My Heart is yours adalah cerita yang mendalam antara Daniel seorang pria tampan, cool dan kharismatik. dan Avery seorang wanita cantik, cerdas dan introduced. Mereka better secara tidak sengaja dan langsung merasakan koneksi yang kuat.
Daniel yang memiliki ketertarikan lebih dulu pada Avery tidak tahu bagaimana cara mengatakan perasaannya. Avery yang memiliki masa lalu sulit dan trauma yang menghantui merasa bahwa Daniel adalah satu-satunya orang yang dapat membuatnya merasa aman dan dicintai selain keluarganya.
Namun perjalanan kisah mereka tidaklah mudah. Dimulai dari pertemanan yang nyaman hingga mengakui perasaan masing-masing. Akankah Daniel dan Avery dapat menemukan kebahagiaan bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumor
Suara tawa diruangan yang cukup besar itu terdengar, pelakunya adalah Kai. Laki-laki muda itu tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Daniel tentang acara makan malam mereka.
Sky begitu berani memprovokasi David, dan yang cukup mengherankan juga David yang biasa terlihat tenang dan berwibawa akan berubah begitu emosian dan kekanak-kanakan.
" Lalu siapa yang menang? " tanya Kau sambil mengusap sudut matanya yang berair.
" Untuk semalam yang menang Sky " Daniel ada rasa bangga juga dengan sang kekasih yang bisa memenangkan perdebatan dengan daddynya.
" Aku sudah membayangkan akan seseru apa jika kau dan Sky menikah nanti " Daniel menggenglengkan kepala melihat Kai yang lebih bersemangat darinya.
Xavier yang sedari tadi ada disana hanya menyimak dan sesekali tersenyum. Ia juga memikirkan bagaimana bisa menaklukkan Evelyn.
" Vier, ku dengar kau mendekati putri seorang Brown? " tanya Kai penasaran.
" Hmm" Xavier bergumam. Kai yang mendengar itu memutar bola matanya malas.
" Ku dengar, dia itu dirumorkan tidak menyukai laki-laki " ucap Kai santai tapi cukup untuk membuat Xavier dan Daniel membolakan mata mereka.
" Jangan sembarangan Kai! " tegur Daniel.
" Ck, ya sudah kalau tak percaya " Kai berucap santai.
" Tidak dekat dengan laki-laki bukan berarti ia penyuka sesama Kai " Xavier ikut bersuara.
" Iya benar sih, tapi semua rumor nya seperti itu. Dia bahkan pernah menolak ajakan kencan anak wakil presiden" terang Kai.
Wajah Xavier tampak datar mendengar cerita Kai. Ia akui Evelyn merespon nya sangat dingin. Bahkan terang-terangan menolaknya tanpa pertimbangan. Awalnya ia fikir karena dirinya yang terburu-buru, tapi setelah mendengar cerita sang sahabat ia menjadi kembali berfikir.
" Gak usah berlebihan, mungkin bukan tipe dia. " Daniel menatap Xavier yang masih diam.
" Kejar aja sampai dapat jawaban pasti, jangan menduga-duga Vier" ujar Daniel menenangkan sahabatnya.
🌹
🌹
" Kamu dan Mr. Everett menjalin hubungan? " Evelyn menatap lurus daddynya.
Berkas yang sedang ia susun ia letakkan dimeja, lalu dengan pelan ia menghembuskan nafasnya pelan.
” Tidak dad" Elijah mencari kebohongan di wajah sang putri tapi ia tak menemukannya.
" Huft, baguslah." Elijah bernafas lega. Berbeda dengan Evelyn yang menatap herang sang daddy, yang baru pertama kali ini tampak lega ia menolak laki-laki. Biasanya daddy nya yang siap mensupport nya.
" Bukan apa, dia terlihat cukup dominan dan misterius. Daddy rasa ia tak cocok dengan mu " jelas Elijah. Tapi penjelasan itu malah membuat Evelyn semakin heran dengan sang daddy.
" Are you serious dad? " Elijah mengangguk cepat.
" Percaya sama daddy, dia gak cocok sama kamu. " keukeuhnya. Evelyn tak lagi membalas ucapan sang daddy, karena ia juga tak tertarik dengan obrolan ini.
Xavier memang tampan, dan masa depan yang menjanjikan. Tapi ia masih tak bisa menjalani hubungan dengan lawan jenis. Ketakutan itu selalu menghantui nya, bahkan setiap saat.
Hanya perbedaannya, jika laki-laki lain menyerah saat ia menolak. Berbeda dengan Xavier yang semakin gencar mendekati nya. Laki-laki yang terkenal dingin itu bahkan setiap hari mengirimkan bunga dan coklat ke kantornya. Memaksanya untuk berangkat bersama seperti tadi pagi, walaupun sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Evelyn hanya berharap Xavier lelah dan berhenti dengan sendirinya.
🌹
🌹
Hari tak terasa sudah menjelang malam, dan kantor firma hukum keluarga Brown terlihat sudah cukup sepi. Namun Evelyn masih sibuk di ruangannya dengan kertas berserakan di mejanya.
Matanya sudah memerah karena lelah menatap komputer cukup lama. Gadis itu melirik jam di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Dengan lemah ia membereskan barangnya dan ia meninggalkan ruangannya. Ketika ia baru keluar dari lobby dan sampai di parkiran,ia baru teringat tak membawa mobil hari ini. Menghembuskan nafasnya dengan sedikit berat ia merogoh handphonenya didalam tas.
Tapi saat ia sibuk mencari benda itu, ia merasa di perhatikan seseorang digelapnya malam. Evelyn mencoba tak perduli, tapi perasaan itu semakin kuat. Tanpa menoleh kiri kanan ia berbalik kembali menuju kantor, untuk menghampiri security di sana.
Langkah nya di percepat, namun ia merasa jarak lobby sangat jauh dari tempatnya berada. Keringat mulai membasahi wajahnya. Ketika fokus berjalan lengannya di gapai oleh seseorang, dan membuat langkah nya terhenti. Tapi Evelyn tak berani berbalik bahkan bersuara, rasanya ia ingin menangis saat ini.
" Are you okay? " suara itu membuat Evelyn langsung berbalik, dan ia melihat Xavier yang sedang menahan lengannya. Tanpa ragu Evelyn memukul tubuh Xavier dengan kepalan tangannya dan tenaga seadanya.
Xavier yang masih bingung hanya menerima, dan beberapa saat kemudian ia menangkap mata Evelyn basah dan memerah.
" Hai, it's okay. I'm sorry" suara Xavier lembut dan detik itu juga terdengar isak tangis dari gadis didepannya.
" Brengsek! " maki Evelyn yang masih menangis. Xavier menarik gadis itu dalam pelukannya, membiarkan ia menangis.
Beberapa saat setelah tenang, Evelyn mendorong tubuh Xavier sedikit kuat hingga pelukan mereka terlepas.
" I hate you! " serunya kesal dan berbalik menuju kantor dengan cepat meninggalkan Xavier menatap nya bingung.