke kamarku dan memberikan Cincin itu padanya.

Ia langsung membuka kotaknya dan tersenyum ketika melihat Cincin yang dia cari sudah ada di tangannya.

"Sekarang cepat pergi dari sini!" Shin tersenyum dan balik badan untuk pergi bersama anak buahnya.

Aku juga langsung balik badan karena ingin segera membawa kakakku untuk di obati tapi...

Shin tiba-tiba balik badan dan menodongkan senjata ke arahku kemudian menembakkan pelurunya.

Dorr!!

"Awas!!" Peluru itu pada awalnya mengarah tepat ke arahku, tapi. Kak Hadi tiba-tiba muncul dan menghalangi peluru itu.

Jlebb!!

Ketika aku menoleh ke belakang aku melihat kak Hadi terjatuh setelah terkena tembakan.

"Hadi!!" Kakak keduaku berteriak.

Sedangkan aku yang melihat itu hanya bisa diam membeku dengan mata terbuka lebar.

Syok berat membuat tubuhku seakan-akan lumpuh dan aku merasa enggan untuk menerima kejadian yang sedang terjadi.

Pada saat itu aku berharap kalau semua ini cuma mimpi.

Sampai aku di sadarkan oleh teriakan kakak keduaku. "Hadi! Bangun Hadi!!" Ia berteriak membangunkan kak Hadi.

Darah kental menyebar di lantai yang mana asal darahnya itu dari kakakku sendiri yang menahan peluru itu untukku.

Bahkan darahnya mengalir sampai ke kakiku.

"Tidak... Kenapa...!" Suaraku lirih, nadaku mencoba menolak kenyataan.

"Oh. Sungguh kakak yang sangat penyayang, dia rela mengorbankan dirinya untuk adiknya. Aku sangat terharu!" Dengan nada mengejek Shin berkata.

Kemudian ia menodongkan senjatanya lagi padaku.

"Tampaknya kau juga sangat menyayangi kakakmu itu bukan? Bagiamana kalau aku juga mengirimmu berkumpul bersamanya!" Sekali lagi ia menembak ke arahku.

Dorr!!

Jlebb!!

Dan... Untuk kedua kalinya kakakku menahan peluru untukku.

Kali ini yang melakukan adalah kakak keduaku.

"Raihan... Lari...!" Itulah kata-kata yang keluar dari mulutnya yang berdarah sebelum ia terjatuh tak sadarkan diri.

"Wah, wah, wah. Sungguh keluarga yang sangat mengharukan, saling melindungi dengan nyawa sendiri. Aku jadi terharu!"

"Tapi bersamaan itu juga sangat menyebalkan. Aku benar-benar tidak suka kalian!" Ketiga kalinya ia mencoba menembak ke arahku.

Pada saat itu aku berpikir kalau aku akan mati.

Tidak ada lagi yang bisa melindungiku di sini jadi aku mungkin akan mati.

Tapi...

"Kalian semua biadab!!" Tiba-tiba kakak tertuaku bangkit dan memegang sebuah pecahan papan yang tajam.

Ia menerjang menyerang Shin sambil berteriak.

"Raihan!! Cepat lari dari sini! Jangan biarkan pengorbanan kami sia-sia!!" Aku langsung sadar dari syok.

Aku lihat kakak tertuaku berjuang habis-habisan meksipun sudah terluka dengan hanya berbekal sebuah kayu tajam.

Takut, sedih dan penuh rasa bersalah menyelimuti perasaan dan pikiranku.

Aku lari ke arah pintu belakang dan

sesekali aku melihat ke belakang dimana kakak tertuaku berjuang habis-habisan di sana.

Hingga akhirnya ia tidak bisa lagi berjuang.

Ia tumbang dimana ketika ia tumbang di sanalah hatiku juga makin sakit melihat keluargaku dalam keadaan seperti itu.

"Kejar dan bunuh pemuda itu!" Segera semua anak buahnya mengejarku secara membabi-buta sambil menembak.

Aku terus berlari.

Keluar dari pintu belakang aku terus lari ke jalan-jalan yang sempit dan sepi dengan orang-orang itu terus mengejar.

Ketika aku sedang lari sekuat tenaga, tiba-tiba saja ada seseorang yang menarikku ke sisi tembok.

Whoosss!!

Aku terkejut.

Ketika aku lihat baik-baik ternyata yang melakukan itu adalah Devina yang langsung menutup mulutku.

Aku diam dalam rasa terkejut dan takut.

Tapi tak berselang lama tiba-tiba saja terdengar suara ledakan yang sangat dekat.

Bommm!!

Ledakan tadi mengenai orang-orang yang mengejarku hingga mereka mati semua tanpa ada yang tersisa.

Aku yang masih takut hanya bisa celingak-celinguk kemudian mengintip ke arah ledakan tadi bersama Devina.

Semua orang itu terlihat sudah berbaring dalam keadaan terbakar.

Di tempat yang bersebrangan ada beberapa orang berjas hitam lengkap dengan RPG bersama mereka.

"Untung saja aku datang tepat waktu. Kalau telat sedikit saja kamu mungkin sudah mati!..." Perkataannya itu sama sekali tidak membuatku lega.

Aku mungkin selamat, tapi tidak dengan saudara-saudaraku.

Dalam posisi duduk berlutut air mata jatuh dari mataku yang kosong.

Aku tidak menangis tersedu-sedu tapi air mata mengalir deras dari mataku.

Selama beberapa saat aku menangis dalam diam.

Devina sendiri tidak mencoba bertanya atau menenangkanku, dia hanya diam di sampingku dengan ekspresi prihatin.

Tak lama pihak kepolisian datang ke rumahku.

Orang tuaku juga baru pulang kala itu dan mereka tentu saja terkejut sekaligus syok ketika pulang.

Di rumah semua saudaraku sudah terbaring tak berdaya.

Ibuku langsung pingsan seketika melihat itu sedangkan ayahku kondisinya tidak lebih baik, ia langsung duduk lemas dengan wajah pucat.

Mereka semua langsung di bawa ke rumah sakit tapi... Dari tiga saudaraku hanya satu yang bertahan hidup.

Mereka semua sempat di rawat di rumah sakit namun karena kondisi yang begitu parah... Mereka berdua tidak tertolong.

Kejadian ini tentu saja jadi berita besar.

Pihak kepolisian langsung di kerahkan untuk menyelidiki kejadian ini.

Siapa pelakunya, apa motivnya dan kemana perginya aku, semuanya di selidiki.

Aku sendiri tidak pernah pulang lagi sejak kejadian itu.

Aku malu, aku takut.

Karena biar bagiamana pun juga semua masalah ini di sebabkan olehku yang terus menyimpan Cincin itu.

Bertahun-tahun berlalu.

Lebih tepatnya tiga tahun setelah tragedi itu.

Setelah tiga tahun semuanya tampak kembali normal... Meksipun tidak semuanya.

Kejadian itu tentu saja meninggalkan luka yang dalam terutama untuk kedua orang tuaku.

1
Intan Melani
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!