Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Kabar kembalinya ketua klan dari The Silent Reapers sudah menyebar dikalangan pebisnis gelap. Arsen membuat kejutan yang luar biasa, dia mengeksekusi penghianat dan musuh di perbatasan wilayah penyebrangan miliknya.
Kehadirannya membuat gempar, bagaimana bisa orang yang sudah dikabarkan mati dan sekarang hidup kembali. Arsen semakin menunjukkan kebengisannya.
Arsen membuat orang-orang yang pernah menyerang wilayahnya selama dia tidak ada, membayar mahal dengan kehancuran. dalam waktu satu minggu dia melumpuhkan beberapa kelompok.
Setelah mengurus bisnis gelapnya, Arsen bersama dengan Lexi beralih pada perusahaan. Membasmi siapapun yang coba-coba berani mengambil uang perusahaannya.
Diruang rapat mereka semua menundukkan kepalanya, jika biasanya melihat Nico sudah membuat mereka takut, lain dengan kehadiran Arsen seakan membuat mereka mati dengan caranya sendiri.
“Tembak mereka yang bermasalah, aku tidak ingin memperkerjakan pencuri." Titah Arsen, tanpa belas ampun, Lexi menembaki beberapa orang yang bermasalah.
Ruangan sangat tertutup dan kedap suara. Mereka yang berada diluar ruangan tidak akan mendengar dan melihat apapun. Setelah itu para anak buahnya membereskan kekacauan yang baru saja terjadi.
Satu persatu sudah dia bereskan, Arsen berjalan dengan membenarkan jas mahalnya. dia menjadi dua orang yang berbeda ditempat yang beda. Penampilannya menyesuaikan dimana dia berada.
Wajahnya terlihat semakin tampan dengan gaya rambut ala CEO muda, tidak ada kesan berandalan lagi dalam penampilannya.
Di belakang Arsen ada dua sahabatnya yang menatap punggung kokoh itu dengan rasa bangga dan terharu. bertahun-tahun akhirnya Arsen bisa bernafas tanpa beban.
Namanya sudah bersih dari cap pembunuh keluarganya akan tetapi dis memiliki gelar baru sebagai monster pembunuh.
Secantik dan seseksi apapun wanita yang mendekatinya tidak ada satupun yang berhasil dan berakhir mengenaskan.
**
Di ruang kerja suasana mendadak hening. Arion bersama dengan Lucas yang sudah mulai membaik dan kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, saat ini berada berhadapan dengan CEO LexSen grup.
Arion datang bukan untuk bersaing, melainkan untuk melakukan kerja sama. tidak ada hal pribadi yang mereka bicarakan selain masalah pekerjaan.
Benar-benar asing. Arion hanya mengikuti apa yang adiknya mau. meskipun rasanya ingin memeluk dan mendengar Arsen memanggilnya kakak.
Arsen memainkan jari telunjuknya diatas meja sampai membentuk suara ketukan, sementara Lexi membaca dengan teliti isi perjanjian kerjasama itu.
Semua nampak aman dan keuntungan yang mereka dapatkan juga juga seimbang. Lexi meletakkan berkas itu dihadapan Arsen.
“Aman" Ucapnya pelan.
Arion benar-benar berharap Arsen setuju dan menandatanganinya. Perusahaannya tergantung pada persetujuan adiknya itu.
“Ar.. Em Tuan Arsen.. " Arion mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa dia menjadi gugup seperti ini.
Arsen melirik sekilas, dia ingin tertawa tetapi mulutnya seakan sulit untuk terbuka sehingga membuat wajahnya terlihat kaku.
Entah apa yang Arion pikir dan rasakan, sehingga mirip anak kucing yang tidak berdaya. Arsen menggelengkan kepalanya.
“Apa kamu selalu menunjukkan kelemahanmu pada lawanmu?" Celetuk Arsen menaikkan sebelah alisnya.
“Hah?" Arion menoleh kearah Lucas.
Lucas menghela nafas panjang, Arion terlihat bodoh di depan adiknya sendiri, bukannya tadi sebelum berangkat mereka sudah mempersiapkan diri seperti biasanya? lalu sikap apa yang sekarang pria dewasa itu tunjukkan.
“Otaknya turunan dari siapa?" Bisik Lexi yang langsung mendapatkan injakan di kakinya dari Nico.
“Kau!!"
“Diam!" Bisiknya dengan menekan taka-katanya.
Arion membenarkan duduknya menjadi tegak. “Apa maksudmu? apa kamu sedang mengatakan jika aku lemah?"
Arsen melihat kearah mereka semua yang menahan tawa. “Sahabatmu saja menahan tawanya." Jawab Arsen menunjuk ke arah Lucas menggunakan dagunya.
Mata Lucas melebar. “Jangan asal bicara siapa.. "
“Jangan melewati batasan mu dan jangan meninggikan suaramu!' Nico yang sangat sensitif itu maju satu langkah dan melayangkan tatapan tajamnya.
Lucas langsung bungkam. “Diam daripada kita mati, dia tidak menganggap kita saudara." Bisik Arion yang masih didengar oleh telinga Arsen.
Arsen menandatangani berkas yang di bawa oleh Arion. Membuat senyum pria itu terbit. “Ar.. Ah sialan.. Tuan.. "
“Aku akan mengambil alih perusahaanmu jika dalam waktu dua bulan tidak mendapatkan keuntungan. Aku tidak suka bekerja sama dengan orang lemah. Pintu di sebelah sana!" Ucap Arsen langsung pada intinya dan mengusir secara tidak langsung.
Arion dan Lucas saling pandang. “Apa kita di usir?"
“Hmm, ayo pergi dan pikirkan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua bulan, dia menganggap kita mesin uang." Jawab Arion lalu bangkit dan pergi begitu saja.
Mendapatkan kerja sama sudah hal yang bagus akan tetapi kalimat Arsen membuat dadanya sesak, dua bulan harus mendapatkan untung, apakah dia pikir cuma membalikkan telapak tangan? sementara citra perusahaannya sedang buruk gara-gara kasus Maureen.
Setelah kepergian Arion, Lexi berdecak pelan. “Kamu yakin mau berdamai dengan mereka?"
Arsen menaikkan sebelah alisnya. “Apa aku mengucapkan kata damai?"
Lexi menggelengkan kepalanya. “Lalu kerja sama itu?"
Arsen tidak menjawab, itu perusahaan Gabriel dan Vale, dia hanya membantu untuk tidak bangkrut. Perusahaan bukti cinta kedua orang tua itu.
“Jika Arion bisa melakukan dengan baik, kita akan mendapatkan keuntungan, kalaupun tidak kita juga akan mendapatkan keuntungan dengan mengambil alih perusahaan itu." Timpal Nico seakan tau otak licik Arsen. Semua tergantung pada kecerdasan yang dimiliki Arion.
“Wow.. Apakah ini yang dinamakan perang antar pewaris?"
Arsen menggelengkan kepalanya. “Aku tidak membutuhkan milik mereka, aku sudah memilikinya sendiri."
Setelah itu mereka pergi keluar perusahaan dan menuju markas, Lexi akan memimpin transaksi seperti biasanya.
Sementara itu dilain tempat Gabriel menggeleng tidak percaya.
“Arion kamu yakin bisa bangkit dalam waktu dua bulan? jika tidak perusahaan itu akan di ambil alih oleh Arsen."
“Aku yakin Opa."
Gabriel manggut-manggut. “Bagaimana keadaannya?"
“Dia baik-baik saja Tuan, hanya saja mulutnya semakin tajam." Timpal Lucas.
“Jangan membuat masalah dengannya, teruslah mendekat dan bawa adikmu kembali." Sahut Erlan mengandalkan putra sulungnya.
Dia tengah menata kembali kehancurannya, untuk sementara biarkan Arion berinteraksi dengan Arsen, dia yakin semarah apapun mereka tidak akan saling melukai.
Untuk Maureen dan tawaan lainnya dia pindahkan ke Markas utama, Mansion yang dia tempati dulu bersama keluarganya, sudah Erlan hancurkan dengan membakar semua bersama kenangan manis mereka.
Mulai hidup baru dan berjuang kembali untuk mendapatkan putranya. Erlan tidak menginginkan apapun selain Arion dan Arsen kumpul bersamanya.
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.