NovelToon NovelToon
Koki Kesayangan Tuan Daniel

Koki Kesayangan Tuan Daniel

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / CEO / Menikah dengan Musuhku / Diam-Diam Cinta
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu_ Melani_sunja

Menjadi seorang koki disebuah restoran ternama di kotanya, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Ayra. Dia bisa dikenal banyak orang karena keahliannya dalam mengolah masakan.
Akan tetapi kesuksesan karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan aslinya yang begitu menyedihkan. Ia selalu dimanfaatkan oleh suami dan mertuanya. Mereka menjadikan Ayra sebagai tulang punggung untuk menghidupi keluarganya.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seorang pria kaya raya bernama Daniel yang terkenal dingin dan kejam. Ayra dipaksa menjadi koki pribadi Daniel dan harus memenuhi selera makan Daniel. Ia dituntut untuk membuat menu masakan yang dapat menggugah selera Daniel. Jika makanan itu tidak enak atau tidak disukai Daniel, maka Ayra akan mendapatkan hukuman.
Bagaimana kah kisah Ayra selanjutnya?
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu_ Melani_sunja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maya kena hukuman

Bram menatap Maya penuh kebencian dan amarah. Tak ada lagi belas kasihan yang terpancar dari wajahnya. Ia benar benar kecewa pada Maya. Padahal selama ini, ia telah sangat baik bahkan mempertaruhkan masa depannya hanya untuk menikahi Maya. Semua itu Bram lakukan, agar ia bisa menyelamatkan hidup Maya.

"Kurang kah uang yang selama ini telah ku berikan padamu? haaa...!!!" bentak Bram.

Maya menangis terisak-isak, ia kembali merangkak merangkul kaki Bram.

"Maafkan aku Bram! Ku mohon...!"

"Tidak...!! Kali ini aku tidak bisa memaafkan mu!" jawab Bram dengan tegas tanpa menatapnya sedikitpun.

Daniel hanya meliriknya dari sofa, ia tak mau ikut campur, karena hal itu hanya akan mengotori tangannya saja.

Perlahan, Maya bangkit. Ia usap wajahnya yang mulai sembab, ia berdiri dihadapannya Bram dan menatapnya tajam.

"Kamu boleh tidak memaafkan ku! Tapi satu hal yang kamu harus tahu! Kamu hanya dimanfaatkan oleh dia...!!!" teriak ,Aya sambil menunjuk ke arah Daniel.

Bram tidak bergeming sama sekali, begitu pula dengan Daniel yang bahkan tidak mau menatap Maya.

Beberapa anak buahnya segera mencekal tangan Maya yang mulai memberontak.

"Sadar Bram!!! pria itu hanya memanfaatkan kecerdikan mu! Jangan bodoh Bram!!" teriak Maya.

Bram tak menghiraukannya. Ia justru memerintahkan anak buahnya untuk mengikat Maya.

Maya terus memberontak, tapi anak buah Bram lebih cekatan, ia diikat dan mulutnya disumpal.

"Bramm..." panggil Ayra lirih, ia merasa tak tega melihat keadaan Maya.

Bram menarik lengannya, lalu membereskan tas dan beberapa barang bawaannya.

"Tuan...! kita harus pergi dari sini!" kata Bram pada Daniel.

"Oke...!" Daniel bangkit, ia melirik pada Maya sekilas sebelum akhirnya ia keluar dari rumah itu.

"Masukan Rayyan ke dalam mobil!" perintah Bram pada Dito, bawahannya.

Rayyan kembali diseret untuk dimasukkan ke dalam mobil, setelah itu ia meminta Ayra untuk pergi menyusul Daniel.

"Bram...! Maya mau kau apakan?" tanya Ayra ragu.

Bram tidak menjawab, ia berjalan menuju meja kompor, lalu memotong selang gas.

"Cepat pergi! Ruangan ini akan penuh dengan gas dan kamu akan mengalami sesak nafas!!" ujar Bram.

"Tapi Bram...! bagaimana dengan Maya?"

"CEPAT...!!!" pekiknya.

Ayra sampai terjingkat dan terpejam ketakutan mendengar suara Bram yang begitu keras padanya.

Ayra menatapnya sekilas, lalu berlari masuk kedalam mobil sambil sesekali mengusap wajahnya.

"Lain kali tidak usah ikut campuri urusan kami! Aku dan Bram adalah dua sisi mata uang, kami hampir sama. Tidak suka pengkhianatan!" ucap Daniel.

Ayra hanya diam, ia menunduk sambil mengusap air matanya. Tak lama, Bram nampak keluar dan berlari sambil melemparkan korek api ke arah pintu kayu yang telah disiram bensin.

"Haaahhhh....!"Ayra sangat syok melihatnya, ia panik dan juga bingung ingin melakukan apa.

Api semakin membesar membakar bagian depan rumah. Sementara Bram masuk lalu menancapkan gas meninggalkan rumah itu bersama yang lain.

"Bram...!! Kamu sudah tidak waras? Di dalam ada Maya dan anaknya, tapi kamu justru membakarnya!!" ucap Ayra panik.

Bram tidak menanggapinya, ia fokus mengendarai mobilnya.

Tak lama, terdengar suara ledakan gas elpiji dari arah rumah Bram.

"Duuuummmm..."

Ayra menutup kedua telinganya, lalu menoleh menatap rumah Bram yang langsung terbakar akibat ledakan itu. Beruntung, di sekitar rumah Bram tidak ada pemukiman yang padat. Sehingga api itu hanya melalap habis rumahnya saja.

"Astaga... Maya...!" Ayra berbalik.

"Jahat kamu Bram! Kamu tega menghabisi seorang ibu dan bayinya!!" maki Ayra sambil memukul-mukul pundak Bram dari kursi belakang.

Daniel yang merasa terganggu, segera menarik tubuh Ayra, sehingga membuat Ayra jatuh kepangkuannya.

Ayra terus memberontak, ia berusaha melepaskan diri dari dekapan Daniel.

Daniel menarik pistol dari balik punggungnya, lalu menodongkan nya ke kepala Ayra.

"Diam...! Atau ku buat kamu menyusul wanita jalang itu!!" ancamnya.

Seketika Ayra diam, dadanya masih naik turun menahan amarahnya.

Bram hanya menatapnya dari kaca spion, sebenarnya ia merasa tak tega melihat Ayra mendapatkan ancaman seperti itu dari Daniel.

"Mau duduk sendiri, atau tetap duduk dipangkuan ku?!" ujar Daniel sambil memasukkan kembali pistolnya.

Ayra menggeser posisi duduknya, ia mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela, sambil terisak isak.

"Maafin aku Ay...!" batin Bram sambil meliriknya dari kaca spion bagian depan.

***

Di sisi lain, Steven sangat terkejut setelah melihat video yang Maya kirimkan.

"Bodoh...! Kenapa bisa Rayyan tertangkap?!"

"Akhh...!!! Brengsek...!!"

Steven nampak panik, ia memerintahkan anak buahnya untuk menyusul ke rumah Bram.

Ia siapkan beberapa senapan nya, lalu bergegas keluar. Saat akan keluar rumah, ia mendapatkan sebuah panggilan dari pengacara senior almarhum istrinya.

Senior itu memperingatkan, jika sudah saatnya Steven menyerahkan semua perusahaan pada Daniel. Ia juga mengatakan jika semua dokumen sudah dipersiapkan, hanya tinggal menunggu serah terima dari Steven pada Daniel.

"Aakhhh...!!!"

"Bruuuaak...!!"

Steven melempar ponselnya ke sembarang arah, membuat ponselnya pecah berantakan.

Steven sangat murka, rencana yang selama ini ia jalankan gagal total. Rupanya Daniel selangkah lebih maju darinya.

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan harta peninggalan Arum baik baik, maka jalan satu satunya adalah, akan ku habisi saja anak tengil itu!!"ucapnya.

Seorang anak buahnya datang berlari menghampirinya dengan sangat tergesa-gesa.

"Gawat tuan...!"

"Ada apa?!"

"Ada polisi yang datang kemari tuan, dia menunggu tuan di halaman rumah!"

"Lalu, apa yang kau katakan?"

"Aku mengelabui mereka dengan berkata tuan tidak ada."

Steven melangkah menuju jendela, ia buka tirai itu sedikit untuk mengintip polisi yang nampak sudah pergi meninggalkan rumahnya.

"Sial...! Jangan jangan Daniel sudah melaporkan ku ke polisi?"

"Aku curiga, Daniel adalah dalang dibalik penirakan saham para investor besar, aku harus lebih berhati-hati. Baiklah...! Akan ku ikuti alur mu Daniel!" ucapnya sambil menyeringai.

1
Devan Wijaya
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
eli♤♡♡
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Makasih banget thor!
✨♡vane♡✨
Banjir air mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!