NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Petualangan mereka diakhiri, tanpa membawa yang Riley minta. Meski begitu, mereka mendapat sebuah imbalan yang lebih.

Walau gagal menyelesaikan tugas Riley, tetapi itu memang harus ditunda, mereka sudah mendapat masalah, dan mereka juga harus memberi tahu kejadian ini kepada Riley.

Bahwa Rafael telah menjinakkan Viperlion pun dia akan memberi tahu, itu sebagai bukti bahwa mereka memang benar-benar bertemu Makhluk Mistis.

"Tangan mu benar sudah sembuh?" Nel bertanya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Dan Viperlion dan anaknya juga sudah beristirahat, Viperlion akan menyambut mereka kapan saja saat mereka datang.

"Tenang~ Sihir ku itu sangat manjur loh~" Sembari memegang lengannya. Rafael tersenyum seakan racun yang ada di tubuhnya sudah hilang sepenuhnya. Padahal racun itu masih mengalir dalam darahnya.

Nel mengangguk. "Lalu... Sihir jenis apa itu? Mengapa mengeluarkan Nada begitu?" Nel bertanya.

"Nah... Sihir yang ku pakai adalah Sihir Nada. Tapi bukan berarti aku tidak menggunakan Sihir yang diajarkan Riley ya..."

Rafael menjawab. Dia harus menyembunyikan tentang Leon. Walau Rafael tahu, pasti Nel akan bertanya seperti,

"Dari mana kau tahu Sihir Nada? Apa kau memiliki guru tersembunyi?" Nel menebak seraya menyipitkan matanya. Membuat Rafael tersenyum canggung.

"Haha.. Mana mungkin, kau meremehkan ku ya? Aku sendiri dong yang membuat Sihir itu, mumpung tubuhku bisa menampung dua Mana."

Rafael menjelaskan dengan bangga. Nel tercengang, "Kau punya dua Mana?! Serius!?" Nel tampak tidak percaya. Memiliki dua Mana adalah sebuah kelangkaan bagi semua orang.

Rafael mengangguk. Rafael meyakinkannya, dia menunjukkan ke dua Mana nya. Barulah Nel percaya.

"Tapi... Tolong rahasiakan tentang ku ini ya... S-soalnya-" Omongan Rafael terputus.

"Tenang saja.. Dan aku juga akan memberi mu hadiah karena kau telah menyelamatkan nyawaku. Aku berhutang nyawa padamu!"

Nel tersenyum kepada Rafael. Dia berkata dengan sepenuh hati, dirinya memang ingin memberi hadiah kepada Rafael.

Rafael tersenyum. Untunglah Nel masih bisa diajak kerja sama. Memang teman kepercayaan.

"Tapi... Hadiah apa itu?" Tanya Rafael. Mereka masih mengikuti pita-pita merah yang diikat sebelumnya.

Nel menjawabnya, katanya hadiahnya adalah Alat Sihir, atau Magic Tools, yang dimana itu adalah keahlian dari keluarga Vin, keluarga nya Nel, Nelsi Vin.

Dan Nel mengatakan bahwa dia sendiri yang akan membuatnya. Dia bilang dia adalah keturunan keluarga Vin, jadi jangan diragukan.

Mendengar bahwa dia segera akan mendapat Alat Sihir, dia ingin memberi request.

"Hmm, kalau bisa Gitar," itu Leon yang bilang, dan Rafael yang menyampaikannya.

Itu benar, Gitar, serasi dengan Sihir Nada. Nel paham, ia berjanji akan menyelesaikan nya sebelum Turnamen Beginition. Nel juga ingin menguji Alat buatannya itu nanti.

Tentu tidak mudah membuat Magic Tools, membutuhkan Batu Sihir yang banyak, dan harga Batu Sihir sangat menguras kantong.

Lalu Rafael berterimakasih setelahnya. Ternyata dia mendapat balasan yang lumayan.

___

Sampailah mereka. Telah keluar dari hutan. Matahari tampak sudah sedikit tergelincir, menandakan siang sudah mulai berlalu.

Riley tampak menunggu. Dia duduk di kursi. Seperti nya sedari tadi ia sudah duduk disana.

Melihat Nel dan Rafael, Riley langsung bergegas menghampiri mereka. Namun, senyuman Riley memudar, melihat mereka tidak membawa Crimson Horse.

"Maaf kak... Tapi, kami tidak bisa mendapatkan Crimson nya," Nel berkata lebih dulu. Dia terlihat sedih.

"Maaf, kami bukan tidak bisa menyelesaikan tugas mu, tetapi kami mendapat sebuah masalah." Rafael lanjut berbicara.

Riley mengerutkan dahinya. Dia masih belum mengerti situasinya.

"Masalah apa maksudnya?" Riley bertanya. Mereka dipersilahkan duduk terlebih dahulu. Mereka harus mendiskusikan ini.

"Kami masuk hutan yang salah saat di tengah jalan, dan kamu bertemu Crimson Bear, dan juga Viperlion," Rafael menjelaskannya dengan singkat. Membuat Riley tersentak.

"Crimson Bear?! Serius?! Dan juga Viperlion?!.." Riley tampak tidak percaya. Harusnya mereka tidak akan selamat kalau bertemu dengan kedua Makhluk Mistis itu.

Rafael dan Nel mengangguk dengan kepastian. Membuat Riley shok. Rupanya dia telah membahayakan nyawa muridnya.

"Lalu, apa yang terjadi? Apa ada yang terluka?" Riley langsung memegang bahu Rafael dan Nel. Dia tampak cemas.

Rafael dan Nel saling pandang. Mereka akan sulit untuk membuat alasan di tahap ini.

"Hah! Tenang saja, kak! Kami ini murid-murid nya kakak, jangan diremehkan! Tentu saja kami bisa mengalah-" Nel mengatakannya dengan percaya diri. Namun Rafael menimpalnya.

"Tidak. Kami berhasil menjinakkan Viperlion, dan dengan begitu kami meminta bantuannya untuk mengalahkan Crimson Bear," Rafael mengatakannya dengan cool.

Dia tahu kalau Nel bilang mereka yang mengalahkannya, pastilah Riley tidak akan percaya. Bukan mudah tu mengalahkan Makhluk Mistis, apalagi Viperlion.

Mendengar 'menjinakkan Viperlion,' Riley sangat terkejut, sekaligus bangga. Rupanya muridnya lebih hebat, walau tidak mengalahkannya, menjinakkan juga sama seperti menaklukkan hati nya itu sendiri.

Riley tahu siapa yang menjinakkan itu, dia beranggapan bahwa Rafael lah yang melakukannya.

"Menjinakkan?! Wah!.. Kalian hebat! Tidak ada yang terluka, kan?" Kali ini Riley mengecek lengan mereka berdua.

"Tidak ada," jawab Rafael tersenyum canggung. Dan memberi kode ke Nel saat Riley sedang lengah.

"Bagus lah.." Riley membuang nafas yang begitu berat. Dia bersyukur masih bisa melihat kedua anak yang berbakat ini, apalagi Rafael.

"Oiya... Kami diperbolehkan mengunjungi Viperlion kapan saja! Dan lagi di memiliki telur," Nel melanjutkan nya lagi. Tetap menjaga rahasia bahwa Rafael yang membantunya melahirkan.

Mendengar itu, Riley benar-benar bangga. Murid nya ini pantas diacungkan jempol.

Mereka menceritakan semuanya. Dengan tetap menjaga rahasia Rafael. Dan Riley berniat untuk memberi tahunya ke Alea, dan merahasiakannya dari yang lainnya.

Nel dan Rafael setuju. Asalkan Viperlion dan anak-anak nya tidak diusik maka tidak masalah.

•••

Akhirnya setelah penjelasan yang begitu panjang selesai, dan Riley berjanji akan memberi mereka hadiah karena telah membuatnya bangga, dan dia juga minta maaf karena telah membahayakan mereka.

Sekarang Rafael dan Nel sedang jalan menuju asrama. Mereka juga sedang membicarakan Magic Tools yang Nel janjikan.

"Jadi, segitu dulu ya. Nanti kalau sudah selesai aku akan memberikannya padamu, kalau bisa aku juga akan memberitahu padamu caranya."

Nel pergi, melambai-lambai kan tangannya tanpa melihat kebelakang. Dia akan beristirahat di kamarnya.

Dan sekarang hanya tinggal Rafael dan Leon yang melayang disana.

"Nah... Sekarang ngapain?" Rafael bergumam. Dia bertanya pada Leon.

"Apalagi?... Tentu saja menemui Damian. Kita harus melaporkan ini kepada rekan kita. Dan juga kita harus cari cara menghilangkan racun yang ada dalam tubuh mu itu."

Leon menjawabnya. Mereka bergegas ke gedung 3. Walau tahu sekarang masih jam pelajaran, apalagi kakak-kakak Senior akan sangat lama belajarnya.

Sekarang pukul empat, jam makan siang sudah mereka lewatkan. Jadi, mereka harus menunggu Damian selesai belajar, dan itu mereka tidak tahu kapan.

"Mau bagaimana lagi? Kita harus mencari informasi dulu tentang racun Viperlion," kata Leon. Mereka tengah mengintip lewat jendela ruangan Damian.

Damian dan Laura tampak belajar, ruangan itu terisi penuh dengan murid.

Dan mereka memutuskan untuk membaca buku tentang racun Viperlion di Gudang Buku, sembari menunggu Damian dan Laura.

Den segera mereka bergegas kesana.

___

"Mereka yang menjinakkan Viperlion?!" Alea bertanya dengan terkejutnya.

"Tidak, Rafael yang melakukannya. Tidak kusangka anak itu memiliki kemampuan yang seperti itu. Aku sungguh bangga kepada mereka berdua," kata Riley.

Mereka sedang berbincang di ruangan Riley. Sepertinya Riley baru saja menceritakan semuanya kepada Alea.

"Kau benar... Mereka memang anak-anak yang pantas dibanggakan! Kita harus memberi mereka hadiah!" Alea begitu semangat. Ternyata instingnya tidak salah menilai bakat Rafael.

"Iya. Aku juga berpikir begitu. Kita harus memberi hadiah yang setimpal," Riley menopang dagu nya. Dia tersenyum saat memikirkannya.

"Aku tahu. Hadiah yang bisa membuat Rafael dan Nel senang," Riley mengeluarkan senyumannya. Dia memiliki rencana rupanya.

___

Singkat cerita mereka sudah berkeliling mencari buku tentang Viperlion, rak demi rak mereka lalui. Dan akhirnya mereka menemukannya.

"Viperlion Sang Raja Ular," Rafael membaca judulnya. Akhirnya buku yang meteka cari sudah ada didepan mata.

"Gas~ Langsung baca~" Leon sudah tidak sabar. Dilihat dari sampulnya sepertinya buku ini menarik, dan sedikit berguna.

Mereka langsung melihat daftar isi. Dan sesuai dugaan, di sana tertulis 'Racun Viperlion yang mematikan,' mereka sudah menduganya.

Mereka hanya ingin membaca tentang racun nya saja, kalau semua halaman, sangat membuang-buang waktu.

Mereka membuka halaman yang tertera disana, dan langsung membacanya.

Membaca di tengah keheningan, sangat mendukung untuk fokus dalam membaca.

Mereka membacanya dengan cepat, walau begitu kesimpulan akhirnya akan tetap sama intinya seperti sisinya.

Sampai halaman 5, mereka menyimpulkan bahwa nama racun nya adalah Venom Lion Worm, itu adalah jenis racun yang akan memunculkan urat berwarna ungu kehitaman.

Seperti namanya, worm, yang berarti cacing, nantinya urat yang muncul itu akan berbentuk seperti cacing yang menetap didalam kulit.

Seperti tangan Rafael, namun dengan bantuan C Mayor, dia bisa meredakan sedikit urat-uratnya.

Lalu, Venom Lion Worm juga akan memberikan dampak, setelah beberapa hari, matanya akan berubah, korban akan haus akan mangsa, matanya seolah dia adalah hewan buas, seperti namanya Lion, singa.

Dan, tak lebih dari satu tahun, korban akan mati, karena racun nya telah sampai kehati dan jantung.

Begitulah kesimpulan mereka. Lalu mereka malanjutkan membaca, sampai halaman tujuh. Dan itu adalah akhirnya.

Kesimpulan yang mereka dapat adalah, bahwa racun itu akan lebih buruk bila melihat hewan yang bisa dimangsa, dan cara meredakannya adalah, dengan menggunakan Batu Beast Emerson. Hanya itu satu-satu nya cara.

1
Murnila Wati
Bravo Thor😍😍 semakin menarik aja. Keluarkan semua kejutan mu💪💪
Murnila Wati
Wah, kejutan lagi ya Thor😍
Murnila Wati
Nah loh...
Anin
Leon: Keren kan Mantra nya
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Anin: Thanks/Smile/

Leon: Aku memang menarik!/Proud/
total 1 replies
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Anin: Leon: /Shhh/
total 1 replies
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Anin: Oke, tenang saja, aku janji akan menamatkan cerita ini/Proud/

Rafael: Tunggu kami di akhir ya!../Hey/
Leon: Kami akan menjadi Penyihir Agung segera!/Chuckle//Proud/
total 1 replies
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Anin: Leon: Keren kan Mantra nya/Proud/
total 1 replies
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Anin: Leon: Hehe/Grin/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!