 
                            Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Berusaha Melindungi & Sebuah Peringatan
Sedangkan disisi lain, siapa sangka Spencer berhasil menyusul Kay dan Axlyn. Tidak hanya itu, dia langsung saja menyerang keduanya tanpa ampun. Dengan mengenakan helm, dia masih bisa menyembunyikan wajahnya dengan mudah.
Doorr … Doorr … Doorr …
Ckiittt …
Brakk … Braakk ….
Axlyn yang terkejut akibat serangan tersebut, lantas tiba-tiba mengerem sepeda motornya hingga tak sengaja menabrak beberapa tong yang tersimpan di sana. Keduanya spontan jatuh, beruntung tidak ada luka serius yang dialami Kay maupun Axlyn akibat kejadian tersebut.
“Sial, kau baik-baik saja?” tanya Kay yang langsung mengkhawatirkan Axlyn dibandingkan dirinya sendiri.
Jelas sekali Kay terlihat takut sesuatu yang buruk terjadi pada wanita itu, bahkan meski Kay sendiri belum mengetahui alasan pastinya.
“Aku baik-baik-baik saja! Maaf, aku terkejut dengan serangan tadi sehingga—”
“Sudahlah, bukan waktunya untuk membahas hal itu sekarang. Sial, siapa bajingan itu sebenarnya? Mengapa dia terkesan seperti sedang menargetkan aku?”
Kay hanya bisa mengumpat sembari menatap pria yang tadi menyerangnya yang kini ikut turun dari motornya dan berjalan menghampiri mereka.
“Hai, sebaiknya kau pergi dari tempat ini lebih dulu. Biar aku yang menghadapinya, karena sepertinya dia hanya mengincarku,” ujar Kay memerintahkan Axlyn untuk meninggalkan dirinya di sana.
“Tapi bagaimana denganmu? Aku tidak mungkin pergi menyelamatkan diriku sendiri saja dan meninggalkanmu dalam bahaya seperti ini?” Axlyn bersikeras untuk tetap berada di samping Kay.
“Sial! Awas ….”
Tanpa Kay dan Axlyn sadari, pria itu sudah sangat dekat dan langsung melayangkan serangan kepada keduanya dengan menggunakan sebuah besi panjang sebagai senjatanya. Spontan Kay langsung mendorong Axlyn menjauh untuk menghindari serangan tersebut, tidak hanya itu dia pun ikut membalas serangan tersebut tapi malah berhasil ditangkis dengan baik oleh pria tersebut yang tak lain adalah Spencer.
Pertarungan sengit pun terjadi diantara keduanya, sementara Axlyn hanya diam menyaksikan pertarungan tersebut yang belum dia lihat sebelumnya. Dimana Kay maupun pria itu sama-sama mengerahkan semua kemampuan bela diri dan ketangguhan tubuh masing-masing.
“Cukup bagus! Namun, tidak sebagus yang aku kira rupanya,” ucap Spencer sengaja memancing emosi Kay saat bertarung.
“Kau juga! Namun, hanya ini saja kemampuanmu?” balas Kay dia sadar bahwa musuh sedang mencoba membuatnya lengah.
Mendapat cibiran tersebut, Spencer semakin gencar melakukan serangannya hingga membuat Kay perlahan mulai tersudut. Axlyn yang menyaksikan Kay mulai terdesak, tentu tidak tinggal diam. Dia meraih sebuah balok kayu dan langsung saja melayangkan pukulan telak kepada Spencer sampai membuat balok kayu tersebut patah menjadi dua.
Bughh ….
“Sialan, beraninya kau menggangguku! Dasar wanita tidak berguna … mati saja kau!” umpat Spencer yang segera meraih senjata tersembunyi dibalik lengan jaketnya. Sebuah belati yang detik itu dia lemparkan tepat mengarah ke kepalanya Axlyn.
Kay yang menyaksikan kejadian itu, jelas dibuat panik bukan main. Tanpa pikir panjang Kay langsung berlari ke arah Axlyn untuk menyelamatkannya. Kay memeluk erat tubuh Axlyn menjadikan punggungnya sebagai sasaran belati tersebut yang kini menancap di sana. Spencer yang melihat betapa gilanya Kay hanya untuk melindungi Axlyn, spontan memilih mundur karena tujuannya untuk saat ini bukan untuk membunuh keturunan Xavier.
“Kau … baik-baik saja, bukan?”
Padahal jelas-jelas Kay yang terluka demi melindungi Axlyn, tapi dia masih bertanya untuk memastikan keadaannya.
“Kay … Kenapa? Kenapa kau melindungiku sampai sejauh ini?”
Air mata sudah mengalir deras membasahi wajahnya. Axlyn sungguh tidak menyangka Kay yang biasanya selalu menolak keberadaannya dan tidak segan-segan mengusirnya. Kini malah mengorbankan diri untuk melindunginya.
“Dasar bodoh! Seharusnya kau biarkan saja wanita itu mati. Kenapa kau harus mengorbankan diri untuk melindunginya? Bahkan dia bukan siapa-siapamu, bukan?” ujar Spencer yang terus berjalan mendekati Kay yang sudah terluka dalam pelukan Axlyn.
“Sebenarnya apa maumu? Apakah kau akan membunuhku sekarang?”
Kay tidak tertarik dengan identitas pria itu, tetapi dia ingin tahu apa yang sebenarnya orang itu inginkan dengan menargetkan dirinya dalam pertarungan ini. Disamping itu, Kay berusaha untuk tetap berdiri tegak meskipun rasa sakit akibat belati yang masih menancap di bahu belakangnya serasa semakin menusuk jika dia bergerak secara tiba-tiba.
“Membunuhmu?” Pria itu sengaja menjeda ucapannya membuat gestur berpikir seolah membunuh Kay adalah hal mudah baginya untuk dilakukan, “Aku rasa tidak untuk kali ini. Namun, ini peringatan juga untukmu agar tidak ikut campur dengan apapun yang terjadi di Kota Xennor. Tanda tangani saja perjanjian yang kami persiapkan atau pergi dari Kota ini secepatnya. Karena aku akan melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan siapapun yang berani mengganggu kekuasaanku di sini.” lanjutnya.
“Ouh … Jadi, kau si Dispenser itu! Kenapa kau menutupi dirimu sampai seperti itu? Apakah kau sangat jelek sampai tidak mau menunjukkan wajah aslimu?”
Dalam keadaan yang bisa dikatakan sedang sekarat, bisa-bisanya Kay memunculkan trik cara memancing emosi lawan ala Levi. Axlyn bahkan sampai heran sendiri dengan kelakuan Kay yang seolah tidak mengenal takut sedikitpun. Padahal jelas-jelas hidup mereka sedang berada diujung tanduk.
Doorr ….
Sampai sebuah suara tembakan terdengar memekikkan telinga yang berasal dari Kay sendiri. Dimana tembakan tersebut tepat mengenai bahu kanan Spencer. Namun, anehnya pria itu seolah tidak merasakan sakit sedikitpun. Spencer hanya menoleh ke arah luka tembakan di bahu depannya, lalu kembali menatap Kay dan Axlyn yang kini juga menatapnya penuh waspada.
“Kita impas untuk sekarang! Namun, setelah ini kita akan memasuki permainan yang sebenarnya. Kita lihat, berapa lama kau akan bisa bertahan di kota ini bersama dengan orang-orangmu itu. Karena sejak awal Kota Xennor adalah wilayah kekuasaanku,” ujar Spencer penuh penekanan.
“Kota Xennor bukan wilayah kekuasaanmu. Kota ini adalah milik semua masyarakat yang sejak dulu sudah menempati kota ini. Memangnya kau siapa berani mengklaim Kota Xennor sebagai wilayah kekuasaanmu, Hah?” Sama halnya dengan Kay, sepertinya Axlyn juga tak mengenal rasa takut sedikitpun.
“Kali ini anggap saja kau beruntung, karena si Bodoh ini melindungimu. Tapi aku pastikan tidak ada yang namanya lain kali.” Kalimat itu jelas mengandung ancaman nyata.
“Sampai bertemu lagi, Kayvaran Cano Xavier!” imbuhnya sebelum meninggalkan Kay dan Axlyn yang masih menatapnya tak percaya orang itu melepas mereka begitu saja, “Aah, satu hal lagi yang ingin aku beritahukan kepada kalian. Mulai besok tidak akan ada hari tenang di Kota Xennor, karena aku akan membuatnya seperti Kota Neraka.” Sambungnya.
“Apakah kau sudah gila?” sentak Axlyn teramat kesal, “…membuat kekacauan sama saja mengorbankan banyak warga yang tak bersalah,” sambungnya.
“Itulah yang memang aku inginkan!” balas Spencer dibalik helm yang dikenakan, dia menyeringai licik.
Bersambung ….
Aku yakin sih, Axel pasti ada rencana lain, agar terhindar dari permainan yang dilakukan Spencer itu... 👍
Axlyn tidak salah dirimu minta bantuan sama keluarga Xavier untuk menyelamatkan kakakmu Sherin yang akhirnya berjodoh dengan Noah 🤣🤭
Kamu jangan macam-macam sama anggota keluarga Xavier, kalo mereka udah ngamuk, kamu dan para anak buahmu bakal hancur...