Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Mengagumkan
*****
Devan menunggu di ruang tamu. Menunggu Alya keluar dari kamar. Karena malam ini mereka akan ikut makan malam di rumah keluarga nya sesuai undangan.
Satu minggu sudah berlalu sejak insiden Devan menghajar Langit. Namun sedikit pun Alya tidak membahasnya. Wanita itu tidak mengatakan apapun. Sedikitpun tidak ingin menceritakan tentang hubungannya dengan Langit.
Hal itu membuat Devan bertanya - tanya. Mungkinkah masih ada rasa Yang tertinggal di hati wanita itu untuk mantannya? Hati Devan tidak nyaman dengan kemungkinan itu.
Devan pernah beberapa kali menyinggungnya pada Alya. Namun Alya selalu mengalihkan topik yang lain, membuat Devan memilih memaklumi. Menebak - nebak dalam pikirannya, mungkin Alya belum sanggup menceritakannya atau mungkin memang wanita itu memang belum benar - benar move on dari mantan kekasih nya itu.
Wanita itu tetap memperlakukannya dengan baik. Memenuhi semua kebutuhannya dan membuat perut nya kenyang dengan makanan - makanan yang bergizi.
Sering mengajaknya mengobrol setelah makan malam tentang hari - hari mereka. Terkadang membahas masalah di pekerjaan. Alya menyenangkan sebagai teman menurut Devan.
Alya membuatnya merasa nyaman. Rasa nyaman karena kelemahlembutan dan perhatian wanita itu yang belum pernah Devan dapatkan sebelumnya.
Devan juga memberikan perhatian yang sama. Devan selalu mengantar dan menjemputnya. Mengajaknya jalan setiap Sabtu malam. Secara sekilas mereka seperti sepasang kekasih. Walau kenyataannya hubungan mereka rumit. Tidak jelas masa depan nya dan tidak tahu apa nama nya selain status di atas kertas.
" Mas... Aku gugup..." Ucap Alya yang baru keluar dari kamarnya.
Alya mengekspresikan perasaannya, dan Devan menyukainya.
Devan beranjak dan tersenyum. Alya selalu cantik, Devan menyadari itu. Bahkan saat wanita itu hanya di dapur dengan wajah tanpa make up dan apron yang melekat di tubuhnya. Alya tetap terlihat cantik.
Kecantikan yang semakin di pandang semakin indah. Bukan kecantikan yang membuat bosan.
" Kenapa gugup. Aku akan selalu ada di samping kamu, Alya. Aku suami kamu yang akan selalu berdiri untuk kamu. Mungkin akan ada ucapan yang menyakitkan yang di lontarkan keluarga ku nanti nya. Tapi kita akan menghadapi ini bersama. Okey? Ini pernikahan kita. Jadi apapun yang mereka katakan, kamu tidak perlu mengambil hati." Ucap Devan menggenggam erat tangan Alya dengan senyum yang menenangkan.
Alya mengangguk kaku.
" Pernikahan kita? Tapi pernikahan kita rasanya tidak jelas masa depannya Mas." Bathin Alya.
Rasanya Alya ingin berteriak, namun semua itu hanya tertahan di hati nya. Entah kenapa lidah nya begitu kelu untuk menanyakan lagi tentang masa depan pernikahan mereka dan bagaimana tentang kabar Putri.
*
*
*
Suasana jalanan malam itu sangat malam. Karena memang malam weekend. Banyak orang yang menghabiskan waktu nya bersama orang yang dia sayangi di luar.
" Mas... Kamu belum pernah menceritakan tentang kelurga kamu. Aku hanya tahu jika kamu memiliki dua Kakak dan satu adik." Ucap Alya.
Devan hanya tersenyum.
" Baiklah, Aku akan menceritakannya sama kamu. Aku 4 bersaudara. Kakak pertamaku perempuan, namanya Tania. Dia menikah dengan mas Dewa. Mereka memiliki dua anak. Laki - laki dan perempuan. 6 dan 3 tahun. Kakakku yang kedua nama nya Miko dia pendiam. Tidak ingin ikut campur urusan orang dan terkesan dingin. Jika dia dingin pada kamu nanti, bukan berarti dia membencimu. Karena memang karakter nya seperti itu. Istri nya namanya Safira, dan mereka belum di karuniai anak. Yang terakhir Naomi. Kamu sudah mengenalnya kan?" Ungkap Devan menoleh pada Alya yang menatapnya penuh perhatian.
" Mbak Tania orang yang seperti apa? Lalu bagaimana dengan sepupu-sepupu kamu yang lain, mas? Apakah kalian cukup dekat? Naomi mengatakan pada ku jika kalian merupakan keluarga besar." Tanya Alya.
" Mbak Tania..." Devan menjeda sejenak ucapannya.
Devan sebenarnya ragu untuk mengatakan ini. Namun dia pikir harus tetap mengatakannya pada Alya agar wanita itu nanti nya lebih mampu menguasai keadaan.
" Dulu Mas dewa pernah selingkuh dengan sekretaris nya. Mereka hampir bercerai. Namun Mbak Tania akhirnya memberi kesempatan kedua. Jadi... Mungkin dia tidak menyukaimu. Karena hal itu dia semakin memandang sebelah mata seorang sekretaris. Dan itu juga... Mempengaruhi penilaian Mama tentang seorang sekretaris." Sambung Devan mencuri pandang untuk melihat ekspresi Alya.
Alya terlihat tegang dengan wajah yang muram. Namun kemudian Alya tersenyum dan mengangguk. Alya tidak bisa menyalahkan dan tidak menutup mata jika memang dunia sekretaris seperti itu. Begitu banyak godaan hingga di pandang sebelah mata sebagai simpanan bos nya.
" Mas dewa orang yang seperti apa memang mas?" Tanya Alya lagi, membuat Devan menoleh.
" Cukup arogan. Aku tidak terlalu dekat dengan nya. Dia mudah tersulit emosi juga." Jawab Devan.
Alya hanya mengangguk - angguk kecil.
" Eyang memiliki 3 orang anak. Papaku, om ku dan tante ku. Makan malam ini sebenarnya agenda rutin setiap 3 bulan sekali agar kita tetap menjaga silaturahmi. Mereka tidak penting lah. Kamu akan aman dengan ku, Alya. Tidak perlu takut. Aku tidak akan membiarkan siapapun menjatuhkan martabat kamu. Kamu itu istri ku, sudah menjadi tugas ku menjadi perisai juga baju kamu. Tenang saja ya." Ucap Devan menggenggam tangan Alya.
Perlakuan Devan itu membuat hati Alya tiba - tiba menghangat.
" Kenapa mas Devan sangat baik pada ku? Sangat perhatian dan begitu lembut?" Bathin Alya.
" Kenapa Putri meninggalkan pria sebaik ini? Jika Mas Devan terus memberikan semua perhatian kelembutan ini pada ku, aku takut melupakan jika pada kenyataannya Mas Devan hanyalah sebuah titipan. Yang harus aku kembalikan kepada pemilik asli nya."
" Mas Devan... Jangan terlalu baik kepada ku. Aku akan menyakiti diri ku sendiri pada akhirnya jika kamu terus menjadi suami yang baik untuk ku." Bisik Alya dengan mata yang panas.
Devan sesekali menoleh pada Alya dengan senyuman yang begitu memikat.
*
*
*
Devan sudah mematikan mobilnya di halaman rumah besar keluarganya. Alya semakin gugup. Bahkan telapak tangannya sudah berkeringat dingin.
" Kamu mungkin pernah melihat mereka di pernikahan kita. Tidak apa - apa, mereka tidak semengerikan bayangan tamu." Ucap Devan menggenggam tangan Alya dan menatap sendu pada Alya saat dia merasakan tangan wanita itu berkeringat.
Hal itu menunjukkan seberapa Alya tertekan dengan pertemuan ini.
" Oke, mas." Jawab Alya menyunggingkan senyum nya.
Alya berusaha mengendalikan diri nya. Dia memiliki Devan di samping nya. Seharusnya ini tidak seburuk yang dia bayangkan.
" Atau kita pulang saja? Kamu terlihat pucat, Alya." Ajak Devan yang tidak tega.
Dengan cepat Alya langsung menggeleng. Di dalam hati dia berkuat harus menghadapi ini.
" Ini bukan hal yang sulit Alya. Banyak kesulitan dan kesialan hidup yang telah kamu lewati. Menghadapi mereka bukan lah apa - apa." Alya seolah meyakinkan dirinya sendiri.
***
Othor juga ikutan baper sama perhatian dan semua kelembutan nya mas Devan.
belum nemu kemistrinya Thor🙏