NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asing dalam pengabaian

"Lama banget sih kamu nyiapin bekalnya! Mama dan Ariella menunggu lama tau!" Omel Ana menatap Aisyah dengan tatapan kesalnya.

Padahal tadi Mama memberi waktu tiga puluh menit, sedangkan sekarang baru lima belas menit.

"Maaf ya, Ma," ucap Aisyah dengan lirih sembari menatap Ana dengan wajah sendunya.

"Ya sudah, ayo!" ucap Ana dengan tegas dan sedikit ketus.

Ariella menyunggingkan senyum smirknya memperhatikan Aisyah. Aisyah membalas tatapan mata Ariella dengan wajah tanpa ekspresinya. Sekarang ia sudah tidak merasa heran dengan sikap palsu Ariella.

Kini ketiganya berjalan menuju pintu keluar mansion. Ana dan Ariella berjalan dengan bergandengan, sedangkan Aisyah berjalan di belakang seperti seorang pelayan yang mengikuti majikannya.

Dalam waktu yang sangat singkat ketiganya tiba di teras mansion. Di depan sana, supir sudah menunggu ketiganya.

Ariella dan Ana masuk ke kursi penumpang, sedangkan Aisyah duduk di samping supir. Setibanya di dalam mobil, supir langsung menghidupkan mesin lalu membawa mobil mewah itu meninggalkan kediaman Alex.

"Sayang, bagaimana keadaan tanganmu?" tanya Ana sembari memperhatikan tangan Ariella yang masih di balut perban.

"Sudah mulai membaik Tante, tapi lukanya belum kering," ucap Ariella membuat Ana mengelus tangannya yang di balut dengan lembut.

Aisyah melirik kaca spion yang berada di sampingnya, memperhatikan kedua wanita yang berbicara berdua tanpa mengajaknya.

"Seharusnya orang jahat itu yang merasakan lukamu, Sayang," ucap Ana menyindir Aisyah.

Aisyah yang mendengar sindiran itu tidak bergerak. Ia duduk tegak dengan tubuh yang menyandar di kursi. Mata teduhnya ia paksakan terus memperhatikan jalan di depannya.

Aisyah, biarlah Allah yang menjadi saksi. Kau bersabarlah sebentar, nggak lama lagi Allah akan mendatangkan hal indah padamu.

Aisyah yang merasa dadanya sesak berusaha menyemangati dirinya tanpa menegur Ana. Baginya menjadi orang yang beradab dan hidup seperti yang Allah inginkan lebih utama.

Nggak apa-apa, Aisyah... Allah bersama orang-orang yang sabar.

"Tante, tangan Ariella memang sakit tapi Ariella kuat kok," ucap Ariella memperlihatkan senyum manisnya pada Ana.

Wanita itu sengaja memancing perhatian Aisyah dengan sikapnya. Setiap perkataan Ariella seperti musik yang membuat para pendengarnya menjadi candu, seperti itulah perumpamaan Ana yang menyukai perkataan Ariella.

Entah itu baik atau buruk, Ana percaya saja pada wanita itu. Bahkan perkataan tanpa bukti Ariella dapat membuat Ana langsung percaya, Adam bahkan juga demikian.

"Nggak usah sok kuat di depan Tante sayang. Tante tau apa yang kamu rasakan, hanya pelaku luka ini saja yang nggak peduli!" ucap Ana tersenyum lembut pada Ariella lalu melayangkan lirikan sinisnya pada Aisyah.

Dia pasti sangat tertekan. Tante Ana memang ahlinya menyinggung wanita kampung ini!

"Tante..." ucap Ariella mengingatkan Ana dengan nada lembutnya.

Ariella melirik Aisyah dengan cepat seakan memberikan isyarat pada Ana. Ana yang paham dengan isyarat Ariella hanya memasang wajah tak merasa bersalahnya.

"Biarkan saja, Sayang. Lebih baik kita nonton drama," ucap Ana yang disetujui oleh Ariella dengan anggukkan kecilnya.

Wanita paru baya itu pun mengeluarkan handphonenya lalu menghidupkannya. Ana memasuki salah satu platform film drama gratis. Ia dan wanita disampingnya itu menonton film yang menarik perhatiannya.

Di sepanjang perjalanan menuju perusahaan Alexander, keduanya hanya sibuk berdua. Aisyah lagi-lagi hanya diam tanpa melakukan apa pun.

Dari lirikan sendu wanita itu, terlihat jika ia merasa sangat cemburu. Ia ingin sekali berada di posisi Ariella, namun itu tidak akan terjadi karena di mata kedua wanita itu ia tak lain hanyalah orang asing.

Beberapa waktu berlalu, kini mobil yang ditumpangi ketiga wanita itu, tiba di perusahaan Alexander. Supir membawa mobil mewah itu masuk ke halaman luas perusahaan, lalu menghentikannya tepat di depan pintu masuk lobi.

Walaupun mobil sudah berhenti, Aisyah masih duduk di kursinya. Ia menunggu Ana dan Ariella turun terlebih dulu.

"Ayo Sayang," ucap Ana mengajak Ariella turun tanpa mempedulikan Aisyah yang memperhatikannya.

"Ayo Aisyah," ucap Ariella menyunggingkan senyum tipis angkuhnya.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apa pun. Ia pun membuka sabuk pengamannya lalu membuka pintu. Kini ia turun perlahan dari mobil.

Matanya menatap ke arah pintu masuk lobi perusahaan. Di sana Ana dan Ariella masuk bersama tanpa menunggunya. Aisyah seperti barang lama yang tak diinginkan lagi.

"Huh." Aisyah menghela nafasnya lalu menutup pintu mobilnya kembali.

Dengan ragu-ragu Aisyah melangkahkan kakinya memasuki kantor. Ia berjalan dengan menenteng paperbag ditangannya.

Di dalam lobi saat ini, semua karyawan yang melihat kedatangan Ana, menyapanya dengan hangat. Satu hal yang membuat mata para karyawan itu dipenuhi sorot penasaran.

"Loh, bukannya itu Nona Ariella mantan kekasih tuan Adam?" bisik salah satu karyawan pada rekan kerjanya.

"Iya, itu Nona Ariella. Kabarnya kan hubungan mereka putus semenjak Tuan Adam menikah dengan Nona Aisyah. Tapi kok sekarang dia datang sih bersama Nyonya Ana?"

"Apakah ini yang dinamakan cinta lama bersemi kembali?"

Para karyawan berbisik-bisik sembari tersenyum bahagia melihat wanita berambut merah itu kembali berhubungan dengan Ceo mereka.

"Eh lihat deh. Istri Tuan Adam juga datang... tapi kok dia berjalan di belakang ya, harusnya dia yang berada di posisi Nona Ariella!"

Bisik-bisik terdengar lagi dari para karyawan yang tak menyangka berada di situasi yang menegangkan.

"Seharusnya memang seperti itu sih. Nona Aisyah harus sadar dengan posisinya."

"Nona Ariella dan Tuan Adam kan sudah berhubungan lebih dulu, berarti dia orang ketiganya. Dasar nggak tau malu."

"Kalau aku jadi dia, aku pasti tak mau ikut datang ke sini," ucap karyawan wanita dengan mata berkaca-kaca membayangkan rasa sakit wanita bercadar itu.

"Buat apa memperdulikan wanita perusak hubungan orang itu!"

"Benar, Nyonya Ana mendukung wanita yang tepat!"

"Dia sama sekali nggak pantas bersama Tuan Adam. Dia miskin dan berasal dari pinggiran kota, ironisnya dia tak memiliki siapapun, alias sebatang kara!" ucap salah satu karyawan wanita menyunggingkan senyum menghinanya. Wanita tak berperasaan itu tergelak kecil sembari menutup mulutnya dengan tangan lentiknya.

"Hanya Nona Ariella yang pantas bersanding dengan Tuan Adam!"

"Benar, Nona Ariella cantik, modis, lulusan luar negeri, berasal dari keluarga terpandang, apalagi dia itu desainer internasional yang berkedok menjadi model!"

"Aku sangat mendukung dia kembali bersama Tuan Adam!" sambung yang lainnya hingga bisik-bisik itu tersebar ke seluruh staf kantor. Bisik-bisik karyawan itu sampai ditelinga Aisyah, Ana dan Ariella.

Ana dan Ariella tersenyum bangga mendengar pujian dan dukungan para karyawan kepada mereka, sedangkan Aisyah hanya diam menunduk mendengarkan setiap hinaan yang tertuju padanya.

Aisyah memegang paperbag dengan kedua tangannya. Perasaan wanita itu sangat sedih disertai rasa gugup. Tangannya yang dingin dan sedikit berair memegang paperbag dengan erat.

"Nggak sia-sia kita mengizinkannya ikut sayang," ucap Ana dengan lirih sembari tersenyum senang.

Ariella tersenyum sembari mengangguk kecil. Kali ini dia tidak membela Aisyah, melainkan mendukung perbuatan Ana.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!