NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 Menuju Desa The Catania

Perjalanan menuju Desa The Las Catania akhirnya dimulai. Dan mereka memilih untuk melewati Rute yang lebih dekat, meski juga sedikit lebih berbahaya. Tentunya itu adalah hasil dari pertimbangan bersama dari Tim mereka.

Mereka melalui Rute lereng-lereng tebing untuk mempersingkat waktu mereka, yang dimana setelah berhasil melewati tempat itu mereka akan langsung dapat melihat Pemukiman Desa yang mereka tuju tersebut.

Pepohonan menjulang tinggi, terdiri dari banyak pohon-pohon yang unik dan masing-masingnya memiliki Karakteristik sendiri yang tampak mencolok.

Salah satu jenis pohon yang paling menonjol adalah pohon Lumina, dengan batang berbentuk spiral yang berkilau seperti Perak dan terdiri dari cabang-cabang yang menjulur dengan Elegan. Daunnya berwarna merah tua dengan urat-urat Emas yang Berkilau, memberi kesan seakan-akan pohon tersebut dicat oleh Cahaya Bintang.

Di sekitar Lereng Bukit ini, tercium semacam keharuman manis yang khas. Dan Aroma itu berasal dari pepohonan di tempat ini.

Beberapa burung menghinggap di batang pohon, seakan mengawasi kedatangan mereka di hutan itu.

Tim 2, bergerak dengan langkah sedang, tidak terlalu cepat namun juga tidak terlalu lambat.

Edwin merenggangkan tubuhnya, menguap dengan lelah. “Kenapa kita tidak menggunakan Portal saja untuk menghemat waktu?” Tanyanya dengan nada mengeluh.

“Menggunakan Portal membutuhkan Energi yang sangat besar, dan untuk memulihkan Energi yang habis itu akan membutuhkan waktu yang panjang. Kita tidak tahu bagaimana nantinya dan kapan kita akan membutuhkan Portal ketika darurat. Jadi mengambil langkah untuk berjalan seperti ini adalah salah satu keputusan yang paling baik." Jelas Elena dengan pengetahuannya, memandang ke arah Edwin.

"Kau memang paling pandai tentang pengetahuan semacam ini Elena. Aku penasaran apa kau bahkan tahu bagaimana Sejarah Bumi dan Langit ini diciptakan?" Kata Edwin, merasa sedikit muak dengan alasan-alasan logis yang dilontarkan Elena untuk pertanyaan apa saja yang ia tanyakan.

Luna tersenyum kecil melihat mereka dari belakang, ia berjalan mengikuti langkah setiap Anggota itu.

“Sudahlah Edwin, jangan banyak mengeluh. Kecuali kau ingin ditinggalkan disini, kurasa yang lain tidak akan memiliki hati selapang Elena untuk menemanimu.” Kata Vandore menyindir.

“Benarkan Elena?” Tanyanya, menahan tawanya.

Elena tidak mengatakan apapun, namun Luna sedikit merasa keberatan atas perkataan singgungan pria itu. “Dia!”

Sierra menggenggam pergelangan tangan Luna, menahannya dan menggeleng.

Luna menghela nafasnya dan bertanya kepada Sierra. “Pria itu.. Vandore?”

Sierra mengangguk. “Ya. Sebaiknya kau tidak menyinggungnya. Kemampuannya jauh di atasmu.” Ucapnya, menyarankan Luna.

“Em.” Luna hanya bergumam, ia terus memandang tajam Vandore yang membelakanginya di depannya.

“Vandore.. Tentu saja aku tahu pria itu. Pria Arogan di Tim 2 yang selalu tidak menyukai Elena.” Luna menghela nafasnya kembali. “Kenapa aku harus menciptakan Karakternya di Dunia ini?” Batinnya, menyesal.

Langkah Vandore berhenti, ia menoleh ke belakang. “Hei, anak baru!”

Luna menunggu kalimat selanjutnya, dan pria itu melanjutkan. “Jalan di depan.” Ujarnya

“Kenapa?”

“Kau terus menghela nafas, mendengarnya saja aku frustasi. Jika membiarkan kau tetap di belakang, bisa-bisa kau pingsan dan itu akan jadi sangat merepotkan.” Ucap pria itu, dengan tubuhnya yang setengah menoleh ke arah Luna dan salah satu tangannya yang dimasukkan ke sakunya.

Luna mengernyit heran. “Alasan macam apa itu?”

“Luna, kemarilah.” Panggil Alsean.

Luna melangkah ke arahnya dan kemudian berjalan bersama dengan Alsean yang berada di depan, menuntun jalan.

“Lelah?” Tanya Alsean.

Luna menggeleng. “Tidak juga, ini seperti sedikit Pemanasan.” Kata Luna, Alsean tertawa kecil.

Ia meraih sebuah botol di tas ranselnya dan kemudian memberikannya kepada Luna. “Kau harus banyak minum air.” Katanya.

“Terima kasih.” Luna menghentikan langkahnya sejenak dan kemudian meminum beberapa teguk untuk menghilangkan rasa hausnya.

Setelah selesai, ia memberikan kembali botol itu dan mulai meneruskan perjalanan kembali.

“Bagaimana rasanya di Misi pertamamu ini?” Tanya Alsean, memandang Luna.

Luna berpikir sejenak. “Um.. Tidak buruk. Tapi aku juga masih belum bisa mengatakan apapun karena kita baru saja memulai perjalanan, kan?”

“Ya. Akan banyak hal baru yang bisa kau jumpai selama Misi. Seperti.. Burung disana, kau lihat?” Alsean menunjuk ke arah salah satu batang pohon dimana ada seekor burung yang menghinggap di sana.

Luna menoleh ke arah salah satu batang pohon yang Alsean katakan. “Dimana?” Tanyanya, terus mencari.

“Svarroe, burung kecil yang memiliki bulu berwarna ungu tua dengan corak berbentuk bintang yang mampu bersinar di malam hari. Ia memiliki kemampuan untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya, dan itu berhasil membuatnya untuk sulit ditemukan. Ia sering terlihat di dekat Danau yang dikelilingi dengan pepohonan, di mana ia juga dapat menyerap Energi Magis dari Air.” Papar Alsean panjang.

“Tapi.. Seharusnya di dekat tempat ini tidak ada Danau.” Gumamnya kecil, merasa sedikit aneh.

“Jika ia sulit terlihat, mengapa kau dapat menemukannya dengan mudah?” Tanya Luna penasaran, bahkan ia sendiri kesulitan untuk menemukan keberadaan burung Svarroe itu yang telah Alsean tunjukkan.

“Inilah yang tidak kau tahu Luna, kakakmu ini memiliki sebuah Kemampuan yang sangat luar biasa. Dan ini adalah salah satu dari beberapa Kemampuannya itu.” Sambung Edwin.

“Kakak?” Tanya Vandore, mengerutkan keningnya heran.

“Ee.. Maksudnya Sean, Alsean! Yaa karena aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri, benarkan Edwin?!” Kilah Luna dengan cepat, memandang Edwin dengan serius agar pria itu menyetujui ucapannya untuk meyakinkan yang lain bahwa ia tidak memiliki hubungan keluarga apapun dengan Alsean.

“Aku tidak mau dilihat sebagai orang yang masuk di Organisasi The Guild of Ethereal Minds hanya karena Alsean adalah kakakku.” Batin Luna. Ia masih memandang Edwin berharap jika ia dapat bekerja sama dengannya.

“Em.. Oh! Benar, benar. Ya tentu saja Luna juga bisa memanggilku sebagai kakak seperti Alsean kan?” Ucap Edwin, membenarkan dan mengangguk dengan cepat namun juga tidak lupa untuk memanfaatkan situasi agar dapat membuat Alsean jengkel.

“Tentu saja kesempatan ini tidak boleh di sia-siakan..” Batinnya, melirik Alsean yang tampak mulai kesal.

“Ya, tentu saja benar.” Angguk Luna.

“Ayo, ayo jalan bersama kakak.” Kata Edwin, merangkul Luna dan menariknya berjalan bersamanya.

“Oh, begitu rupanya..” Gumam Vandore.

“Kalian percaya?” Tanya Josephine kepada Chelsea dan Sierra disampingnya.

“Kenapa tidak?” Tanya balik Sierra tanpa ragu.

“Kau lihat raut wajah Alsean? Bukankah itu cukup aneh?” Josephine meneliti wajah Alsean.

“Aku memang pernah mendengar jika Alsean memiliki seorang adik, tapi sepertinya tidak mungkin jika Luna adalah adiknya kan?” Ujar Chelsea, memandang Josephine dan Sierra bergantian.

“Apanya yang tidak mungkin? JIka dilihat-lihat wajah mereka cukup mirip juga..” Kata Josephine. tangannya membentuk kotak kecil dan bergantian membandingkan wajah Alsean dan Luna dari samping.

“Hentikan omong kosong kalian. Bukankah mereka sudah mengatakan jika tidak memiliki hubungan apapun? Lanjutkan saja perjalanan.” Ujar Sierra, menjadi sedikit lebih serius.

“Apa salahnya aku merasa curiga..” Gumam Josephine.

Ia tak menyerah sampai disitu saja, Josie mendekati Elena untuk menanyakan pendapatnya. Tapi tentu saja Elena tak mengatakan apapun, ia bekerja sama dengan yang lainnya untuk menutupi hal ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!