NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Keesokan harinya Aslan mulai berangkat pagi-pagi sekali untuk menuju provinsi Jawa tengah, mobil sudah membawanya menuju ke Bandara Soekarno Hatta yang setiap harinya selalu ramai dipenuhi orang-orang yang akan melakukan penerbangan dengan tujuannya masing-masing.

  Di dalam pesawat pria itu tidak bisa memejamkan matanya sama sekali padahal dia ingin istirahat meskipun hanya sejenak, entah kenapa hatinya tersirat, sepertinya ada yang kurang beres di desa terpencil tempat ia membangun vila itu akan tetapi bukan bangunannya yang kurang beres ... Entah lah ia seperti merasakan sesuatu yang lain yang sulit untuk di pecahkan.

  "Sebenarnya apa yang terjadi, apa mungkin anakku ingin membohongiku," pikir Aslan sendiri.

   Pesawat sudah mendarat dengan sempurna, segera pria yang mengenakan pakaian rapi dan kanca mata hitam itu turun dari pesawat, sorot matanya begitu tegas langkah kakinya panjang, sedikit terburu seolah ingin menjemput sesuatu yang sudah lama hilang dari hidupnya.

  Mobil mewah mulai berhenti di depannya, seorang supir pun langsung turun dan membukakan pintu untuk tuannya.

  "Silahkan masuk Tuan," ucap supir itu seraya membungkuk.

  Mobil mulai melaju dengan kemudian yang cukup sedang tidak lamban dan juga tidak cepat, seperti hatinya yang sekarang berada di ambang keraguan.

   "Pak, Marvin pulang sejak kapan?" tanya Aslan di jok belakang.

  "Tadi malam Tuan," sahut sopirnya itu.

  "Sebenarnya ada masalah apa di dalam proyeknya Pak?" tanya Aslan mencoba menggali sesuatu, lewat supirnya itu.

  "Kurang tahu juga Pak," sahut sang supir yang tidak ingin terlibat terlalu jauh.

  "Baiklah kalau begitu," sahut Aslan.

 Aslan menyandarkan kepalanya di jendela mobil, sejenak pria itu mulai menghempaskan nafas panjangnya, sambil melihat ke arah jalan pedesaan yang di kelilingi tumbuhan hijau dan pantai, sehingga membuat matanya betah untuk memandang.

  "Ah, rasanya aku tidak salah pilih tempat, lihatnya desa ini begitu damai dan tentram," gumamnya sambil menatap takjub keindahan alam pedesaan yang begitu asri.

  Mobil sudah mulai berhenti di halaman vila yang masih belum selesai tahap pembangunannya, Aslan mulai turun dan menatap ke sekeliling dengan tatapan bangga ternyata dia tidak salah memilih lokasi yang jauh dari keramaian kota.

  "Semoga di sini aku bisa menemukan kedamaian," harapan Aslan.

  Saat ini pria karismatik itu mulai mengecek proyeknya yang memang sedikit ada kendala di bagian eksternal saja, akan berarti ini bukan perkara yang sulit dan yang menjadi pertanyaan kenapa masalah sekecil ini di limpahkan padanya.

  "Masalahnya hanya sepele, apa pekerjaan anakku banyak ya, dan dia merasa keberatan, apalagi sekarang dia ada istri yang sedang menyusui, pasti hidupnya sudah tidak tentang pekerjaan lagi," gumam Aslan sendiri.

  Setelah mengecek semua proyeknya tiba-tiba saja asisten Aslan mulai mengajak tuannya itu berkeliling ke arah pantai yang memang letaknya tidak terlalu jauh dari vila, bahkan deburan ombak dan suara angin laut masih bisa di dengar.

  "Tuan, untuk mengisi kekosongan waktu Tuan di sini, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar ke pantai, di sini pantainya cukup sepi dan bersih, paling pengunjung hanya warga sekitar saja," ajak asistennya itu, yang memang sudah beberapa hari di sini menjaga pembangunan vila ini.

   "Oh baiklah," sahut Aslan.

  Saat ini Aslan mulai menuruni perjalanan bukit yang membuat langkahnya cepat terbawa turunan yang menonjol ke bawah, di sekitar sini ada beberapa rumah warga, tidak terlalu banyak pemukiman, akan tetapi suasana di sini terasa begitu ramai dengan suara angin dan deburan ombak yang menari-nari layaknya simfoni lagu yang setiap hari terdengar merdu di telinga.

   "Bagaimana Tuan apa anda suka dengan lokasinya?" tanya Edwin, asisten Aslan.

  "Suka sekali, bahkan saya menemukan ketenangan di desa ini, oh ya, apa kau mengetahui sesuatu tentang Marvin?" tanya Aslan.

  Edwin merasa bingung pasalnya dia memang tidak terlalu mengikuti Marvin karena ia fokus ke proyek, hanya saja dia teringat akan sosok ketiga anak kecil yang tempo hari bermain di vila dan di sambut ramah oleh anak bosnya itu.

  "Saya, kurang begitu tahu Tuan, hanya saja, tempo hari, Tuan Marvin bermain dengan ketiga anak kembar, tapi tidak terlalu jelas wajahnya, dan setelah itu keesokan harinya istri Tuan Marvin langsung datang kemari," sahut Edwin yang membuat Aslan sedikit terkejut.

  "Apa Nivea datang ke sini mau ngapain?" tanya Aslan yang begitu terkejut.

  "Gak tahu juga saya Tuan," sahut Edwin.

  Aslan langsung terdiam Pria itu tidak melanjutkan kembali obrolannya, langkahnya terus saja menyusuri jalanan berbelok menuju pantai.

  Desir ombak pantai yang begitu tenang mampu menghipnotis dirinya akan keindahan alam yang belum terlalu banyak dipijak manusia, pantai terlihat seorang nelayan mulai mencari nafkah di tengah lautan luas, dan juga beberapa anak kecil yang sedang asik berlarian ke sana kemari di bibir pantai.

  Terlihat wajah-wajah polos dan ceria melepaskan semua beban di jiwanya setelah selesai pulang sekolah yang cukup melelahkan bagi mereka.

   Diantara banyaknya anak-anak yang bermain di pantai ini, akan tetapi ada tiga orang anak yang tidak ikut berkumpul dengan yang lainnya sehingga membuat langka Aslan tertarik untuk menghampiri ketiga anak itu.

  "Edwin, ayo kita jalan ke arah anak tiga itu," ajak Aslan yang dikuti oleh asistennya.

Aslan mulai mendekat ke arah tiga anak itu yang sedang membelakangi dirinya. "Hai ... Kalian sedang main apa?" tanya Aslan.

Ketiga anak itu langsung menoleh ke arah pria dewasa itu, dan hal yang begitu mengejutkan saat Aslan mulai menatap wajah ketiganya yang memang kembar identik, akan tetapi bukan tentang identiknya kembar itu namun yang membuat hatinya, terkejut ketika ia mulai melihat wajah dirinya ada di wajah ketiga anak itu.

"Astaga! Kenapa wajah anak itu begitu mirip denganku," gumam Aslan dengan nada yang gemetar.

"I ... Itu bertiga yang datang ke vila kemarin dan Om Marvin benar-benar menyukai mereka bertiga," adu Edwin yang membuat hati Aslan bertanya-tanya.

"Apa? Mereka bertiga bertemu dengan Marvin?" Dada Aslan mendadak bergetar hebat entah apa sebenarnya yang terjadi.

"Coba tanya saja sama mereka bertiga Tuan," ucap asistennya itu memberikan sebuah ide.

Aslan pun mulai mengikuti ide dari asistennya itu hingga dirinya mencoba untuk mendekatkan diri terhadap ketiganya.

"Eh, kalian kenapa cuma bertiga saja?" tanya Aslan basa-basi.

Anak itu tersenyum masam ... Melihat perkumpulan teman-temannya yang memang selalu menjauhi dirinya layaknya seorang anak-anak yang kehadirannya di tolak oleh dunia.

"Mereka mana ada yang mau bermain dengan kita," sahut si tengah, anak laki-laki yang begitu tegas dan selalu mencari jati dirinya.

"Memangnya kenapa mereka tidak mau berteman dengan kalian?" tanya Aslan.

"Kami bertiga lahir tanpa seorang ayah, dari dulu yang kami tahu bunda hanya berjuang sendirian," sahut anak perempuan yang mampu mencubit hati Aslan.

Di saat yang bersamaan Anika mulai mencari anak-anaknya yang sedang bermain ke pantai karena sekarang setelah mengajar dia ingin fokus mengasuh tiga anaknya itu tanpa harus di tinggal mencari uang tambahan lagi.

"Ah itu sepertinya ada segerombolan anak-anak, pasti si kembar juga ada di situ," ungkap Anika sambil terus berjalan ke arah pantai.

Anika mulai menghampiri segerombolan anak-anak itu tapi ia masih belum menemukan wajah ke tiga anaknya, hingga matanya menoleh ke arah timur yang ternyata ketiga anaknya sedang mengobrol dengan seorang pria yang ia pun tidak tahu itu siapa karena wajah pria itu membelakangi dirinya.

Anika sedikit mempercepat langkahnya sambil memanggil ketiga anaknya.

"Kakak ... Abang ... Adik ...," panggil Anika yang membuat ketiga anaknya itu menoleh.

"Bunda," sahut ketiganya yang membuat Aslan langsung menoleh ke arah wanita berkerudung itu.

Seketika tubuh Aslan membatu melihat wajah seorang gadis yang tujuh tahun lalu ia renggut kesuciannya.

"Anika ....," suara Aslan bergetar menyebut nama itu.

Anika menoleh, mata mereka saling bertaut akan tetapi mulutnya sulit untuk mengeluarkan suara.

"Dia ....," ucapnya tercekat.

Deg!!!

Bersambung ....

Komen dong kak biar ramai he he ....

1
Ayu
mksh bgt thor.. crita nya bagus bgt.. buat kita menangis dan ketawa. ada season ke 2 nya gk. Dewasa nya si kembar dan manja nya adik Azura. pokok nya smgt dan sukses buat author nya ya
Ayu
Akhir nya tamat dgn penuh kebhgiaan Anika dan Aslan. smg gk ada yg jht lg ya thor. oh ya trs gimana kbr si Tea.tk ada kah dr saudara Aslan yg dtg minta maaf dgn penyesalan mereka yg sdh jht sm Anika thor
Dita Ganggiatan
banyak bacot banget anika
Ayu
,Gea msh kecil aja sdh jht dan licik. bgmn nanti klau sdh Dewasa. dr kecil orang tua nya hrs nasehati dia klau kelakuan nya gk di bnr kan. smg Gea cpt sdr aja ya thor
TATI PUTRISOLO
sumpah seru banget...... thor tegang bnget saat baca
Ayu
Kbr kakek Rendy di mn thor. kok gk bantu saudara nya yg lg ssh
Ayu
Bunuh sj musuh2 mu Aslan. jgn di penjara kan. mereka bs kluar lg dan bls dendam lg sm kluarga mu
Ayu
Makin seru aja crita mu thor.. deg2 an aku bc nya. untung nya Marvin yg anak angkat begitu baik bs menolong pp nya. semoga penjahat nya cpt di tangkap
Ayu
Di kira in musuh nya sdh ke tangkap semua. ternyata msh ada lg. smg Aslan sl waspada. dan Anika sl terlindungi
Eka
semoga saja anika bisa lihat erindan rena jadi bisa bantu
Ayu
Buat Tea lumpuh seperti Anika thor
strok yg permanen
Ayu
Mampus aja Tea sm Sarah thor. buat marah aja
Ayu
Jgn2..istri nya Aslan dulu jg di buat begitu sm Tea ya.yg buat iatri nya Aslan meninggal
Ayu
Waduh.. Anika sdh kn suntik. apa yg akan terjadi sm Anika. meninggal atau lumpuh. thor.
bnr2 km thor gk kshn sm Anika. dr dulu di buat menderita aja
Ayu
Di saat mereka bertemu ayah nya. hrs nya kebhgiaan yg mereka trima. tapi skrg hanya bhya yg mengintai mereka semua. smg mereka bs slmt. awas km thor klau buat mereka celaka
Ayu
Smg Anika sekeluarga di berikan kesehatan. dan terhindar dr segala mara bhya. smg mereka slmt dan sl dlm lindunganya🙏
Eka
siap2 saja nanti masuk hotel prodio
Ayu
Kakek Rendy gk tau ya klau anak nya Aslan kembar 3
Ayu
Si kembar mau dpt adik. smg kembar lg baby nya biar tmbh ramai
Ayu
Mgkn kah cewek yg diam2 sk sm Aslan. klau mmg bkn tante nya yg meneror
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!