Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Lagi-lagi Richi pulang larut malam dan ternyata Inha sudah menunggu nya . Gadis itu bahkan menyiapkan makan malam untuk suaminya.Namun Richi hanya menatap Inha sebentar dan masuk ke dalam kamar tamu. Ia terlihat masih kesal.
"Kenapa aku merasa dia seolah tidak melihat ku. Diabaikan begitu saja. " Gumam Inha. Ia mengejar suaminya masuk ke dalam kamar.
"Aku sudah menyiapkan beberapa makanan untuk mu. " Inha duduk di sisi ranjang dan melihat Richi membuka kemejanya. Gadis itu membuang wajahnya kearah lain.
" Aku tidak lapar, kau pergilah. Aku sedang tidak ingin bertengkar dengan mu. " Bahkan nada Richi terdengar dingin. Tatapan hangat yang biasa ia tunjukkan kini tak nampak lagi di wajahnya.
"Pergilah, aku ingin istirahat. Besok aku yang akan mengantar Cherry ke sekolah. Kau pergilah kerja seperti biasa. " Richi berkata tanpa melihat wajah Inha yang kini matanya mulai berembun. Padahal Richi tidak bersuara keras namun entah kenapa Inha hari ini begitu cengeng.
Richi mulai mengganti kaos dan celana pendeknya. Bersiap untuk tidur, namun ia melihat Inha yang kini menangis.
"Apalagi? " Sebagai suami ia juga tidak akan tega melihat istri nya sedih. Biasanya Inha juga galak kenapa sekarang melow.
"Aku minta maaf A. " Ucapnya dengan tulus.
Richi sedikit terkejut saat istri nya memanggilnya dengan sebutan Aa. Ini pertama kalinya, biasanya Inha akan memanggil dengan sebutan Om atau kamu.
"Aku minta maaf karena kemarin begitu emosi. " Ucapnya lagi
" Ya sudah aku maafkan. " Ia berkata sembari menatap bantal nya. Bersiap tidur
" Ayo makan dulu. " Ajak gadis itu. Kali ini Inha berani menarik tangan suaminya. Dulu, jangan harap bersentuhan dengan Richi saja dia tidak mau. Ia merasa risih.
Richi menggulum senyum, gadis itu mulai ada perubahan. Mau tak mau Richi mengikuti Inha untuk makan malam. Kesempatan emas.
Sebenarnya dia tidak lapar karena sebelum pulang ia sengaja makan di restoran terlebih dahulu. Namun, demi istri nya yang sudah repot -repot menyiapkan makanan mau tak mau ia harus makan.
Enak, tentu saja. Inha seorang chef, ia bisa diandalkan dalam hal masak memasak.
"Kau tidak makan? " Richi melihat Inha hanya diam tanpa menyentuh makanan.
"Aku tidak makan malam di jam segini. "
"Kenapa? Takut gendut. "
"Bukan itu, hanya tidak terbiasa makan tengah malam dan untuk kesehatan juga. "
Setelah selesai makan Richi kembali ke dalam kamar tamu. Ia ingin tidur. Matanya terasa ngantuk, badan nya ingin beristirahat.
"Kacamatanya nanti aku ganti. Aa minus atau plus? " Inha ikut masuk ke dalam kamar namun dengan jarak yang agak jauh. Tak berani mendekat saat Richi sudah terlentang.
"Tidak perlu, aku sudah memesan kacamata lagi. Besok pasti sudah dikirim ke kantor. "
Inha sedikit kecewa ternyata Richi sudah memesan kacamata baru.
"Kemarilah! "
"Duduklah disini. " Richi menepuk sisi ranjangnya. Inha mendekati sisi ranjang itu. Richi yang sudah menutup matanya kini berpindah , Kepala nya berada di pah* istrinya, mencari kenyamanan disana.
"A... " Inha merasa tidak nyaman
"Sebentar saja, aku lelah. " Matanya masih menutup namun tangannya meminta Inha untuk mengusap rambutnya. Nyaman
Ini pertama kalinya Inha begitu int*m dengan Richi, ia yang tidak pernah pacaran dan menyentuh pria sembarangan kini merasa kaku saat Richi memintanya untuk mengusap rambutnya.
" Apa yang dibicarakan mama Maya jangan diambil hati. Bagaimana pun kau istriku, aku akan membelamu. "Satu kalimat yang keluar dari mulut pria itu.
" Apapun yang terjadi di rumah ini hanya kita yang tahu. Orang luar tidak boleh ikut campur karena itu akan memperkeruh keadaan. "
"Jika kau tidak mau mengantar Cherry ke sekolah, biar aku yang antar dia. "
" Aku bisa! " Kali ini Inha menjawab dengan cepat
Richi membuka matanya kembali. Melihat wajah sang istri. "Kau yakin? "
Inha menganggukan kepalanya.
"Terimakasih." Hanya itu yang keluar dari Richi
"Aku tanya boleh? "
"Tanya apa? Apapun akan aku jawab. "
"Selama ini kau sibuk apa A? Kenapa pulang larut malam terus. "
Richi menggulum senyum, ini pertama kalinya Inha penasaran dengan kegiatan nya diluar. Biasanya gadis itu tidak pernah peduli. Mereka satu atap namun seperti orang asing. Tinggal bersama bukan hidup bersama.
Richi menceritakan kegiatan nya, saat di pabrik, klinik dan saat dia di yayasan tersebut. Pantas saja pria itu terlihat lelah, kegiatan nya setiap hari begitu banyak. Disatu sisi ada rasa bangga terhadap suaminya, hanya bangga bukan cinta.
Richi yang suka mengobrol kini merasa senang karena ada Inha yang mau mendengarkan cerita nya, saling bertukar pendapat dan bertanya. Ia merasa lebih hidup setelah memiliki istri.
"Berarti banyak sekali orang yang mengalami IMS dong A. " Tanyanya
"Lumayan banyak, gejala mereka tidak terlihat dan hidup normal namun setelah di skrining kesehatan barulah ketahuan. "
"IMS yang paling banyak di dunia adalah HPV (Human Papilomavirus) . Dan s*ks anal, oral, vag*na juga memiliki resiko yang sama untuk tertular HPV. " Richi menjelaskan kembali seolah sedang memberi kuliah umum pada istrinya.
"Pada perempuan, infeksi HPV yang paling diwaspadai adalah tipe yang beresiko menjadi kanker serviks (leher rahim), infeksi HPV juga bisa menyebabkan kangker pada vag*na, vulva, anus, mulut dan tenggorokan. "
"Kok ngeri sekali. "
"Tentu saja, maka dari itu penting sekali melakukan deteksi dini kangker serviks melalui pemeriksaan papsmear. "
"Kalau masih peraw*n boleh kah melakukan pemeriksaan papsmear?
" Sebenarnya wanita yang belum pernah berhubungan s*ksual resiko kanker serviks sangat rendah sehingga belum perlu dilakukan papsmear. Disamping itu pemeriksaan papsmear bisa merobek selaput dara sehingga tidak dianjurkan jika belum pernah melakukan hubungan s*ksual.
" Apa kau mau melakukan nya dengan ku lebih dahulu baru melakukan papsmear. "Goda Richi sembari mengerlingkan matanya. Inha langsung mendelik kesal, sorot matanya kembali ke mode Inha yang sesungguhnya. Galak.
" Jangan macem-macem ya A! "
Richi hanya terkekeh.
"Jika kamu senggang, kamu boleh datang ke klinik ku. Tapi saat disana jangan sampai kau cemburu karena pasien ku kebanyakan wanita cantik. "
" Jangan terlalu percaya diri! " Inha menatap malas. Ia bahkan mendorong Richi agar bangun dari nya.
"Siapa juga mau kesana! "
" Jika kau ingin perawatan pergilah ke klinik, bilang saja kau istri dokter Richi. Mereka akan memberi mu pelayanan VVIP. "Richi terkekeh
" Yang ada mereka semua akan kaget kalau tahu Aa sudah memiliki istri. Aku tidak mau ada yang tahu kalau kita sudah menikah. "
"Kenapa? "
"A... Aku belum siap jika mereka tahu kalau aku sudah menikah. " Inha
"Pantas saja cincin pernikahan tidak pernah ia pakai. " Gumam Richi dalam hati. Sedikit kecewa.
"Kamu malu punya suami duda beranak satu? "
"Ti.. Tidak seperti itu. A.. Aku hanya ingin...."
"Sudahlah, tidak usah dibahas. Aku tahu jawabanmu. " Richi kecewa karena Inha masih belum bisa menerima pernikahan ini.
"Pergilah, aku ingin tidur. " Richi mulai menutup mata dan mengusir Inha dari kamar nya.
wkwkkwkw
🤭🤭