NovelToon NovelToon
Senja Tanpa Bayangan

Senja Tanpa Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Zombie / Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Joi momo

Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

relakan

Frustasi dan kepedihan membelenggu Joi. Melihat Anya yang lemah tak berdaya, badannya yang transparan mulai memudar. Ia tak berdaya, tak pernah mengobati hantu.

Senja menyapa dengan langit jingga yang memudar. Joi terpaku, mengamati Anya. Tubuh gadis itu, yang selama ini telah menjadi misteri, semakin transparan, nyaris lenyap di hadapannya. Ketakutan menusuk ulu hatinya. Apakah Anya benar-benar hanya… hantu?

Joi selalu di sisinya.

 Kehilangan arah, ia tak tahu harus bercerita pada siapa, atau meminta pertolongan kepada siapa. Kesunyian mencekam, hanya diiringi detak jantung mereka yang berdebar kencang.

Beberapa hari berlalu dalam keputusasaan. Lalu, tanpa diduga, Sang Bau reksa muncul di hadapan Joi. Tatapannya tajam, menembus.

"Kau mencintainya?" tanyanya, suaranya berat, seperti menggema di ruang hampa.

Joi mengangguk, tak berani menatap mata Sang Barista. Air matanya mengalir tanpa suara.

Sang Bau reksa tertawa, tawa yang dingin dan menusuk. "Kalau begitu, relakan saja."

Joi menatap Sang Bau reksa dengan tatapan kosong, hampa. Sejenak, Sang Bau reksa terdiam, seakan menimbang kata-kata selanjutnya. Lalu, ia berkata, suaranya lebih lembut, namun tetap menyimpan misteri.

"Anak itu masih hidup. Kau masih belum terlambat."

Joi tersentak. Harapan, sekecil apapun, kembali menyala. "Di mana… di mana tubuhnya?"

"Di rumah sakit, di sekitar kota ini."

Tanpa menunggu lebih lama, Joi berlari. Langkahnya tergesa, penuh harapan dan keputusasaan bercampur aduk. Senja ini terasa tanpa bayangan, yang biasanya indah, kini terasa begitu berat, seakan membebani langkahnya yang terburu-buru. Ia harus menemukan Anya. Ia harus menyelamatkan Anya.

Joi akhirnya sampai di rumah sakit yang disebutkan Sang Bau reksa. Ia mencari kamar Anya, jantungnya berdebar-debar. Di sana, ia mendapati Anya terbaring lemah di tempat tidur, kedua orang tuanya setia menunggu di sampingnya. Anya terlihat pucat, namun masih bernapas.

Melihat Anya, semua rasa lelah dan putus asa Joi sirna seketika. Spontan, ia memeluk Anya erat-erat. Kehadiran Joi yang tiba-tiba membuat orang tua Anya terkejut dan panik. Pertengkaran kecil pun tak terelakkan. Tuduhan dan penjelasan bercampur aduk, menciptakan suasana tegang di ruangan kecil itu.

Pada akhirnya, orang tua Anya, didesak oleh rasa khawatir dan ketidakpahaman, meminta Joi pergi. Staf rumah sakit pun ikut mengusir Joi, menganggapnya sebagai pengganggu. Joi, yang hatinya hancur, terpaksa meninggalkan Anya, meninggalkan harapan yang baru saja menyala. Ia keluar dari rumah sakit, langkahnya berat, membawa beban yang tak terkira. Senja di Medan kembali menyapa, namun kali ini, senja itu terasa lebih dingin dan gelap dari sebelumnya.

Joi bingung. Ia harus menyelamatkan Anya, menyatukan jasad dan ruhnya secepatnya. Tapi bagaimana meyakinkan orang tua Anya? Mereka pasti tak percaya pada cerita tentang roh dan hantu.

Tiba-tiba, ingatannya melayang pada lukisan wajah Anya yang ia buat suatu malam. Lukisan itu, dibuat dengan penuh perasaan, mungkin bisa menjadi bukti. Mungkin, dengan menunjukkan lukisan itu, orang tua Anya akan sedikit mempercayainya, akan sedikit memahami situasi yang sebenarnya. Setidaknya, ia punya sesuatu untuk memulai penjelasannya. Joi bergegas mencari lukisan itu, sebuah secercah harapan menyala di hatinya yang kalut.

pada saat itu Anya pun terbangun dari tempat tidurnya.

ia bertanya "kamu sedang apa?"

Joi pun langsung menoleh, melihat Anya yang dalam wujud hantu tersenyum.

Joi pun langsung menarik tangan Anya dan langsung memeluknya.

Ini pertama kalinya Joi memeluk Anya sejak saat pertama bertemu.

"Aku baik baik saja, sudahlah" ucap Anya sambil menepuk nepuk pundak Joi.

Namun buka itu alasan Joi memeluknya.

"Aku akan menyelamatkanmu, Anya," bisik Joi, suaranya bergetar, "Apa pun caranya, apa pun risikonya."

Anya, yang terkurung dalam pelukan hangat Joi, tertegun. Kata-kata Joi, penuh tekad dan kasih sayang, membingungkan sekaligus menenangkannya. Ia tak mengerti apa yang dimaksud Joi, namun sentuhan hangat dan bisikan penuh keyakinan itu sedikit demi sedikit menenangkan ketakutannya. Di dalam pelukan itu, di tengah keputusasaan, Anya merasakan secercah harapan.

"Kau kenapa?" tanya Anya dalam kebingungannya.

**

1
JOI momo
semoga kalian suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!