NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paviliun di ujung jurang

Suara petikan Qin terdengar dari arah halaman depan.

"Duduk. Habiskan dulu buburmu," ujar Yu Xiao memberikan perintah kepada wanita yang telah bangkit dari tempat duduknya berniat meninggalkan makanannya.

Mendengar itu Wan Yurui duduk kembali menghabiskan dengan cepat semua bubur yang ada di mangkuk. "Aku sudah selesai." Dia berlari mencari arah suara sehingga jubahnya terjatuh. Tapi tetap saja dia tidak memperdulikannya. Wanita itu tetap pergi tanpa mengambil kembali jubah miliknya.

Seorang pria muda duduk tenang di bangku taman sembari memainkan Qin dengan indah. Tiga penari wanita mengelilingi dirinya berlenggok seirama nada.

Wan Yurui berdiri tenang menikmati setiap petikan yang di mainkan. Dari arah belakang Yu Xiao datang membawa jubah tebal dan di berikan kepada wanita itu. "Meskipun sudah pagi tapi udara di sini masih dingin. Pakai jubah ini dengan benar." Kedua mata cerah di depannya menatap penuh senyuman.

"Tuan, Nyonya. Ada jamuan istimewa yang telah di siapkan untuk kalian berdua. Silakan ikuti saya." Seorang pelayan memberikan jalan.

Mereka berdua mengikuti setiap langkah pelayan di depannya dan di arahkan menuju ketempat berbeda.

"Silakan." Pelayan berhenti. Dia mempersiapkan kedua tamu undangan melangkah sendiri mengikuti jalur yang ada.

Di sebuah tempat dengan batas jurang dalam. Terdapat paviliun kecil di penuhi tanaman merambat dengan bunga berwarna keunguan. Akar pohon yang ada di tengah paviliun menjalar indah membentuk meja dan kursi. Tepat di samping paviliun pohon dengan daun berwarna putih susu telah mengeluarkan bunga berwarna merah muda. Saat angin bertiup lembut, dedaunan juga bunga berguguran menambah suasana semakin romantis.

Wan Yurui berjalan lebih dulu tidak sabar ingin melihat suasana yang terasa sejuk juga indah. Dia sedikit membungkukkan badannya mencium aroma dupa yang ada di atas meja. "Sangat menyegarkan. Kue salju," ujarnya sembari mengambil kue berbentuk bulan sabit dengan taburan gula halus. "Sangat harum." Duduk di salah satu kursi begitu juga Yu Xiao.

Untuk waktu yang lama mereka berdua duduk di paviliun itu menikmati suasana penuh ketenangan.

Teh hangat yang ada di teko di tuang kedalam dua cangkir kosong oleh salah satu pelayan. Setelah penuh cangkir di letakkan di depan kedua tamu. Pelayan mundur pergi menjauh memberikan ruang untuk dua pasangan suami istri itu.

Baru satu tegukan Wan Yurui menatap diam. 'Teh ini.' Menatap kearah Yu Xiao. "Jangan minum." Dia berusaha menghentikannya tapi sudah terlambat.

Dengan santai Yu Xiao berkata, "Kenapa?"

"Kamu akan tahu setelah merasakannya sendiri," ujar Wan Yurui dengan perasaan yang sudah sangat tidak enak.

Selang beberapa menit, apa yang di takutkan wanita itu benar-benar terjadi. Rasa panas terus menyebar di seluruh tubuhnya. Wajahnya juga mulai memerah bahkan keringat telah berjatuhan.

"Ini!"

"Ada obat perangsang di dalam teh." Wan Yurui bangkit. Dia berusaha untuk menahan dirinya.

Yu Xiao juga mulai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia menekan semua gejolak emosi di dalam tubuhnya.

Tusuk konde di lepas dari ikatan di rambutnya. Di saat ujung tusuk konde ingin Wan Yurui gunakan menyayat tangannya. Dia di hentikan Yu Xiao, "Berhenti, jangan sakiti dirimu sendiri."

Treanggg...

Melemparkan tusuk konde kelantai.

"Huhh..." Nafas Wan Yurui semakin berat. "Panglima, jika tetap diam kesucianmu benar-benar tidak bisa di pertahankan."

"Kita cari cara lain. Ada banyak mata yang mengintai di sini." Mengatur nafasnya. Yu Xiao menggendong Wan Yurui dalam pelukannya membawanya pergi dari tempat terbuka. Langkahnya di percepat agar bisa segara sampai di kamar utama.

Brkakak...

Pintu di tutup dengan cukup kuat. Semua jendela di kunci dari dalam tanpa menyisakan ruang untuk orang yang ada di luar.

Wan Yurui melompat dari gendongan Yu Xiao. Membuat pria itu terkejut.

Buukkk...

Dia terjatuh di lantai. "Isss..." Sikunya terbentur di lantai cukup kuat.

"Apa yang kamu lakukan?" Yu Xiao menatap khawatir wanita yang telah tersungkur di lantai. Di saat dia ingin membantunya berdiri Wan Yurui justru berguling menjauh. Tubuhnya semakin lemas tapi juga tidak tega melihat Wan Yurui terluka.

"Jangan mendekat. Kita tidak akan bisa mengendalikan diri jika terus bersentuhan." Wan Yurui bangkit duduk di lantai dengan menahan tangannya agar tidak melepas gaunnya. "Obat ini terlalu kuat."

Yu Xiao juga tidak lagi mampu menahan tubuhnya. Dia berjalan sempoyongan berusaha tetap tenang. Tapi tatapan mata indah di hadapannya seperti obat yang sangat memikat. "Kamu cukup mengenal obat seperti ini."

"Seseorang pernah memaksaku untuk meminumnya. Tentu aku tahu," ujar Wan Yurui.

"Siapa?" Kedua tangan Yu Xiao mengepal kuat.

"Seseorang di masa lalu. Untung ada yang menolongku." Wan Yurui bangkit dari lantai. Dia duduk di atas tempat tidur dan melepaskan gaun luarnya. "Panas, sangat panas."

Yu Xiao juga bangkit berjalan mendekat. "Siapa yang telah memaksamu?" Suaranya menekan.

Brukkk...

Tubuh Yu Xiao menekan tubuh Wan Yurui cukup kuat. Matanya menajam mencoba mencari jawaban yang ia ingin dengar.

"Dia..."

"Dia siapa?" Wajahnya semakin dekat. Bahkan sudah tidak ada jarak lagi di antara keduanya.

"Panglima..." Wan Yurui mencoba mendorong tubuh kekar yang telah mengunci tubuhnya di bawah tubuhnya. "Jika kamu seperti ini. Kita tidak akan bisa menahannya."

"Kamu belum mengatakan siapa dia." Yu Xiao mencium bibir lembut di depannya. Rasa panas menyebar semakin kuat tanpa bisa di kendalikan.

Untuk beberapa saat Wan Yurui berada dalam kebinggungan. Dia tidak pernah menyangka Yu Xiao akan menciumnya paksa dengan brutal. "Panglima." Mencoba mendorong tubuh yang ada di atas tubuhnya. "Huhhusggss..."

"Dia siapa?" Nafasnya memburu.

"Pria yang pernah bertunangan denganku," saut Wan Yurui.

"Kamu sudah bertunangan?" Keringat di leher Yu Xiao menetes di leher wanita yang ada di bawah tubuhnya.

Dengan lirih Wan Yurui menjawab, "Pertunanganku telah di batalkan."

Jawaban itu membuat senyuman kecil di wajah Yu Xiao.

"Panglima, aku tidak sanggup lagi." Tangan lembut wanita itu mencengkeram kuat punggung Yu Xiao. Dia masih berusaha menahan dirinya.

"Aku pun begitu. Tapi aku tidak akan mengambil kesucianmu tanpa adanya pernikahan," saut Yu Xiao dengan deru nafas menggebu.

Palkakk...

Yu Xiao memukul syaraf utama pada leher samping Wan Yurui yang mengakibatkan wanita itu pingsan seketika. Sedangkan dia berusaha bangkit dari tempat tidur.

Sreeeetttt...

Ia sayat lengannya dengan belati yang ia simpan di balik ikat pinggangnya. Setiap tetesan darah segar dari luka mengembalikan kesadarannya. Dia duduk di lantai bersandar pada tempat tidur. Ia menundukkan kepalanya mengatur kembali nafasnya.

Saat sadar Wan Yurui merasakan sakit pada lehernya. Dia ingat jika Yu Xiao telah memukulnya cukup kuat agar kesadarannya bisa hilang. Sehingga efek obat tidak lagi bisa bekerja. Wan Yurui bangkit melihat Yu Xiao tertidur dalam keadaan duduk di lantai dan bersandar di tempat tidur. "Panglima," ujarnya lembut.

Yu Xiao terbangun. "Kamu sudah sadar."

"Ya." Saat Wan Yurui berlutut di sampingnya. Dia kaget melihat banyak darah kering di tangan Yu Xiao. "Kamu melukai dirimu sendiri? Heh..." Menarik nafas dalam. Wanita itu segara mengambil obat di atas lemari kecil di samping kiri ruangan. Setelahnya baru dirinya membersihkan luka sayatan yang ada di tangan Yu Xiao dengan hati-hati. "Hanya ada air dingin di sini. Jika aku keluar sekarang meminta air hangat mereka pasti akan curiga." Menatap sedih kearah luka cukup lebar di tangan Yu Xiao.

Yu Xiao hanya diam menatap wajah cantik wanita yang tengah terbenam dalam kesibukannya.

1
Datu Zahra
baru bahagia dah dibikin nangis lagi, thor kita gak temenan ya 🗡🗡🗡🗡
Sri wulandari: Waduh.🤧
total 1 replies
Arix Zhufa
kisah percintaan yg selalu tragis
sahabat pena
ya berpisah lagi nangis bombay berjamaah 😭😭😭😭
Imas Fatimah
thor....kenapa dirimu kejam,memisahkan mereka apa tdk ada cara lain???
Mineaa
Ya Ampuuunnn thorrrrrrr....
kenapa jadi begini......😭😭😭😭😭😭
sahabat pena
akhirnya bahagia 😍😍💕
Imas Fatimah
akhirnya....merasa lega🙃
Arix Zhufa
berarti mereka ber 2 sama² mempunyai ingatan kehidupan sebelumnya
Imas Fatimah
ada jalan keluarnya dong pengen happy ending,,
sahabat pena
menegangkan dan terhura😭😭😭😭
Datu Zahra
karyamu selalu keren thor, top
Sri wulandari: Terima kasih sudah setia mengikuti kisah Wan Yurui kk.❤️🌹🤗
total 1 replies
Mineaa
Astaga.......dag...dig...dug..... Thooorr...😶‍🌫️
SaRW
Keren Thor ...Tengkiuuu sdh up date
Sri wulandari: Siap kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
lanjut thor,lg seru inih
Sri wulandari: Sedang di usahakan kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
semoga bisa ketemu kembali dg istri tercinta🙂
Suci Muji Asih
/Drool//Drool//Ok/
Suci Muji Asih
tanggung amat/Grin/
Imas Fatimah
omg!mudah2an Wan Yurui beserta bayinya selamat.
Imas Fatimah
mudah2 masalah cepat selesai dan ada jalan keluarnya
Imas Fatimah: semangat up lg thor
total 1 replies
Imas Fatimah
aduh...mulai muncul konflik nih🤦‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!