NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.26.

Peti itu diletakan di ruang tamu, di tempat yang sama ketika bapak dan kakaknya di letakan, kini Dinda yang berada disana terbujur kaku tak bernyawa berbaring di dalam kotak kayu.

Bu Wati menyentuh peti itu dengan tangan gemetar seperti sedang menyentuh benda yang paling suci.

"Dingin...nak? Pasti kamu kedinginan disana. Maafkan ibu yang tak bisa menjemputmu dengan cepat. Pak, maafkan ibu pak yang tak bisa menjaga salah satu putri kita," ucap Bu Wati. Tangis nya pecah bersimpuh di kotak kayu yang berisi jasad anaknya.

Rizky dan Intan maju, mengusap punggung sang ibu mencoba menguatkan. walaupun sebenar nya mereka berdua pun turut hancur, sakit yang merobek robek dada namun mereka harus kuat untuk ucapan perpisahan terakhir.

Siang harinya, jenazah dibawa ke tempat pemakaman umum di desa. Langit hari itu terasa sangat muram mendung tebal menggantung rendah seolah menahan air mata alam semesta. Ratusan pelayat, tetangga, teman kos dan rekan kampus Dinda berkumpul namun suasana terasa sangat sunyi tidak ada senda gurau hanya bisikan doa dan isakan tangis yang tak tertahankan.

Lubang kubur yang telah disiapkan tampak seperti pintu masuk gelap ke dimensi lain, tempat di mana Dinda akan pergi sendirian.

Saat peti itu perlahan diturunkan diiringi dengan lafaz "innalillahi wa Innalillahi Raji'un" Rizky menutup matanya ia membayangkan adik perempuannya, Dinda. Bukan sebagai mayat melainkan sebagai seorang bayi yang dulu sering ia jaga, sebagai seorang gadis kecil yang berlari di taman dan sebagai mahasiswa yang penuh semangat meraih cita-cita.

Rizky mengambil sekop dengan tangan gemetar ia mulai menaburkan tanah pertama. Tanah coklat itu jatuh di atas kayu peti menghasilkan bunyi dum yang tumpul, sebuah penanda resmi bahwa segala sesuatu yang mereka cintai kini telah menjadi milik bumi sepenuhnya.

Setiap lemparan tanah adalah penolakan pahit terhadap takdir, ini bukan hanya mengubur seorang anak perempuan atau adik perempuan ini mengubur masa depan yang cerah, janji tak terpenuhi dan mimpi yang gagal di tangan seorang penghianat.

Ibu Wati berdiri di sisi liang lahat, dibantu oleh Bripda Anggi dan Intan, ia memegangi gundukan tanah yang meninggi yang kini menjadi rumah baru putrinya.

"Pulanglah dengan damai Dinda ku!" bisik Ibu Wati, suaranya kering. Ia menaburkan bunga mawar merah yang sudah layu di atas gundukan tanah, bunga yang melambangkan cinta kini menjadi simbol penghianatan.

setelah doa terakhir orang-orang mulai menjauh meninggalkan Ibu Wati, Rizky dan Intan yang kini berisi di samping batu nisan yang baru dipasang bertuliskan nama lengkap orang terkasihnya dan tahun-tahun kehidupan yang singkat.

"kami akan selalu datang dek!" janji Rizky mengusap nisan itu. "kami akan pastikan kamu tidak sendirian dan kami tidak akan pernah melupakan namamu...tidak akan pernah kami lupakan dek!" ucap Rizky menahan air matanya.

Di belakang mereka inspektur Bayu hanya bisa mengamati dalam diam, keadilan telah ditegakkan melalui penangkapan tetapi ia tahu bahwa bagi Rizky, Ibu Wati dan Intan luka ini akan menjadi nisan abadi di hati mereka. kematian Dinda bukan hanya tragedi tetapi juga peringatan pedih bahwa di dunia ini belati seringkali disembunyikan dalam senyum orang yang paling dicintai.

Gundukan tanah merah itu kini sempurna, sebuah bukit kecil yang menandai perpisahan definitif. Pelayat mulai membubarkan diri meninggalkan sisa-sisa duka yang tebal di udara. Rizki, Bu Wati dan Intan masih berdiri di sana, diam tak bergerak seolah akar mereka telah menyatu dengan tanah makam milik Dinda.

Di kejauhan inspektur Bayu bersama Bripda Anggi menghela nafas. Mereka tidak beranjak, menjaga jarak, menghormati privasi kesedihan yang brutal itu. Tugas mereka di sini sudah selesai- mengembalikan jenazah. Tugas mereka selanjutnya adalah tugas yang tidak mengenal jeda harus dilanjutkan.

Bayu menoleh pada Anggi, wajahnya kembali dingin dan fokus mencabut dirinya dari emosi yang baru saja ia saksikan.

"Cukup!" katanya pelan suara tajam seperti ujung pisau "biarkan mereka sendiri Kita harus kembali ke kantor," ucap pak Bayu.

Anggi mengangguk memahami kode profesional itu, dibalik seragam mereka tidak boleh ada ruang untuk air mata.

"Siap komandan, lalu langkah selanjutnya?" tanya Anggi mengeluarkan catatan kecil.

Bayu menatap kembali ke arah makam Dinda, matanya menyiratkan tekad yang membaja "kita sudah punya pelakunya, Denis. Tapi kita belum punya semua potongannya, saya ingin kamu selidiki detail hubungan mereka lebih dalam lagi!" ucap pak Bayu memberi perintah.

"Seluruh kontak digital, pesan, chat, riwayat panggilan selama 6 bulan terakhir?" tanya Anggi.

"Tepat, Saya ingin tahu persis kapan retakan itu dimulai, apa motifnya yang sebenarnya? apakah hanya pertengkaran sesaat yang berakhir fatal atau ada rencana yang lebih gelap? seseorang yang mencekik pacarnya sendiri tidak melakukannya tanpa sejarah kekerasan atau frustasi terpendam!" jawab pak Bayu.

Bayu berjalan menjauhi makam itu meninggalkan duka di belakangnya.

"Cari tahu siapa saja yang pernah Dinda ceritakan tentang Denis? siapa teman Denis yang tahu tentang masalah mereka? kita harus membuktikan ini lebih dari sekedar passion killing," ucap pak Bayu memberi perintah.

Ketika mobil polisi yang mereka tumpangi melaju meninggalkan area pemakaman, Rizki, intan dan Bu Wati masih terlihat di kejauhan. Titik hitam sebuah keluarga yang menolak bergerak di samping makam. Rizki kini sedang menyiram air kembang di atas tanah yang dingin itu.

di dalam mobil Bayu menarik nafas, aroma kembang dan tanah basah masih melekat di jaketnya kontras dengan bau kopi dan kertas berkas di kantornya.

"kita sudah berjanji pada mereka Anggi!" ujar pak Bayu, lebih kepada dirinya sendiri.

"Kita berjanji untuk memberikan keadilan seutuhnya! Dinda sudah beristirahat dengan damai tapi Denis belum, kita pastikan dia akan membusuk di penjara menyesali setiap janji manis yang dia ucapkan sebelum tangannya mencekik kekasihnya!" ucap pak Bayu datar.

Jalanan kembali ramai dunia kembali bergerak namun bagi Bayu fokus kini hanya pada satu hal, membuka kedok Denis Hardika hingga ke akarnya. Untuk memastikan pengorbanan Dinda tidak sia-sia dan untuk menenangkan jiwa keluarga yang baru saja menguburkan kepingan hati mereka di bawah gundukan tanah basah.

Investigasi dimulai kembali dengan semangat yang diperbarui oleh pemandangan sendu di pemakaman tadi, keadilan harus ditegakkan bukan hanya untuk negara tapi untuk janji yang diberikan di samping makam.

****

Ruangan interogasi itu kecil tanpa jendela, dengan dinding beton berwarna abu-abu yang memantulkan cahaya lampu neon yang dingin. Di tempat itu duduklah Denis Hardika, wajahnya yang beberapa hari lalu masih tampak jelas saat berpura-pura mencari Dinda kini terlihat pucat pasi matanya bengkak dan ada kekosongan yang menyeramkan di sana.

Inspektur Bayu duduk di seberangnya berkas di tangan, interogasi telah berlangsung selama 6 jam berputar-putar dalam penolakan klise.

"Saya mencintainya! Saya tidak mungkin melakukannya!" ucap Denis berbohong.

Namun kini pak Bayu tahu permainan sudah berakhir.

"Denis!" ucap pak Bayu, suaranya tenang namun penuh otoritas. Ia mendorong sebuah foto ke tengah meja, foto itu adalah Dinda yang tersenyum lebar saat mereka berlibur di pantai.

"Lihat mata gadis ini! dia mencintaimu dan dia percaya padamu, dia bahkan memberitahu ibunya bahwa kamu adalah pelindungnya," ucap pak Bayu pelan.

Denis menunduk, bibirnya bergetar.

"Kami sudah sudah menemukan semua pesan. Pesan ancaman yang kamu hapus dari ponselmu, dan yang paling penting!" ucap pak Bayu terhenti, ia mencondongkan tubuh ke depan, matanya menatap tajam ke arah Denis yang sedang ketakutan.

"Kami menemukan serpihan buku milik Dinda di bawah kuku jarimu, dia melawan dia tahu siapa yang membunuhnya!" ucap pak Bayu dingin.

Ungkapan itu seperti ledakan senyap. Denis terlonjak kaget dari kursinya, matanya liarnya berputar terus menerus mencari arah yang tepat untuk bisa menyangkal setiap ucapan dari pak Bayu.

"Tidak...saya tidak sengaja!" teriak Denis air mata bercampur keringat membasahi pelipisnya. Pertahanan dirinya kini runtuh seketika.

"Kami bertengkar! Dia mengancam saya! akan melaporkan saya ke polisi karena saya pengguna narkoba, saya saya panik lalu tidak sengaja melakukan hal itu!" ucap Denis panik.

Bayu diam menunggu pengakuan itu mengalir dari mulut Dennis. Dennis kembali duduk tubuhnya lemas menyandarkan kepalanya kemeja, dalam tangisan ia mulai menceritakan kembali malam nasib itu. Merangkai setiap detail mengerikan tentang pertengkaran dipicu oleh masalah keuangan dan kepercayaan yang berujung pada kekerasan yang brutal.

"Saya...saya cuma ingin dia diam, saya nggak mau dia pergi. Saya nggak suka kalau dia bersikap kurang ajar dengan mengancam saya!" ucap Denis isak tangis seorang pembunuh yang kini menyadari betapa kejamnya perbuatan yang didasari oleh amarah sesaat.

1
Siti Yatmi
kesenengan kayany yah...suruh jagain rumah...jiahhhh... semoga intan selamat yah ..
Siti Yatmi
tuh santet gimana nanganinnya...ya kali mati semua...
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜
Mewek sekali baca setiap bab nya,,,,

Ssuai judulnya,,,, apakah semua nya akan mati😔😔
Siti Yatmi
jiah Thor up nya dikit amat,,, penasaran deh Thor ... semangat terus nulisnya ya thor
Siti Yatmi
gimana sih Thor ko yah mati semua, trus sisa 1 apa bakal mati juga,,,lah trus nyeritain apaan dong Thor....
Siti Yatmi
amit2 punya sodara model begitu
Siti Yatmi
serem Thor....
Siti Yatmi
kenapa wanita selalu bodoh.. menyerah kan segala nya .dan berakhir mati....
Titin Arvin
bagus
Siti Yatmi
halo Thor....izin mampir ya Thor...menarik....
neni nuraeni
asup pnjra siah
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!