NovelToon NovelToon
Pewaris Kerajaan Mafia

Pewaris Kerajaan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

Ethan, seorang kurir yang diperlakukan seperti sampah oleh semua orang, dikhianati oleh pacarnya, dipecat oleh bosnya. Tepat pada saat dia hampir mati, seorang lelaki tua memberitahunya identitas aslinya. Sekarang, dia bukan lagi sampah yang tidak berguna, dia disebut Dominus, raja dunia!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Ethan merasakan sedikit kesal, tapi dia memutuskan untuk tidak mengucapkan sepatah kata pun. Mark memang selalu suka memutarbalikkan perkataan orang.

Tiba-tiba, sebuah Pagania Huayra Codalunga berhenti di tempat parkir. Ethan dan yang lainnya menoleh ke belakang saat Harold keluar dari mobil. Namun dia ditemani oleh seseorang pria.

Pria itu adalah Simon, CEO dari merek pakaian terkenal di kota itu. Dia juga merupakan bos dari salah satu kelompok mafia besar di kota tersebut.

Mata Ethan membelalak. Dia pernah mendengar banyak hal tentang Simon. Dia hanya tidak percaya bahwa orang yang seharusnya ia temui adalah Simon.

Tidak, pertanyaan sebenarnya adalah mengapa Simon ingin menemuinya? Apakah ini masalah atau bukan?

Simon adalah pria tinggi dan kekar seperti Ethan. Dia hanya sedikit lebih tinggi dan memiliki wajah yang bisa dibilang tampan.

Dia mengenakan setelan Cifonelli Paris – Bespoke Vicuna Suit seharga $86.785. Segala sesuatu tentang dirinya menunjukkan kemewahan. Ethan memang pernah mendengar tentangnya tapi ini adalah kali pertama dia melihatnya secara langsung.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Harold begitu dia cukup dekat. Gregory berdiri di samping mobil dan sepertinya sedang menelepon.

"Maaf tuan, tapi yang terjadi di sini hanyalah soal pria ini. Saya manahan dia karena saya pikir dia pencuri."

"Apa!" teriak Harold dengan marah lalu menampar pelayan itu. "Berani-beraninya kau menyebut dia pencuri? Dan kenapa kau menahan dia masuk? Ini restoranmu atau restoran milikku?" bentaknya. "Bagaimanapun, aku yang mengundangnya ke sini dan karena kau memperlakukan tamuku seperti ini, kau dipecat!"

"Oh tuhan!" Pelayan itu langsung berlutut. "Tolong jangan pecat saya!" pintanya.

Ethan menatap Mark dan Nora. Ada ekspresi terkejut tampak di wajah mereka saat mereka buru-buru masuk ke restoran.

Ethan tersenyum, merasa puas dalam hati.

"Tolong, saya minta maaf! Saya benar-benar minta maaf karena telah meremehkan Anda!" teriak pelayan itu dengan putus asa, menatap Ethan saat dia digiring keluar.

Ethan menatapnya sejenak sampai pria itu benar-benar hilang dari pandangan.

"Silakan masuk," ajak Harold sambil berjalan di depan, dan Ethan segera mengikutinya. Dia menyadari bahwa Simon juga berjalan di belakangnya, tapi dia berhati-hati untuk menjaga langkahnya.

Itu memang salah satu ciri utama orang yang memiliki rasa sombong.

Mereka mengambil jalur lain di sebelah kiri dan berjalan melewati beberapa ruangan di sisi kiri. Sebelum mereka masuk, seorang pelayan bergegas menghampiri mereka.

"Selamat datang, Tuan. Boleh saya siapkan sesuatu?" ucapnya dengan hormat. Matanya melirik ke arah Ethan, lalu kembali ke Harold.

Harold mengangguk. "Ya, anggur saja cukup. Boleh aku lihat daftar anggur yang kalian punya saat ini? Maksudku, yang paling mewah."

Pelayan itu tersenyum. "Saya sudah menghafalnya. Kami punya Imperium Noir 1967 seharga $3,5 juta, Saint Revenant Limited seharga $3,7 juta, Veladoro 88 seharga $6,2 juta, dan Château Bellamy Eternité seharga $265.000," jawabnya dengan senyum cerah, bangga pada dirinya sendiri.

Ethan menghela napas pelan. Anggur yang harganya sangat mahal. Siapa yang menyangka dia bisa mencicipi anggur seperti itu?

Harold berpikir sejenak. "Aku membawa tamu istimewa hari ini. Jadi, kupikir aku akan memilih yang paling mahal. Veladoro 88 yang terbaik. Bawa tiga botol ke ruang VIP sekarang juga."

"Siap, Tuan," dia membungkuk singkat lalu berbalik cepat.

"Kenapa pelayanmu harus menyebutkan harga anggur sebelum kau memilihnya?" Simon tiba-tiba bicara dengan nada menggoda, namun suaranya dalam dan memiliki aura yang aneh.

"Karena aku tidak mengikuti selera anggur, aku menyesuaikan dengan acara hari ini. Dan harga anggur akan menentukan acara apa yang cocok dengannya."

Simon terkekeh. "Perhitungan yang aneh."

Harold berjalan ke pintu pertama dan membukanya. Dia berhenti dan menoleh ke Ethan. "Di sini ada privasi. Kau tidak perlu khawatir identitasmu akan terbongkar."

Ethan mengangguk dan mengikuti Harold masuk ke dalam ruangan mewah. Itu adalah ruangan besar dengan meja bundar kecil dan enam kursi nyaman di sekelilingnya. Ada dua vas bunga di masing-masing sisi ruangan, dekat meja.

Ada sebuah lampu gantung besar menggantung di atas meja yang hampir terlihat seperti akan jatuh kapan saja.

Mereka semua duduk. Ethan menggunakan kesempatan itu untuk memperhatikan Simon dengan seksama. Tulang pipinya bagus, alisnya terukir rapi yang bisa bergerak sesekali, dan bibirnya lincah saat berbicara.

Dari cara dia duduk, Ethan menyadari bahwa itu menunjukkan kekuasaan. Dia memancarkan kekuatan dan dia bukan tipe orang yang mudah diperintah. Dan Ethan mungkin akan mengalami masalah dengan itu. Meskipun begitu, itu bukanlah sesuatu yang tidak bisa diselesaikan malam itu.

"Jadi," Harold sedikit menoleh ke arah Simon. "Aku sudah menemukan anak Dominus, tapi dia sedang dalam penyamaran, itulah sebabnya aku memanggilnya ke sini."

Ada ketukan pelan di pintu. Hampir seketika, pintu terbuka dan dua pelayan masuk. Satu membawa dua ember berisi anggur sementara yang satu lagi membawa satu ember dan tiga gelas anggur.

"Ada yang lain, Tuan?" pelayan itu bertanya sambil mundur sedikit, dan Simon menuangkan anggur ke dalam gelasnya sendiri.

"Tidak, aku akan memanggil kalian kalau butuh sesuatu," kata Harold, dan para pelayan keluar.

"Jadi dia ini Dominus?" Simon mengangkat gelasnya ke mulut sambil memperhatikan Ethan melalui kaca transparan.

"Ya. Aku ingin dia bertemu dengan para tetua. Kupikir dia harus melakukannya sebelum dia datang ke kelompok dan berbicara pada para anggota."

"Ada sesuatu yang membuatku tertawa," ujar Simon tiba-tiba dan menatap anggur di atas meja. "Aku penasaran mengapa kau yang berbicara. Apakah Dominus bisu?"

1
Glastor Roy
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!