NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:283.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 34

Romlah berulang kali mencoba menghubungi Zahira, namun ponsel yang dituju tidak aktif.

"Kenapa ponselnya mati sih?" gerutunya kesal, matanya menatap layar ponsel dengan gelisah.

Ia berjalan mondar-mandir di ruangan, pikirannya kalut.

"Harusnya bagaimana aku sekarang? Terlalu mencolok kalau aku yang datang langsung ke sana... Tapi kalau aku nggak datang, dia pasti bakal ke konveksi dan membongkar semuanya."

Romlah menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan gejolak panik yang mulai menyergap.

"Apa sebenarnya yang Zahira ucapkan ke Linda? Sejauh apa dia tahu?"

Pikirannya berputar-putar tanpa henti. Rencana yang selama ini ia susun dengan rapi, strategi yang ia jalankan dengan hati-hati—semuanya terasa seperti sedang berada di ambang kehancuran.

Romlah memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam, lalu membukanya kembali dengan wajah yang lebih tegas.

"Aku nggak punya pilihan. Aku harus hadapi ini sekarang. Kalau tidak, semuanya bisa runtuh... dan aku bisa benar-benar habis."

Akhirnya, dengan terpaksa Romlah memutuskan untuk menemui Linda. Ia keluar dari pabrik menggunakan mobil pribadinya—mobil yang kerap membuat banyak karyawan menunduk diam saat melihatnya lewat. Sebagai kepala pabrik, tidak ada yang berani menghalangi langkahnya, apalagi mempertanyakan ke mana ia pergi.

Kepalanya dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang terus berputar tanpa henti. Jemarinya menggenggam setir erat, sementara mobil melaju dengan kecepatan sedang, mengikuti alur pikirannya yang kacau.

"Apa sebenarnya yang Linda dengar? Sejauh mana Zahira bicara? Kenapa semuanya terasa makin rumit..."

Setelah beberapa belas menit berkendara, akhirnya Romlah tiba di tempat yang telah disepakati. Sebuah rumah makan bergaya modern di pusat kecamatan. Matanya langsung menangkap dua sosok yang sudah menunggunya.

Zahira duduk di sudut ruangan dengan gelas es teh manis di tangannya. Wajahnya tampak gugup, namun ia berusaha terlihat santai sambil memainkan sedotan. Sementara itu, Linda duduk dengan postur tegak dan wajah dingin, tatapannya tajam, penuh rasa kecewa dan kecurigaan.

Tanpa membuang waktu, Romlah melangkah mendekat dan duduk di hadapan Linda. Ia berusaha terlihat tenang, meski napasnya sedikit tersengal oleh tekanan yang mengendap di dadanya.

"Romlah," ucap Linda dingin, tatapannya menusuk tajam, "jelaskan padaku... kenapa kamu berkhianat padaku?" Nada suaranya tenang tapi penuh tekanan, seolah setiap katanya bisa berubah menjadi ledakan kapan saja.

"Apa maksud Ibu bilang saya berkhianat?" tanya Romlah, berusaha tetap tenang meski nada suaranya tak bisa menyembunyikan kegelisahan yang mulai merayap.

Linda menghela napas panjang, mencoba menahan gejolak emosi yang nyaris meledak.

"Zahira, jelaskan," ucapnya dingin, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Romlah.

Zahira yang sejak tadi duduk tegak, kini perlahan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Wajahnya berubah santai, seolah bukan dia yang berada di tengah pusaran konflik.

Alih-alih langsung menjawab, ia justru tersenyum tipis dan berkata pelan,

"Akhirnya... kita bertiga duduk bersama juga."

Kalimat itu meluncur tenang, tapi cukup untuk membuat suasana meja mendadak mengeras. Linda menyipitkan mata, sementara Romlah langsung merasa dadanya menegang. Zahira tidak hanya hadir sebagai saksi—tapi juga pemain yang sudah menyiapkan langkah selanjutnya.

"Apa maksudmu, Zahira?" tanya Romlah dengan nada tajam, mulai merasa terpojok.

"Iya, maksud kamu apa sebenarnya?" Linda ikut mendesak, suaranya terdengar tidak sabar.

Zahira tersenyum tipis, lalu perlahan bangkit dari posisi menyandar dan kembali duduk tegak. Tatapannya kini tenang namun mengandung ancaman tersembunyi.

"Sudahlah… kalian berdua ini memang serakah," ucapnya pelan tapi mantap. "Aku tahu siapa kalian sebenarnya. Kamu, Bu Linda, dari perusahaan RH—pesaing utama produk ZA. Dan kamu, Bu Romlah, dalangnya di balik perputaran barang ilegal dari konveksi."

Keduanya terdiam sejenak, saling melirik tanpa bicara.

Zahira melanjutkan dengan nada datar,

"Aku bahkan rela meninggalkan pekerjaanku demi menjalankan tugas ini. Dan sekarang aku dipastikan rugi, karena targetku tidak tercapai."

"Ya terus, maksudnya semua ini apa?" bentak Linda, mulai kehilangan kendali.

Zahira menatapnya lekat-lekat, lalu berkata ringan seolah tanpa beban,

"Astaga, Bu... Ibu ini seperti bukan pemain lama saja. Coba bayangkan... bagaimana kalau aku melaporkan semua kejadian ini ke polisi? Apa yang akan terjadi pada kalian?"

Kata-kata itu meluncur pelan namun mematikan. Suasana meja mendadak sunyi, hanya suara detik jam di dinding yang terdengar. Untuk pertama kalinya, Linda dan Romlah sama-sama kehilangan kata.

"Terus, apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Romlah dengan nada tinggi. Amarahnya mulai tak terbendung. Ternyata Zahira tak sepolos yang selama ini ia kira.

Zahira menatapnya santai, lalu menjawab dengan senyum menantang,

"Masih bertanya aku mau apa? Tentu saja aku ingin seperti kalian—punya kuasa, uang, dan kebebasan main di belakang layar."

Romlah menggeleng cepat, suaranya mulai terdengar defensif.

"Itu tidak mungkin, Zahira. Kamu pikir kita sedang apa di sini? Ini hanya penjualan baju reject. Dan sebagai kepala pabrik, aku punya hak untuk menjual barang seperti itu."

Zahira tertawa pelan lalu menoleh ke arah Linda, matanya menyipit penuh sindiran.

"Astaga, Bu... jadi barang yang Ibu bawa pulang itu sebenarnya barang reject ya?" katanya dengan nada dramatis.

"Saya nggak bisa bayangkan, perusahaan sebesar brand RH menggunakan produk gagal dari ZA. Astaga... kalian bukannya untung, malah buntung."

Wajah Linda langsung berubah. Matanya membelalak, dan rahangnya mengeras.

"Romlah! Gimana sih kamu? Katanya kita sudah sepakat—yang kamu kirim ke grup RH adalah desain model baru yang belum dirilis!" bentaknya kesal.

"Kenapa malah yang dikirim barang gagal?!"

Romlah terdiam, terpaku. Seketika situasi di meja itu berubah total. Sekarang bukan lagi Zahira yang terpojok. Justru Romlah dan Linda yang kini saling tuduh—dan Zahira duduk tenang, menyaksikan permainan yang perlahan mulai jatuh ke tangannya.

"Bu, jangan bicara keras-keras… dan jangan bahas ini di depan orang," ucap Romlah cepat, nada suaranya penuh peringatan. Tatapannya mengarah singkat ke Zahira, memberi isyarat bahwa kehadiran gadis itu kini jadi ancaman nyata.

Namun Linda justru mendengus pelan, lalu menjawab dengan nada dingin dan penuh keputusan,

"Sudahlah… dia sudah tahu semuanya. Jadikan saja dia bagian dari timmu."

Romlah menatap Linda tidak percaya.

"Tapi Bu… dia berbahaya."

Linda membalas tatapan Romlah dengan sorot tajam.

"Kamu pikir ada jalan keluar lain? Zahira sudah tahu terlalu banyak. Dan aku yakin, kalau kamu adil dalam pembagian hasil, dia akan nurut padamu."

Zahira menahan senyum, pura-pura sibuk mengaduk es tehnya, padahal telinganya menangkap setiap kalimat dengan sangat jelas. Kini bukan dia yang meminta bergabung—mereka yang menawarkan tempat di meja permainan.

"Sekarang jawab pertanyaanku," desak Linda, menatap tajam. "Itu baju... barang jadi atau barang reject?"

Sebelum Romlah sempat membuka mulut, Zahira langsung menanggapi dengan nada ringan namun meyakinkan.

"Astaga, Bu... tentu saja itu barang jadi. Mana mungkin barang reject bisa sehalus dan serapi ini. Bu Romlah tadi cuma panik saja. Masa Ibu nggak bisa bedakan mana barang gagal dan mana yang premium?"

Linda mengangguk pelan, mulutnya membentuk senyum tipis.

"Kamu cerdas sekali, Zahira. Selain pandai bicara, kamu juga berani ambil risiko. Kamu harusnya jadikan Zahira sebagai tangan kananmu, Romlah."

Romlah tidak langsung menjawab. Wajahnya menegang, matanya terpaku pada Zahira seolah menelanjangi pikirannya. Dalam hati, ia tahu: Zahira terlalu berani. Terlalu licin. Dan terlalu tahu banyak.

"Dia bukan orang yang bisa dikendalikan… tapi sekarang aku tidak punya pilihan."

Situasi memaksa Romlah menerima kenyataan bahwa ia harus bekerja sama dengan seseorang yang bisa saja menusuknya kapan saja. Tapi di dunia seperti ini, terkadang musuh paling berbahaya… justru lebih berguna daripada teman yang lemah.

"Baik, karena sekarang kita satu tim, saya ingin tahu sebenarnya apa yang Ibu inginkan," ucap Zahira, menatap Linda penuh arti. "Bu Romlah ini terlalu berhati-hati. Tapi saya yakin, Ibu bukan tipe yang akan menyia-nyiakan perjuangan seperti milik beliau."

1
Linda Suryati
kerennn. cerita nya ngak di panjang2in. cukup mereka berbahagia. suka sebel baca novel. trus di panjang2 in sampai ke anak cucu. sehingga cerita nya ngak lucu. semoga yg membaca mengambil hikmah nya. mencintai tampa pamrih tulus ikhlas. selalu berbuat baik.
Julidarwati
Zahira besarkn anak selingkuhan suaminya
Bunda Iwar
Luar biasa
Alif
bisa2nya ank kandungnya mau di jual
Alif
apa yg kau tanam itulah yg akan kau petik
Alif
klo otak kalian bs mikir psti gk percaya tp klo otak kalian dangkal tamat lah kalian kena jaring siluman rubah
Alif
sukma dan langit kyaknya anak kandung zahra yg di adopsi adit
Alif
oh bner klo bukan anak nya zahira lha wong modelnya dan kelakuanya kyk emak bpknya, ksian aj zahira telah di tipu
Alif
katanya di suruh bw Adit, apa aq gagal faham yaa
Alif
emang ibunya sudah mendiang ya, la yang di rmh itu siapa😇
Alif
itulah hasil didikanmu oke kaan..
Darma Taksiah
keren
Naning Naning
bener2 tamat thorrr..... ga ada bonchap nya
muthia
cm bs 😭😭😭😭😭😭😭😭
muthia
klau td cm g di sukai sama mertua sih di selingkuh u suami mungkin msh bs di tahan nah ini anak sendiri yg kaya gitu ya Allah sedih nya😭😭
Purnama Pasedu
cinta yg sejati,akan bertemu walau berliku
Maharani Rania
kaya nya anak kandung Zahira yg di buang
SOPYAN KAMALGrab: ka tolong kasih ulasannya ka...
total 1 replies
Sonya Nada Atika
ceritanya keren bgt.baru ini novel yg tak ku skip halaman nya...dr awal smp akhir
SOPYAN KAMALGrab: tolong kasih ulasan ka/Pray/
total 1 replies
Raden
keluarga tocix kecuali zahira
Earlyta a.s Salsabila
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!