Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Aidan menatap lekat ponsel yang saat ini ada di genggamannya, ia terlihat gelisah saat menatap ponsel yang sama sekali tak berdering memberikan pesan.
"Kenapa aku merasa benar-benar cemas sekarang. Ada apa dengan Emily. ?" gumamnya yang saat ini terlihat menatap ponselnya.
Hingga tak menyadari bahwa Salsa telah memasuki mobil.
"Em... " panggil Aidan dengan menatap tangan yang menyentuh pahanya, akan tetapi nyatanya bukan Emily yang ada di hadapannya melainkan Salsa.
"Kak, kamu kenapa.? " tanya Salsa yang saat ini mengerutkan keningnya menatap Aidan yang berbeda.
"Emily sama sekali tak ada kirim pesan pada ku, biasanya dia selalu menanyakan kabar. " ucap Aidan dengan melihat ponselnya yang terlihat sepi.
"Mungkin saja dia sedang sibuk atau ada kerjaan lain di rumah. " ucap Salsa dengan menatap Aidan.
"Tapi tadi pagi juga Emily tidak ada di rumah, bahkan Berlian pun di rumah sendirian. " jawab Aidan dengan serius.
"Bisa jadi saat itu Kak Emily sedang belanja atau sedang olahraga mungkin. " ucap Salsa dengan memberikan keyakinan pada Aidan.
sedangkan Aidan yang mendengarkan jawaban yang di katakan oleh Salsa terlihat mempercayai apa yang di katakan oleh Salsa.
"Mungkin saja seperti itu. " jawab Aidan dengan menghidupkan mesin mobilnya.
Salsa tersenyum saat melihat Aidan yang mempercayai apa yang ia katakan.
"Semoga saja kamu pergi dan tak akan pernah kembali lagi Emily. " batin Salsa yang saat ini menatap jalanan yang mereka lewati.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai, terlihat Aidan yang saat ini membantu Salsa membukakan pintu mobil dengan menatap Salsa yang ada di dalam.
"Awas hati-hati. " ucap Aidan dengan tangan yang melindungi kepala Salsa.
"Makasih kak... " jawab Salsa dengan tersenyum melihat Aidan.
Aidan menutup pintu mobil, ia tersenyum melihat Salsa yang ada di hadapannya.
Kini mereka berdua bersama-sama berjalan memasuki rumah sakit, berjalan berdampingan dengan senyuman di wajah Salsa saat menanggapi ucapan Aidan.
"Dokter Aidan... " panggil seorang pria yang saat ini melihat Aidan dan juga Salsa yang berjalan berdampingan.
Aidan yang mendengarkan orang yang memanggilnya seketika menghentikan langkahnya dan menatap kebelakang.
sedangkan pria yang saat ini ada di belakangnya berjalan mendekati Dokter Aidan dan juga Salsa.
Aidan melihat Salsa lalu...
"Kamu pergilah keruangan kamu terlebih dahulu. " ucap Aidan melihat Salsa.
"Ohh baiklah... "jawab Salsa dengan melangkahkan kakinya meninggalkan Aidan yang sedang menunggu laki-laki yang berjalan mendekat ke arah mereka.
terlihat wajah Salsa yang benar-benar penasaran dengan pria yang ada di hadapan Aidan, wajah mereka terlihat sama-sama serius saat sedang berbicara. Akan tetapi Salsa pun tak ingin di katakan lancang hanya karna ingin mendengarkan pembicaraan antara Aidan dan juga dia.
Berbeda dengan Salsa yang penasaran, kini Aidan terlihat menggenggam jemarinya. Menatap lelaki yang saat ini ada di hadapannya dengan wajah yang terlihat benar-benar kesal.
"Ada apa kamu datang ke sini.? " tanya Aidan dengan memasang wajah yang terlihat kesal.
"Tentu saja saya berkerja, apa kamu tidak lihat pakaian yang saya kenakan.? " jawabnya dengan melihat Aidan senyuman mengejek.
"Saya benar- benar tidak menyangka bisa satu lokasi tempat kerjanya dengan dokter Aidan. " ucapnya dengan menatap Aidan dengan senyuman di wajahnya.
sedangkan Aidan yang mendengarkan ucapan pria yang ada di hadapannya hanya diam tanpa ingin menjawab apa yang di katakan oleh pria yang ada di hadapannya.
Aidan pun berjalan meninggalkan pria yang nampak tersenyum melihat dirinya.
"Jangan pernah menyesali dengan apa yang kamu lakukan, hanya karna kamu mendapatkan sesuatu yang baru kamu rela mengabaikan yang menemani mu selama ini. " ucapnya dengan menatap punggung Aidan.
sedangkan Aidan yang mendengarkan ucapan pria yang ada di belakangnya hanya diam lalu melanjutkan langkahnya.