NovelToon NovelToon
Langit Jingga Setelah Hujan

Langit Jingga Setelah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Keluarga / Romansa Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Chicklit / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: R²_Chair

Jingga seorang gadis cantik yang hidupnya berubah drastis ketika keluarga yang seharusnya menjadi tempat pulang justru menjadi orang pertama yang melemparkannya keluar dari hidup mereoka. Dibuang oleh ayah kandungnya sendiri karena fitnah ibu tiri dan adik tirinya, Jingga harus belajar bertahan di dunia yang tiba-tiba terasa begitu dingin.

Awalnya, hidup Jingga penuh warna. Ia tumbuh di rumah yang hangat bersama ibu dan ayah yang penuh kasih. Namun setelah sang ibu meninggal, Ayah menikahi Ratna, wanita yang perlahan menghapus keberadaan Jingga dari kehidupan keluarga. Davin, adik tirinya, turut memperkeruh keadaan dengan sikap kasar dan iri.

Bagaimanakan kehidupan Jingga kedepannya?
Akankan badai dan hujannya reda ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbukanya sebuah rahasia

Hujan turun sejak siang, membuat halaman rumah Kake Arga dipenuhi suara gemericik air yang menenangkan. Jingga baru saja selesai menata barang-barang yang ia bawa pulang dari pameran kabupaten. Meski hatinya masih diselimuti rindu pada Arjuna yang baru kembali ke kota, pikirannya terganggu oleh satu hal lain yaitu kotak rahasia di ruang gudang Kake Arga.

Kotak itu sudah lama disimpan di lemari tua, terkunci rapat, dan tidak pernah disentuh siapa pun. Pertama kali Jingga melihatnya beberapa bulan lalu saat awal ia datang dan membantu membersihkan ruangan, ia langsung merasa ada sesuatu yang penting tersembunyi di dalamnya. Tapi ia menahan diri. Hanya saja, sejak menginjak usia 17 tahun, pikiran tentang identitas keluarga bundanya, tentang bundanya yang sudah lama pergi, sering kembali menghantuinya.

Malam ini, rasa penasarannya menguat.Jingga pernah melihat sebuah foto ya terlihat mirip seperti bundanya.

Kake Arga sudah tidur sejak ba’da Isya. Suara napasnya yang teratur terdengar dari kamar. Jingga memandang ke arah lorong, memastikan keadaan aman.

“Cuma lihat… nggak ada salahnya, kan?” gumamnya.

Ia menyalakan lampu gudang yang redup. Ruangan itu dipenuhi aroma kertas tua, kayu, dan minyak tanah dari lampu antik yang digantung di sudut. Jingga berjalan perlahan menuju lemari tua.

Kotak kayu itu masih di sana berwarna cokelat gelap, sedikit usang, dengan ukiran bunga dipinggirannya. Ada gembok kecil mengunci dua sisi tutupnya.

Jingga menggenggam gembok itu. “Kake nggak pernah buka ini… tapi kenapa ya?”

Saat ia hendak memutar kotak itu, tiba-tiba jari-jarinya menyentuh sesuatu di bagian bawahnya. Sebuah tonjolan kecil seperti pengait. Jingga menekan perlahan.

Tutup kotak terangkat sedikit.

Jingga membeku. Ternyata selama ini kotak itu bukan dikunci dari luar, melainkan memiliki pengait rahasia di bagian bawah. Ia menarik napas panjang sebelum membuka tutupnya perlahan.

Di dalamnya, ia menemukan beberapa benda:

~ Sebuah foto tua dalam bingkai emas kusam serta beberapa foto sepasang wanita dan laki-laki.

~Beberapa map cokelat berisi dokumen.

~ Dua surat yang terikat dengan pita merah.

~ Sebuah kunci logam kecil.

~ beberapa pakaian yang masih terlihat rapi dan bagus.

Jingga mengambil foto itu dulu. Di foto tersebut terlihat seorang perempuan muda dengan paras lembut dan senyum hangat terlihat elegan dengan kebaya jarik. Di sampingnya berdiri seorang anak kecil yang tak kalah cantik, berambut hitam panjang tergerai.

Mata Jingga membesar.

“Itu… Bunda.”

Ia mengenali wajah itu,foto kecil sang bunda yang sama persis pernah di perlihatkan sang bunda. Dan wanita satunya lagi ia juga mengenalnya,mungkin karena sering melihat foto-foto almarhum istri Kake Arga yang disimpan Kake Arga. Dan perempuan di sebelah Bunda ia tau,itu almarhum istri Kake Arga.

“Ini…apa?”

Di bagian belakang foto tertulis tulisan tangan halus

“Untuk Arga. Dari Alma & Mutiara.”

Jingga membacanya berulang-ulang.

“Alma… Mutiara…” bisiknya. “Bunda adalah Mutiara… kalau begitu Alma berarti istri Kake Arga.?”

Jingga membuka map cokelat pertama. Di bagian atas dokumen tertulis

“WASIAT – KELUARGA ALMA ARINI SURYAPUTRA.”

Nama itu membuat Jingga menggigit bibir. Surat itu ditandatangani notaris, lengkap dengan cap hukum resmi. Ia membaca baris demi baris.

Isi utama surat itu membuat tubuhnya gemetar.

“Kepada keponakanku, Mutiara jika sesuatu terjadi padaku, hak atas perkebunan sawit milik keluarga akan diwariskan kepadamu.”

“Perkebunan sawit…?” Jingga terbelalak.

Ia mencari berkas lain. Ada peta kecil, gambar lokasi perkebunan, dan surat-surat legalitas lahan.

Di bagian atas tertulis

“Luas lahan: 0,98 hektar.”

Jingga menutup mulutnya. Hampir satu hektar. Lahan sebesar itu… Bunda pernah bilang bahwa keluarganya di kota tidak pernah kaya raya. Jadi dari mana asal semua ini?

Dengan tangan sedikit bergetar, Jingga mengambil surat yang terikat dengan pita merah. Ia membuka surat pertama.

Surat 1

Untuk Arga,

Jika kau membaca ini, berarti tugasku sebagai istri sudah mendekati akhir. Terima kasih sudah menjagaku selama ini, menjadi tempatku pulang, saat keluargaku semakin merenggang. Ada satu hal yang harus kau jaga yaitu Mutiara. Dia bukan sekadar keponakanku, Arga. Dia sudah seperti anakku sendiri.Tolong cari dia,jika dia masih hidup berikan haknya dan jika dia sudah tiada tolong cari keturunannya.Jika Mutiara ataupun keturunannya mencari siapa dirinya, tunjukkan foto kami berdua. Dan berikan dokumen itu. Aku menitipkan masa depannya padamu dan keluargamu.

Jaga dia, Arga…

Tertanda, Alma.

Jingga menutup mulutnya dengan tangan. Ada sensasi seperti ditarik jauh ke masa lalu yang tidak ia pahami.

“Jadi… istri Kake Arga adalah bibinya Bunda? Itu berarti…”

Jingga tidak berani melanjutkan kalimat tersebut.Dengan hati yang masih bergetar, ia membuka surat kedua.

Surat 2

Untuk Mutiara,

Jika kamu membaca surat ini, berarti aku sudah tidak ada. Maafkan Bibi karena tidak pernah bisa menjelaskan keadaan keluarga kita yang rumit. Kamu mungkin tidak tahu, keluarga besar kita memutus hubungan sejak aku menikah dengan seorang pria yang mereka anggap ‘tidak sepadan’. Mereka keras, keras sekali.

Tapi harta pernah mereka rebutkan.Perkebunan sawit keluarga kita pernah menjadi inti pertengkaran panjang. Ayahku memberikannya kepadaku, dan aku ingin memberikannya padamu ketika kamu dewasa.

Maaf… aku tidak sempat memberikannya padamu secara langsung.

Arga tahu semuanya. Jika kamu mencarinya, dia akan menjelaskannya. Jagalah warisan itu tidak untuk kekayaan, tetapi sebagai ikatan terakhir kita.

Bibi mencintaimu seperti anakku sendiri, Mutiara.

—Bibi Alma

Jingga menahan napas.

Ia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam dadanya bukan sekadar keheranan, tapi seakan menemukan puzzle besar dari hidupnya yang tidak pernah ia ketahui.

“Bunda… kenapa nggak pernah cerita tentang ini?”

Air mata Jingga mulai mengumpul.

“Bunda… punya keluarga besar? Punya perkebunan sawit? Punya bibi yang sangat sayang sama Bunda?”

Ia benar-benar bingung. Tidak pernah sedikit pun Kake Arga bahkan ayahnya menyebutkan hal ini. Ia hanya tahu bahwa sejak dulu Bunda selalu hidup sederhana walaupun harta ayahnya melimpah. Tidak ada tanda-tanda memiliki harta besar.

Lalu kenapa…?

Jingga mengambil kunci logam kecil dari kotak. Di bagian bawahnya tertera angka

“98-RT”

“98… luas lahan 0,98 hektar… RT itu Ratri?”

Jingga meremas kunci itu.

Hatinya penuh oleh campuran emosi antara kaget, takut, terharu, dan penasaran.

 Tiba-tiba suara langkah pelan terdengar di belakang. Jingga menoleh cepat.

Kake Arga berdiri di pintu, mengenakan baju tidur garis-garis, rambutnya sedikit berantakan.Wajahnya tidak marah, tapi ada sorot sedih dan pasrah.

“Kamu sudah membuka kotaknya, Nak?”

Jingga mematung. “K—Kake… maaf. Aku hanya… aku penasaran. Aku…”

Kake Arga mengangkat tangan pelan. “Tidak apa-apa, Jingga. Sudah saatnya kamu tahu.”

Jingga menunduk, suaranya bergetar. “Kake… Bunda punya keluarga dari dari pihak istrinya Kake? Perkebunan sawit… semua ini apa?”

Kake Arga melangkah masuk dan duduk di kursi tua. Jingga ikut duduk di depannya, masih memegang foto perempuan itu.

“Kake, ini… Bunda sama Bibi Alma?”

Kake Arga mengangguk pelan.

“Betul. Alma adalah istri Kake. Dan Mutiara ibumu adalah keponakannya.”

Jingga menggigit bibir, hampir tidak percaya.

“Kake… kenapa Kake tidak pernah cerita?”

Kake Arga menatapnya lama.

“Karena ibumu sejak dulu hilang,Alma sudah berusaha mencarinya tapi hasilnya nihil.Hingga pernah satu waktu kami menemukannya dan ternyata Mutiara di adopsi keluarga yang sederhana.Kami pernah memberitahukan tentang ini pada ibumu namun ia menolak.Karena ibumu… tidak ingin kamu dibebani masa lalu yang menyakitinya.”

“Menyakiti?”

Kake Arga menghela napas panjang.

“Alma berasal dari keluarga terpandang di kota. Keluarga besar Suryaputra.Mereka keras, penuh aturan, dan saat Ratri memilih menikah dengan Kake yang bukan dari kalangan merekan keluarga itu marah besar. Hubungan terputus. Tidak ada restu.”

“Termasuk pada Bunda…?”

“Iya,” jawab Kake Arga. “Mutiara tumbuh dalam jarak. Mutiara di pisahkan dari keluarga besar karena dia terlahir dari seorang ibu yatim piatu yang tidak pernah di restui dan sebuah kecelakaan besar merenggut kedua orangtua Mutiara sehingga keluarga besar menyalahkan Mutiara dan mengasingkannya.Namun Bibi Alma mencintainya seperti anak sendiri.Makanya dia ingin memberikan warisannya pada ibumu.”

Jingga menatap dokumen wasiat itu.

“Kenapa… Bunda tidak pernah mengambilnya?”

Kake Arga menunduk.

“Ibumu… tidak mau harta yang membuat keluarganya berantakan. Ia hidup sederhana demi ketenangan hati. Bunda memilih membesarkanmu tanpa bayangan konflik keluarga besar.”

Air mata Jingga menetes.

“Tapi… Kake. Ini warisan. Ini bagian dari Bunda. Kenapa Bunda tidak menyimpannya?”

“Kake menyimpannya,” jawab Kake Arga lembut. “Karena Bunda pernah berkata ‘Jika suatu hari Jingga ingin tahu siapa keluarganya, siapa dirinya… tolong berikan semuanya saat waktunya tiba.’”

Jingga terdiam lama. Dadanya terasa penuh.

"Apa ayah tau?"

"Tidak"

"Kenapa?"

"Mutiara meminta kake untuk menyembunyikannya dari ayahmu,dan apa alasannya kake pun tidak tau "

Jingga menghela nafasnya,ia menatap nanar dokumen-dokumen di depannya.

“Kake…” ia bersuara pelan. “Apakah… sekarang waktunya?”

Kake Arga mengelus kepala Jingga.

“Kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang bijak. Kamu sudah tahu bagaimana beratnya hidup tanpa orang tua. Dan kamu kuat. Sangat kuat.”

Ia menatap mata cucunya dengan senyum sendu.

"Tapi kenapa kake begitu percaya pada Jingga,bagaimana kalau Jingga bukanlah anak dari seorang Mutiara ?"

"Wajahmu..." Kake Arga menatap dalam wajah Jingga. "Wajahmu sama persis dengan Mutiara dulu,dan tanda lahir di lengan kanan mu pun sama persis dengan yang di miliki Mutiara"

Kake Arga menghela nafasnya sejenak.

“Sekarang waktunya, Jingga. Waktunya kamu tahu bahwa kamu tidak sendirian. Kamu punya masa lalu, punya akar, dan mungkin… punya masa depan yang lebih besar dari yang kamu bayangkan.”

Jingga menggenggam foto itu erat, air matanya jatuh tanpa ia tahan.

Setelah semua dokumen diletakkan kembali di atas meja, Jingga menatap kunci logam kecil itu.

“Kake… ini kunci apa?”

Kake Arga tersenyum tipis. “Itu kunci ke gudang penyimpanan di daerah pinggir kabupaten. Di sana ada dokumen lebih lengkap tentang lahan sawit itu.”

“Jadi… itu benar-benar milik Bunda?”

“Ya. Dan sekarang… menjadi milikmu.”

Jingga menutup matanya.

Bayangan Bunda muncul di benaknya senyumnya yang lembut, pelukan hangatnya, dan pesan-pesan kecil sebelum tidur.

“Bunda… kenapa kau menyimpan semua ini sendirian…” gumamnya di dalam hati.

Malam semakin larut. Hujan mereda menjadi tetes-tetes lembut. Jingga duduk di ruang kerja lama setelah Kake Arga kembali ke kamar.

Ia menatap kotak kayu itu sekali lagi, bukan lagi sebagai kotak misteri, tapi sebagai pintu yang membuka masa lalu keluarganya.

Bunda punya dunia yang tidak pernah ia ceritakan.Dan sekarang, aku harus menjaganya.Tapi kenapa bunda menyembunyikannya dari ayah?

Tak lama ponselnya bergetar, pesan dari Arjuna masuk.

✉️Sayang, kamu sudah tidur?

Ada yang ingin aku ceritakan besok.Kamu nggak apa-apa, kan?

Jingga memandang pesan itu lama. Ia lalu mengetik balasan dengan senyum sedih.

✉️" Aku nggak apa-apa.Tapi… kayaknya aku menemukan sesuatu yang bakal mengubah hidupku, Kak."

Pesan itu terkirim.

Dan tepat saat itu, Jingga tahu masa depannya tidak lagi sama.Entah kejutan apalagi yang akan ia dapat esok hari dan hari-hari berikutnya.

Namun satu hal yang baru saja ia fahami bahwa pertemuannya dengan Kake Arga ternyata bukan sebuah kebetulan tapi sebuah takdir dimana sebuah rahasia besar perlahan terungkap.

"Ayah,apa ayah akan kembali menyayangiku setelah mengetahui rahasia ini? Atau akan lebih membenciku ?"

...🍀🍀🍀...

...🍃Langit Jingga Setelah Hujan🍃...

1
Danny Muliawati
hingga gmn dg kuliah nya yah
Puji Hastuti
Aq suka ceritanya kk 💪💪💪
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjut thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
punya bapak kok bego bgt, gak percaya ma anak sendiri, suatu saat dia akan menyesal...
𝐈𝐬𝐭𝐲
baru baca bab awal udah bikin nyesek ma emosi thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!