Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijatuhkan talak
Bugh!
"Aaarrrkkkhhhh, ampun Mas!" Arsy jatuh tersungkur, tongkat yang ia gunakan untuk membantunya berjalan telah patah.
Begitu teganya dan tanpa ada belas kasih, Zaki menghempaskan tubuh istrinya ke atas lantai, sehingga membuat Arsy mengalami luka di bagian dengkul dan juga siku. Pada malam itu, keduanya kembali bertengkar namun pertengkaran kali ini, adalah yang paling parah.
"Mas, kenapa kau tega mengkhianati ku? Apa salahku padamu?" ucapnya sampai menangis tersedu.
" Cih, aku sudah bosan dan juga muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, bahkan kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang!" balasnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus sebagai istri sah nya.
"Mas, kau bisa bilang padaku apa kekuranganku, tidak usah kau berselingkuh seperti ini, aku akan memperbaiki semua kesalahanku, dan aku pun sebenarnya tidak mau hidup dalam kondisi cacat seperti ini, tapi semua ini sudah menjadi suratan takdir!" Arsy tiada hentinya menangis, berharap Suaminya bisa meredakan emosinya dan tidak bertindak gegabah. Semenjak Arsy mengalami kecelakaan saat dirinya berboncengan sepeda motor dengan suaminya, tiba-tiba motor yang di kendarai oleh Zaki oleng, dan terjadilah peristiwa kecelakaan dimana motor tersebut di tabrak oleh mobil jenis mini bus dan menyeret tubuhnya sampai sejauh sepuluh meter, ditambah kendaraan roda dua yang melintas dari arah yang berlawanan telah melindas kaki kirinya.
Sampai akhirnya kaki sebelah kirinya tak bisa berfungsi lagi karena mengalami patah tulang. Beruntungnya kaki kirinya tidak sampai di amputasi.
Dari situ Zaki mulai bersikap berbeda dengan Arsy, ia mudah sekali marah dan tersinggung
"Alah, sudahlah... Kau tidak usah membujukku lagi, mulai malam ini, aku Zaki Hermawan menjatuhkan talak dua kepada istriku yakni Arsy Latifah. "
Deg!
Arsy terdiam seketika. Dunia seperti berhenti berputar saat kata-kata itu terucap. Matanya membelalak, tak mampu mencerna apa yang baru saja ia dengar. Rahangnya terasa seperti akan jatuh, dan kedua kakinya tak bisa bergerak. Kenyataan ini terlalu berat untuknya. Arsy hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang kini telah berubah status menjadi janda.
Tak lama Adnan, putra satu-satunya Arsy dan juga Zaky telah pulang dari mesjid karena baru saja selesai mengaji di sana.
Adnan terkejut saat melihat ibunya berada di atas lantai dengan kondisi yang sangat menyedihkan.
"Bunda... Bunda kenapa duduk dilantai?" tanyanya seraya membantu ibunya untuk bangkit.
Namun sayangnya, seluruh tenaganya telah habis terkuras, Adnan mencari tongkat yang biasa ibunya gunakan untuk membantunya berjalan, dan Adnan telah menemukan tongkat tersebut dalam kondisi patah menjadi dua bagian.
Adnan mendekat dan bertanya kepada Ayahnya, soal ibunya.
"Ayah, kenapa dengan Bunda? Apa yang sebenarnya telah terjadi?" Adnan sampai menatap heran Ayahnya.
Kemudian Zaki menggenggam kuat kedua bahu putranya yang masih berusia tujuh tahun.
"Adnan, sekarang Ayah dan Bunda sudah resmi bercerai, Adnan tinggal pilih, mau tinggal sama Ayah atau sama Bunda?"
Adnan terkejut tak percaya atas apa yang telah ia dengar saat ini.
"Ayah, kenapa Ayah dan Bunda bisa bercerai? Adnan tidak mau berpisah dengan Bunda dan juga Ayah!" seketika air matanya hampir saja tumpah, Adnan berusaha untuk membendungnya.
" Adnan, maafkan Bunda! Bunda tidak bisa membuat Adnan bahagia, Hiks.. Hiks... Bunda adalah ibu yang tidak berguna untukmu, Nak!" Arsy hanya bisa menangis dan menyalahkan dirinya sendiri.
"Tidak Bun, Bunda samasekali tidak salah, Adnan akan selalu ada bersama Bunda, maaf Ayah, sepertinya Adnan memilih untuk tinggal bersama Bunda!" Adnan duduk di samping ibunya, kemudian ia memeluknya.
Mendengar putranya lebih memilih mantan istrinya ketimbang dirinya, ia pun menjadi naik pitan
"ok, baik kalau begitu kau jangan pernah kembali lagi ke rumah ini, Ayah tidak akan pernah menganggap kamu sebagai putranya Ayah, ingat itu baik-baik!" ancamnya tak main-main, dan memang inilah yang Zaki inginkan, ia bisa dengan mudahnya menikahi sang pujaan hatinya tanpa harus dibuntuti oleh seorang anak.
Adnan yang mendengar Ayahnya berkata seperti itu, air matanya jatuh, tangisnya pecah tak bisa ia bendung lagi, sakit, itu sudah pasti.
"Ayo Bun, kita pergi dari sini! Adnan juga tidak tega melihat Bunda setiap hari selalu bertengkar dengan Ayah!" Ajaknya sembari membantu ibunya untuk bangkit.
"Putraku, apakah kau yakin ingin ikut bersama dengan Bunda? Bunda tidak punya apa-apa Nak, Bunda hidup sebatang kara, cuma Adnan yang saat ini Bunda miliki di dunia ini! " Arsy sampai mengusap dengan lembut jejak air mata putranya.
"Bunda, percaya adanya Tuhan kan? Setiap manusia hidup di dunia ini pasti sudah diberikan rezeki oleh sang maha pencipta, selagi kita mau berusaha InsyaAllah Adnan yakin kita bisa menjalani hidup tanpa Ayah! "
Mendengar putranya berkata seperti itu, Arsy turut bangga karena ia merasa tidak gagal mendidiknya menjadi anak yang soleh dan berbakti.
"Benar apa yang dikatakan olehmu putraku, kita masih punya Allah yang akan selalu melindungi kita dimanapun kita berada, Bunda tidak akan takut menjalani hidup denganmu meskipun kondisi Bunda seperti ini!" jawabnya mantap.
Zaki yang mendengarnya, ia malah sangat muak dan berharap mantan istri dan anaknya segera pergi dari rumahnya.
.
.
Jam sembilan malam, Arsy dan putranya sudah berada di terminal Bus, Arsy berencana untuk pergi ke Kota, karena banyak warga Desa yang telah merantau kesana, ada yang pernah bilang padanya kalau di Kota itu paling mudah untuk mencari Rezeki, dan Arsy tergiur, meskipun kondisinya yang seperti ini, ia tidak akan mudah untuk menyerah begitu saja, ia harus bangkit dari keterpurukannya selama ini.
Sekitar pukul dua belas malam dini hari, suasana di kota metropolitan ini memang tak pernah sepi oleh hiruk pikuk kegiatan manusia yang tak mengenal waktu.
Adnan bertanya kepada ibunya sambil memperhatikan keadaan sekitar. "Bun, setelah ini kita akan tinggal di mana? Apakah Bunda punya seorang kerabat yang Bunda kenal di sini?"
Arsy menggeleng cepat, karena pada kenyataannya memang dia tak kenal siapapun di kota besar ini, dan kedatangannya ke Kota ini hanya modal nekat semata, Arsy berani mengambil resiko seperti ini karena ia memiliki sedikit tabungan untuk menyambung hidupnya selama tinggal di kota.
"Bismillah Adnan, InshaAllah jika kita selalu berada di jalannya Allah, pasti kita akan dipermudah dalam segala urusan apapun!"
Adnan pun percaya atas perkataan dari ibunya, dan mereka berdua mulai berjalan kaki ke tempat yang tak tentu arah.
"Bun, sebaiknya kita cari mesjid terdekat saja di sini, siapa tahu kita bertemu orang baik yang bisa memberikan beberapa informasi kepada kita!" usulnya yang di angguki oleh Bundanya.
"Ide yang bagus Adnan, kau memang anaknya Bunda yang paling cerdas." Arsy mengusap dengan lembut kepala putranya.
Akhirnya Arsy dan Adnan memutuskan untuk mencari mesjid ataupun mushola yang bisa mereka jangkau hanya dengan berjalan kaki.
Hampir tiga puluh menit lamanya, pada akhirnya Mereka menemukan apa yang sedari tadi mereka cari.
"Alhamdulillah, akhirnya, sampai juga di mesjid!" ujarnya sambil mengucap kata syukur.
Beruntungnya di dalam mesjid cukup ramai oleh para jemaah, rupanya mesjid ini baru saja selesai melaksanakan acara peringatan Maulid nabi.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸