Cerita tentang gadis desa bernama Juliet Harvey yang harus berjuang untuk mengatasi masalah keluarga sang nenek yang hampir bangkrut.
Namun siapa sangka, niatnya untuk meminta bantuan kepada sang ayah yang sudah lama tidak bertemu malah membuatnya ikut terseret masalah dengan CEO tampan penuh dengan masalah, Owen Walter.
Bagaimana kisah Juliet dan Owen? Apa Juliet bisa mengatasi masalah keluarga neneknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khintannia Viny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPC BAB 27
“A-apa yang harus aku lakukan? Aku harus meminta tolong tapi aku tidak bisa bersuara...” gumam Juliet yang sudah tenggelam.
Di saat Juliet sudah mulai menyerah dan pasrah dengan nasibnya malam itu, tiba-tiba saja seorang laki-laki masuk ke danau dan merengkuh tubuh Juliet.
“Kau baik-baik saja, kau tidak apa-apa.” Ucap laki-laki tersebut yang tidak lain adalah Owen.
“Ah begitu rupanya, ternyata aku baik-baik saja..” gumam Juliet yang akhirnya pingsan.
Owen yang sudah keluar dari danau bersama dengan Juliet segera menggendongnya dan berusaha untuk menyadarkannya.
“Nona, nona Harvey!” teriak Owen beberapa kali.
Hingga akhirnya Juliet pun terbangun dan langsung batuk mengeluarkan sisa-sisa air di dalam tubuhnya.
“Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja sekarang, semuanya baik-baik saja.” Ucap Owen menenangkan Juliet.
Juliet yang masih lemas pun hanya bisa diam sambil memejamkan kedua matanya, sedangkan Owen terus mengelus kepala Juliet untuk membuatnya tenang.
“Astaga, sangking konyolnya aku sampai tidak bisa berkata-kata.” Gumam Owen.
“Wanita ini, benar-benar merepotkan aku dalam banyak hal, ya sudahlah lagi pula semuanya sudah selesai dan kini aku tidak akan mempedulikannya lagi.” Batin Owen.
Semua orang yang heboh langsung menghampiri keduanya, teman-teman Owen segera menjemput Owen, sedangkan Juliet di jemput oleh Tomi dan istrinya.
Owen melirik sekilas ke arah Juliet yang terlihat kedinginan itu, lalu dia berjalan berlawanan arah dengan Juliet.
“Kau baik-baik saja? Bagaimana dengan nona Harvey?” tanya Mike saat Owen berjalan mendekatinya.
“Bawakan uangku!” tegas Owen tiba-tiba.
“Aku tidak peduli apa dia berhasil melarikan diri atau tidak, pokoknya hubunganku dengannya hanya sampai di sini saja, lagi pula acara taruhanku sudah selesai dan semuanya akan kembali seperti semula.” Batin Owen.
Di kediaman keluarga Harvey...
Prangg!! Brukkk!!
“Dasar gadis kampungan yang bodoh! Kau masih saja tidak mengerti setelah ayah memperingatkan mu seperti itu?!” teriak Tomi sambil menampar pipi Juliet berkali-kali.
“Tenanglah sayang, kan masih ada si tua bangka itu, ini masih belum berakhir.” Ucap Barbara mencoba untuk menenangkan suaminya.
Barbara segera menyuruh Anna yang ada di sana membawa pergi Juliet agar Tomi tidak memukuli Juliet lagi.
“Kita kan sudah berjanji untuk makan malam bersama dengan si tua bangka itu hari ini, jadi jangan marah-marah dulu dan jangan buat wajah Juliet terluka.” Lanjutnya.
“Brengs3k! Skandal tentang Juliet dan tuan muda itu pasti akan mencuat lagi gara-gara insiden di danau itu.” Gumam Tomi.
Skandal kali ini akan membangkitkan sentimen publik, tentu saja penyebabnya adalah Rebecca. Ketika kritikan terhadap Owen semakin kuat karena bermain dengan wanita lain di depan mantan istri yang sudah memaafkannya dan bahkan memutuskan untuk kembali bersatu.
Dan mantan istri yang di kasihani publik itu akhirnya membuat klarifikasi secara langsung bahkan sampai menyebutkan tentang anaknya yang sudah meninggal.
“Saya mohon, berhentilah mengkritik Owen, sejak saat itu dia tetap memberikan perhatian kepada anaknya dan menghadiri pemakaman secara diam-diam.” Ucap Rebecca di wawancaranya dengan wajah yang sedih.
“Dia juga seorang ayah yang kehilangan anak tercintanya, tentunya saya tidak bisa memaksakan untuk bersatu kembali, dan jika dia memilih nona Harvey, maka saya akan menghargai keputusannya.” Lanjut Rebecca sambil menghapus air matanya yang menetes.
Wawancara dengan Rebecca pun berakhir dengan lancar, wanita yang telah melindungi mantan suami yang memperlakukannya dengan buruk bersama dengan kekasihnya, terkesan bagaikan seorang yang berhati mulia.
Dan sebaliknya, saingan mantan istri yaitu Juliet pun terkesan sebagai orang yang jahat.
Para netizen menganggap Juliet sebagai wanita j4lang yang menghalangi bersatunya Owen dan Rebecca.
Itu membuat semua orang murka dan hendak menghukumnya, setelah situasinya memburuk seperti ini, para pria yang tadinya mendambakan dan hendak membeli Juliet pun satu per satu mulai mundur.
“Sekarang yang tersisa hanya pria tua bangka itu, pria tua itu hanya menginginkan wanita muda dan cantik yang bisa menghasilkan keturunan untuknya.” Gumam Tomi sambil meremas kedua tangannya.
“Dia adalah orang yang lambat dan tidak peduli dengan reputasi, jadi dia pasti tidak akan membatalkan rencananya, pernikahan ini harus terjadi!” gumam Tomi kembali.
Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang dan mengatakan kalau pihak si laki-laki tua itu menghubungi lewat telfon rumah.
“Tuan, ada telfon dari tuan Helmi.” Ucap pelayan rumah.
“Sambungkan ke telfon ruang kerjaku.” Ucap Tomi yang segera di lakukan oleh pelayan tersebut.
“Halo tuan Helmi, apa anda ingin berbicara tentang makan malam nanti? Istri saya sudah menyiapkan hidangan yang mewah untuk anda.” Ucap Tomi dengan antusias.
“Tidak tuan Tomi, mari kita lupakan pertemuan makan malam hari ini.” Ucap tuan Helmi yang langsung mematikan telfon tersebut.
Tomi semakin kalang kabut, dia benar-benar emosi dengan semua kejadian yang di sebabkan oleh Juliet.
Di desa yang terlihat tenang, Denada juga sudah menonton berita mengenai cucunya yang berada di kota, dia hanya bisa menangis meratapi nasib cucunya yang begitu menyedihkan.
“Hikss,, hiksss cucuku.. Cucuku yang malang...”
“Tidak mungkin Juliet melakukan itu, pasti ada yang salah dengan berita itu.”
“Tentu saja nyonya, pasti berita itu salah, nona Julie adalah gadis yang baik.” Sahut bibi Gina.
“Waktu itu dia menghubungiku dan mengatakan kalau dia sehat dan keadaannya baik-baik saja, dia juga bilang bahwa dia memiliki banyak teman dan melihat banyak hal menarik...” ucap Denada.
“Nyonya..” bibi Gina mencoba untuk menenangkan majikannya.
“Tomi Harvey! Ini semua pasti gara-gara dia!” geram Denada.
“Kita harus menyelamatkan Julie Gina, aku tidak bisa membiarkan Julie bernasib malang seperti ibunya, jangan sampai itu terjadi!” lanjutnya.
Di mansion nya, Owen terkekeh geli melihat berita yang di tayangkan di tv, dia menertawakan tangisan Rebecca yang terlihat menyedihkan.
“Orang ini ternyata sudah terbiasa berbohong ya? Bakatnya sungguh,,, membuatku kagum.” Ucap Owen yang sekarang sudah menatap tajam ke arah televisi.
***
“Nona, hari ini nona tidak membuat accessories sama sekali ya?” ucap Anna sambil menyisir rambut Juliet.
“Ah, aku hanya ingin beristirahat sebentar saja Anna.” Balas Juliet.
Sudah beberapa hari ini Juliet tidak membuat accessories baru untuk mengisi tokonya, dia juga selalu menyuruh Anna yang mengecek keadaan toko sesekali karena Juliet sudah mempekerjakan karyawan untuk toko.
“Wajah nona terlihat pucat sekali, aku yakin pasti ada sesuatu..” batin Anna yang sedih melihat ekspresi nona nya yang tidak seceria biasanya.
“Mereka semua benar-benar orang yang jahat, bagaimana bisa mereka malah memojokkan nona dengan kejadian seperti itu, mereka semua menghujat nona dari segala penjuru kota, kesal sekali jika melihat nona yang ceria jadi murung seperti ini.” Batin Anna lagi.
Setelah menyisir rambut Juliet, Anna berjongkok sambil menggenggam tangan Juliet dengan erat.
“Nona, tidak peduli apa yang orang katakan, saya tetap menyukai nona! Jadi saya mohon nona jangan masukkan ke hati semua omongan jahat orang-orang itu, mereka bahkan tidak tau siapa nona sebenarnya.” seru Anna mencoba untuk menenangkan Juliet.
“Terima kasih Anna, aku tidak akan melupakan kebaikanmu..” balas Juliet sambil tersenyum sendu.