Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian Peter
Hampir setiap Aurora datang bulan, Khalid akan menyuapi kedua adiknya itu dalam satu piring bertiga, karena tangan Gafi akan selalu menggenggam tangan Aurora agar tidak di ganggu hantu.
"Kalian mirip orang susah, makan sepiring bertiga" cibir Viersa
"Kami orang romantis, bukan orang susah kak, kalau Irsyad kan kaku" jawab Khalid
"Enak saja, gue juga romantis kali" sinis Irsyad
"Nggak percaya!" Balas semaunya
"Terserah, yang penting istri gue tahu kalau gue romantis" jawab Irsyad cuek dan di balas senyuman oleh Viersa.
"Kak, kapan kalian lulus?" Tanya Riko
"Dua bulan lagi kami bisa wisuda" jawab Viersa
"Berarti nanti kak Miqdam akan wisuda sambil gendong anak dong? Kan kak Jenima sedang hamil besar" ucap Yudhistira
"Harusnya sih iya" jawab Viersa
"Ola, ini titipan dari pak Zaki, katanya untuk di makan sama sama dengan teman kamu" ucap seorang siswa yang di mintai tolong oleh Zaki karena dia sendiri baru datang dan sibuk di dalam ruangannya.
"Iya, terima kasih ya" jawab Aurora
"Wah.. buka la" ucap bulan
Aurora membukanya dan ternyata itu adalah nasi goreng sosis dan juga beberapa roti isi dan roti manis kesukaan Aurora, Zaki memang sering mengirimkan makanan untuk Aurora, dia bersaing dengan adil bersama Langit, meski kadang Langit akan curang memberikan bekal untuk Aurora lebih dulu dari Zaki.
"Kenyang kita nih" ungkap Riko
"Sayang kamu mau yang mana?" Tanya Irsyad
"Aku mau roti yang isi daging" jawab Viersa
"Sayang kamu mau yang mana?" Tanya Riko tak mau kalah
"Aku mau roti manis sayang" jawab Bulan melirik Irsyad dengan senyum meledek.
"Ola, masih mau makan?" Tanya Gafi
"Iya, Ola lapar lagi setelah lihat nasi goreng sosis, kita makan bertiga lagi bang" jawab Aurora
"Iya, Abang suapi lagi" jawab Khalid
"Nanti Ola ikut Abang ya" ucap Aurora
"Tidak" jawab Gafi dan Khalid
"Pelit, Ola juga kan mau tahu tentang orang yang sudah bunuh Peter Parker" gerutu Aurora
"Spiderman kali Peter Parker" ledek Gafi mencubit hidung Aurora
"Pokoknya Ola mau ikut" ucap Aurora memaksa
"Kamu akan di jemput Om Langit nanti, jadi sebaiknya di rumah saja, ini juga untuk kebaikan kamu, nanti kita beli es krim di mini market dan makan disana setelah masa haid kamu selesai" bujuk Khalid.
"Iya deh, tapi jangan bohong" jawab Aurora
"Iya cantik" balas Gafi mengusap rambut saudari kembarnya itu.
"Nanti kita juga akan belikan Ola es krim" ucapnya Yudhistira juga modus mengusap rambut Aurora
"Jangan curang dong Lo" sinis Zaidan juga mengusap rambut Aurora
"CK.. Jauh jauh Lo pada" gerutu Gafi menjauhkan tangan keduanya.
Bel masuk berbunyi, mereka mulai masuk kembali kecuali Viersa yang memang sengaja menunggu di sekolah karena dia tidak ada jam kuliah.
Pulang sekolah, Langit sudah standby di depan kelas Aurora, membuat Yudhistira dan Zaidan menatap malas padanya.
"Om tahu Om ganteng, kalian nggak Usah natap om tajam begitu, Om takut nggak bisa kasih kalian tanda tangan" ucap Langit meledek keduanya.
"Ish.. ganteng dari mananya, wajah Om kan pasaran, banyak yang sama" sinis Yudhistira
"Iya, om Laut, om Miqdam, om Miqdad, Khalid, Gafi, Daddy Gara, opa Hesa dan Opa Dala, belum lagi Altair dan Andromeda, wajah kalian pasaran" ungkap Zaidan
"Itu kembar sayang, bukan pasaran, dan meski kami ini mirip tapi wajah kami nggak sepenuhnya mirip, buktinya kalian masih bisa membedakan kami kan, dan di antara Danendra yang lainnya, Om adalah yang paling tampan" ungkap Langit
"Kalau Om sudah di sebut Oppa oleh ayah Naren, itu berarti memang kadar tampan Om itu berlebih, tapi sampai saat ini, yang di panggil Oppa sama ayah Naren adalah Daddy Gara, jadi Om tidak ada apa apanya di banding Daddy Gara" balas Yudhistira
"Oh tidak, bang Sagara itu di panggil Oppa karena sedikit mirip cha Eun wo kata kak Naren, duplikat bang Vandra ini sudah cari masalah dengan anak kesayangan papa Hendra, awas kamu ya, nanti Om akan potong jatah jajan kamu dari Om" ancam Langit
"Nggak apa apa, Yudhis masih bisa minta Om Laut dan yang lain" jawab Yudhistira
"Akan Om pastikan, uang dari mereka juga tidak akan masuk ke dompet kamu" balas Langit menarik tangan Aurora dan pergi dari sana.
"Dadah semuanya" pamit Aurora
"Katanya Om baik, tapi mainnya ngancam, menyebalkan!" Umpat Yudhistira
"Yang sabar ya dek" bujuk Khalid
"Gue ini Abang, bukan adek, meski umur gue lebih muda dua bulan dari kalian, tapi gue tetap saja Abang Kalian!" Ketus Yudhistira
"Iya, iya Abang Yudhis yang baik, kita pulang yuk" bujuk Gafi merangkul Yudhistira.
Sampai di parkiran ternyata mobil jemputan mereka sudah menunggu.
"Kalian hati hati" ucap Yudhistira
"Iya, ada Om Satyo juga yang ikut kita" jawab Khalid
"Kami boleh ikut juga nggak? Kami khawatir kalau Lo cuma berdua Gafi?" Tanya Zaidan
"Tenang saja, kami bisa ko, kalian pulang saja" jawab Khalid
"Kalian telepon gue kalau ada apa-apa" ucap Riko
"Siap om" jawab keduanya
Perjalan mereka mencari keberadaan orang yang membunuh Peter pun di mulai, mereka mulai mencari perumahan yang dimaksud, beruntung rumah itu ternyata masih ada meski sekarang sudah sedikit rusak dan tidak terurus.
"Aden yakin mau masuk?" Tanya Satyo
"Iya om, kami mau pastikan orang itu benar teman Peter atau bukan" jawab Gafi
Tok. Tok. Tok.
Mereka mulai mengetuk pintu saat sudah sampai di depan pintu rumah itu. Satu ketukan, dua ketukan sampai beberapa kali ketukan mereka lakukan.
Tak ada sahutan, tapi mereka bisa mendengar suara tawa seseorang di dalam sana. Dan terdengar cukup jelas.
Tok. Tok. Tok.
Sekali lagi pintu di ketuk, dan ternyata ada seseorang yang membuka pintu rumah itu.
Ceklek.
"Siapa ya?" Tanya seorang laki laki berperawakan sedang dan tinggi di bawah Khalid juga Gafi, keluar dari rumah itu.
"Kami adalah saudara dari om Peter om, apa om tahu di mana dia sekarang? Dulu kalau tidak salah rumahnya disini, sudah beberapa tahun ini dia tidak ada kabar" ungkap Khalid
"Pe.. Peter?" Gugup laki laki itu
"Iya om Peter" jawab Gafi menyadari kegugupan laki laki itu.
"Saya tidak kenal yang namanya Peter" jawabnya
"Kami pikir mungkin Om tahu karena tinggal di rumahnya" ucap Khalid
"Rumah ini saya beli dan nama pemiliknya adalah Samudra, bukan Peter" jawab orang itu.
"Iya, namanya kan memang Samudra Peterson, biasa di panggil Peter karena dia merupakan keluarga Peter satu satunya" jawab Gafi yang sekarang menatap tajam laki laki itu.
"Kalian... Kalian berbohong kan, kalian bukan saudaranya?" Tanya laki laki itu
"Kami datang untuk mencari om Peter, dan dan mastikan kalau dia masih hidup" jawab Khalid berbohong
Brak.
Pintu di tutup tiba tiba dan Gafi sekarang semakin yakin kalau orang itu adalah pelakunya.
"Cari bagian tubuh Peter" bisik Khalid
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭