NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Driver ojek online menelan salivanya sulit,

“Jadi gimana ini saya, bu eh maksud saya mbak? Mau dibatalin aja ojek online nya? Apa kita tetap jalan, mbak? Taruhannya nyawa ini, bu!”

“Di batalin aja, Nona! Kalo Nona naik ojek sampai ke tujuan. Apa gak bahaya? No- Nona pasti merasa gak nyaman dengan kondisi Nona. Maksud saya, Nona pasti akan lebih nyaman di dalam mobil. Saya mohon, Nona!” beo Joni dengan tatapan meyakinkan.

“Jadi menurut bapak, naik motor saya gak nyaman gitu pak?” timpal driver ojek online merasa tersindir dengan perkataan Joni.

“Udah udah gak udah debat. Saya tetap naik ojek dengan, mas! Sesuai alamat!” tegas Wati, hendak mengenakan helm di kepalanya.

Sreeek.

Joni menyambar helm dari tangan Wati, lalu menyerahkannya pada driver ojek online, “I- ini mas!”

Wati terperengah dengan tindakan Joni, ‘Astaga ini pak supir, lancang amat ya!’

Joni menyerahkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah pada driver ojek online.

“Maaf membuat mas gak nyaman. Harap dimaklumi, biasa kalo suami istri lagi bertengkar. Pasti istri merajuk.” kekeh Joni, mendorong Wati masuk ke dalam mobil.

“Eh a- apa yang bapak lakukan? Sa- saya gak mau ikut kalian! Pak!” teriak Wati meski teriakannya gak di dengan Joni.

Brugh.

Pintu mobil langsung di tutup usai Wati berhasil di dorong masuk dengan paksa oleh Joni.

“Kenapa sih, pak Alex jadi suka memaksakan kehendak bapak pada saya? Pasti bapak kan yang menyuruh pak Joni mengatakan kita ini suami istri yang sedang bertengkar?” cecar Wati gak terima pada Alex.

Wushhhh.

Secepat kilat, Alex sudah mencondongkan tubuhnya di depan Wati, dengan ke dua tangannya yang ikut bermain. Sementara Wati di buat sesak nafas dengan tatapan membola.

“Pak! A- apa yang bapak lakukan? Jangan mesum pak! Ki- kita sedang di dalam mobil ini!” seru Wati dengan deru nafas yang naik turun.

Leo terkekeh dari balik kursi yang ia duduki, “Baru kali ini aku melihat seorang pawang wanita takut dengan yang di jinak kan nya.”

Wati mengerutkan keningnya gak percaya, netranya tertuju pada Leo.

“Kamu? Pria yang ada di night club waktu itu kan? Jadi ummpppp…”

Alex membungkam bibir Wati, sebelum akhirnya pria berusia 34 tahun itu duduk kembali di kursinya.

Wati mencengkram gemas kedua tangan nya di depan wajah Alex, “Sekali me sum tetap pria me sum! Saya gak suka sikap bapak yang seperti ini!”

Alex tersenyum sinis, “Ya di biasakan lah!”

“Wah kau lihat itu, pak Jon! Bos kita satu ini, bisa juga loh seposesif itu terhadap seorang wanita! Aji gile! Yang sabar ya, Nona! Lambat laun, anda pasti akan terbiasa Nona!” kekeh Leo.

“Posesif dari mana? Bos mu ini gila! Gak bisa bedain mana nyata dan dunia halu! Harusnya anda bisa menghargai sebuah hubungan, pak! Bukan menabrak aturan dan norma yang ada!” gerutu Wati.

Dring dring dring dring.

“Ponsel mu, Wati! Diangkat saja! Itu pasti dari suami brengsek mu!” cibir Alex.

Wati memutar bola matanya malas, sementara tangannya sibuk mengeluarkan benda pipihnya dari saku celana yang ia kenakan.

“Sesama pria brengsek, jangan mencibir pak!”

Alex langsung menoleh ke arah Wati dengan tatapan tajam, “Tidak, aku dan dia berbeda. Aku setia pada mu meski kamu sendiri gak pernah membalas perasaan ku, atau kamu saja yang merasa minder dengan ku! Sementara Hasan, dia buaya yang gak setia pada pasangannya!”

Dering panggilan berhenti sendiri pada akhirnya. Sementara Wati tampak terperangah gak percaya.

“Pak Alex gak salah bicara?” tanya Wati dengan kepala yang sedikit miring, netranya mengerjap fokus pada Alex.

Alex mengepalkan tangannya gemas, ‘Mencintai mu adalah ujian terberat untuk ku, Wati!’

Ciiiit.

Joni menginjak pedal rem, membuat mobil seketika berhenti. Dengan kepala Wati yang hampir membentur kursi belakang yang di duduki Leo.

Grap.

Bugh.

“Aduh, kepala ku!” Wati memejamkan matanya erat. Mendengar benturan keras tapi gak membuat kepalanya sakit.

“Bodoh! Kamu gak bisa mengemudi dengan benar hah!” sentak Alex pada Joni.

Gimana gak marah, kepala Wati nyaris terbentur dengan bagian belakang kursi yang di duduki Leo. Jika saja Alex gak bergerak cepat. Tapi sebaliknya. Kini pria itu yang harus meringis menahan sakit demi wanitanya.

“I- itu Tuan, ta- tadi ada kambing nyebrang jalan.” dusta Joni dengan wajah pias.

Leo menoleh kebelakang, melihat Wati yang kini menatap dalam Alex. Sementa pria berahang tegas itu menatap tajam Joni.

‘Kepala ku gak terbentur? Jadi yang terbentur itu kepala pak Alex? Dia melindungi kepala ku?’ pikir Wati.

“Gak usah marah lah, bos! Toh selama bos bersama dengan Nona. Gak ada tuh bahaya yang berani menyentuh Nona.” beo Leo dengan santai.

“Ini pasti ulah mu! Dasar anak buah kurang ajar!” sentak Alex pada Leo.

Mobil kembali melaju, dengan atmosfer dingin yang begitu terasa.

“Kamu gak apa kan? Apa ada yang sakit? Katakan pada ku, bagian mana yang sakit?” tanya Alex dengan cemas.

“Gak, a- aku baik baik aja, pak! Kepala bapak apa sakit?”

Dring dring dring.

Alex melirik tajam ponsel yang berada dalam.genggaman tangan Wati.

“Jawab saja!”

“Telepon gak penting, buat apa di jawab! Biar aku nonaktifkan saja!” Wati menonaktifkan ponselnya.

Satu jam kemudian.

Mobil sedan hitam yang di kemudikan Joni berhenti di depan rumah mertua Wati. Sementara Alex dan Wati kini berada di depan teras.

“Jika perlu bantuan, jangan sungkan untuk menghubungi ku! Ingat, kamu itu wanita ku!” beo Alex dengan datar, namun tidak dengan hatinya.

‘Berat rasanya meninggalkan mu di rumah ini, Wati!’ batin Alex.

“Terima kasih atas tumpangannya, pak! Sebaiknya bapak cepat pergi dari sini! Saya harus masuk ke dalam! Lagi pula gak enak di lihat sama tetangga, pak!”

Alex mengerutkan keningnya, “Kamu mengusir ku? Gak meminta ku untuk masuk dulu ke dalam? Tawarin minum atau makan, mungkin!”

Wati menghembuskan nafasnya dengan kasar.

“Saya tidak izinkan bapak untuk masuk ke dalam rumah! Bay!” Wati melangkah meninggalkan Alex, lalu menghilang di balik pintu rumah yang langsung ia tutup.

Leo terkekeh, dengan punggung menyandar pada pintu mobil, “Masih berapa persen kadar kewarasan mu, bos?”

“Menurut mu?”

“Gak tertolong rasanya kalo bos jauh dari Nona Wati!” tebak Leo.

Belum ada 30 menit, Wati ke luar dari rumah dengan menggeret koper berukuran besar, dan tas selempang berukuran kecil. Ia menunggu dengan sabar di depan rumah.

“Harusnya sih udah dekat sini!” gumam Wati, menatap layar pipihnya yang sudah kembali aktif.

Wati membuka satu persatu pesan yang di kirim Juleha dan Hasan, sembari menunggu taksi online yang ia pesan.

[ “Wati, kamu di mana? Hasan mencari mu!” ] pesan dari Juleha.

[ “Wati, kamu dengar tidak… jawab telepon mama! Ada yang ingin mama katakan pada mu!” ] pesan dari Juleha.

[ “Menantu sialan, kau di mana? Tega ya kamu, membiarkan mama mertua dan suami mu di rumah sakit. Mama sudah meminta mu untuk menunggu di depan ruang rawat Hasan, Wati.” ] pesan dari Juleha.

[ “Wati sayang, kenapa kamu gak masuk dan menjenguk ku! Apa kau tidak merindukan ku?” ] pesan dari Hasan dengan omot sedih.

[ “Wati, apa bos besar memperlakukan mu dengan baik? Maaf kan aku, Wati… aku berjanji tidak akan mengulanginya. Aku di paksa Ida untuk menyerahkan mu pada pak tua bau tanah itu.” ] pesan dari Hasan dengan emot menangis dan memohon.

[ “Wati, tolong beri aku kesempatan. Aku hanya mencintai mu. Kita mulai dari awal ya Wati! Aku akan melupakan mu yang sudah tidur dengan pak tua.” ] pesan dari Hasan.

Tin tin.

Bersambung…

1
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!