NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Banyak Pikiran

Seperti dalam bayangan, Rania memang terlihat tidak baik-baik saja. Ia berada dirumah sakit seorang diri tanpa ada yang menemani.

Ia kerumah sakit setelah merasakan kram diperutnya. Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya terasa lemas.

"Ibu Rania, sebaiknya sekarang anda harus istirahat total dan berhenti memikirkan yang tidak perlu"

"Anda juga harus banyak makan agar kondisi anda cepat pulih, mengingat kondisi tubuh anda yang lemah karena kekurangan cairan"

Rania hanya diam mendengarkan ucapan dokter yang menanganinya saat ini. Ia tersenyum sedih memikirkan dirinya yang terbaring dirumah sakit seorang diri, dan bukan kali pertama ia datang kerumah sakit untuk memeriksakan kondisinya yang lagi sakit, ini adalah kali ke lima ia sering mengalami kram perut dan asam lambung. Dan saat ini adalah yang terparah untuknya karena benar-benar terasa nyeri dan sulit untuk sekedar meminum obat.

"Katanya aku terlalu banyak pikiran"

Ia tertawa kecil begitu mengetahui faktor utama dari penyakitnya adalah terlalu banyak pikiran.

"Padahal aku harus bicara dengannya hari ini" Ucapnya yang tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

"Tapi, dia juga tidak akan perduli aku ada dimana"

Tertawa getir melihat keadaanya sekarang. Namun, ia mencoba menutup kedua matanya sejenak untuk istirahat dari beban yang menghantui hidupnya.

"Untuk sekarang aku hanya ingin tidur"

Ia benar-benar tertidur tanpa menyadari ada seseorang yang datang menjenguknya. Orang itu menatap tubuhnya yang sedang terbaring dengan infus ditangan dan wajahnya yang terlihat pucat.

Ekspresi wajah dari orang itu terlihat tak percaya dengan apa yang ia lihat, ia terdiam dengan reaksi yang sedikit menyesal. Benar, ia terlihat sedih melihat Rania terbaring lemah diranjang rumah sakit. Orang itu tak lain adalah Andreas, suami dari Rania itu sendiri.

Sesaat setelah ia selesai menerima telfon dari omanya, tenryata Andreas mencoba untuk menelfon bibi pengurus rumah dan menanyakan keberadaan istrinya dan benar saja istrinya itu tidak berada di dalam rumah dan keluar tanpa membawa ponselnya.

"Tolong cari tahu dimana istriku sekarang, lakukan dengan setenang mungkin tanpa menimbulkan kegaduhan"

Begitulah perintahnya pada Rendy dan ia pun akhirnya bisa menemukan keberadaan istrinya yang ternyata sedang ada dirumah sakit. Walau ia harus menunggu sekitar 3 jam untuk akhirnya bisa tahu dimana istrinya itu berada.

"Sebenarnya ada apa dengannya?"

Andreas bertanya-tanya pada perubahan sikap istrinya itu.

...

Tak lama, Rania pun bangun dari tidurnya setelah lebih dari 1 jam ia tertidur, namun ia tak mengetahui bahwa suaminya itu sempat menjenguknya karena Andreas langsung pergi begitu ada panggilan telfon. Kembali menyisakan dirinya seorang diri di dalam ruangan yang sunyi dan sepi.

"Entah mengapa aku merasa tenang berada disini"

Rania merasakan perasaan tenang walau saat ini ia sedang dibalut infus ditangannya dan ada bau obat yang sedang mengelilinginya. Ada ketenangan yang tak bisa ia gambarkan dan itu sedikit melegakan karena setidaknya ia bisa sejenak merasakan kebebasan. Dan ia benar-benar mencoba untuk tak lagi memikirkan hal-hal yang tak perlu seperti apa yang disarankan oleh dokter.

"Sudah jam berapa ini, ya?"

Pandangannya teralihkan pada arah jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.

"Apa aku harus pulang?" Ucapnya yang masih terlau lemah untuk sekedar bangun dari ranjang.

"Sudahlah, sebaiknya besok pagi saja aku pikirkan"

Rania kembali mencoba untuk menutup kedua matanya dan tak lagi memikirkan yang lainnya.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!