Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Bab 10~Hutan Misteri
Dari atas pohon, ketiga ninja tadi terus memperhatikan Xia He yang berjalan tertatih keluar dari hutan.
"Tuan Putri, apa kita hanya akan diam di sini sampai Yang Mulia Putra Mahkota menaiki kapal?!" Lee Wei bertanya.
Xia Lien menggelengkan kepala. "Tidak, mungkin saja para kultivator sekte tadi sedang mencari kita. Kita juga harus segera menemukan Kuil Naga!" pungkasnya.
Lee Wei dan Junjie mengangguk lalu ketiganya pun melesat pergi.
Sebetulnya Xia Lien masih menjalani hukuman kurung oleh ayahnya, namun ia kabur demi menyelamatkan sang kakak ketika mengetahui dalam bahaya.
Salah satu prajurit bergegas melapor padanya ketika mendapat tanda bahaya yang dikirim pasukan kerajaan yang sedang dalam misi.
Mendengar kabar tersebut, Xia Lien pun mengatur rencana pelarian yang tidak menarik perhatian banyak orang, terutama raja dan ratu.
Entah mengapa raja tak suka jika dirinya belajar ilmu beladiri, maka dari itu beliau selalu marah dan menghukum Xia Lien ketika mengetahui hal tersebut.
Menurut raja, seorang putri harus bersikap manis dan elegan. Tapi sepertinya Xia Lien tak cocok dengan pemikiran itu.
Wanita juga harus kuat agar bisa melindungi diri sendiri dari bahaya yang mengancamnya, entah itu manusia atau hewan. Jadi, Xia Lien diam-diam belajar kungfu sejak usia dua belas tahun.
Beruntung selama itu tak ada satupun yang mengetahui termasuk mendiang sang ibu sehingga ia bisa terus belajar tanpa gangguan apapun.
Jika di dalam istana, Xia Lien akan berpura-pura menjadi gadis lemah yang mudah ditindas.
•
•
Zhang Yuze menutup kitab kuno itu setelah mempelajari beberapa jurus baru. Dirinya merasa seperti telah mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat kultivasinya.
Pemuda itu tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi Zhang Yuze siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang datang setelah memiliki kitab kuno tersebut.
Dengan cincin perunggu dan jurus baru dari kitab kuno, Zhang Yuze yakin jalannya sudah dipermudah oleh dewa. Kini saatnya ia melanjutkan perjalanan untuk mencari hutan misterius yang menjadi tempat keberadaan kuil naga.
Baru saja ia berjalan, tiba-tiba Zhang Yuze melihat sebuah peta kuno yang tergeletak di tanah. Peta itu menunjukkan jalur yang harus dia tempuh untuk mencapai tujuan akhirnya.
Zhang Yuze merasa dewa telah membantunya.
Setelah berhari-hari berjalan melewati ujung pulau tanpa nama, menyeberangi beberapa sungai, dan mendaki gunung, barulah ia sampai di sebuah hutan belantara.
Hutan lebat yang katanya sulit dimasuki bahkan cahaya matahari sekalipun itu benar-benar gelap sehingga Zhang Yuze harus menggunakan cahaya dari batu roh.
Sejenak ia berdiri dan mengamati keadaan sekitar hutan.
Sesuai namanya, hutan misterius yang entah berisikan apa di dalamnya karena Zhang Yuze tak mencium adanya kehidupan di dalam sana. Bahkan tak terlihat seekor burung pun terbang masuk ke dalam hutan.
Namun tekadnya sudah bulat. Ia harus masuk untuk memastikan keberadaan kuil naga dan segera memohon untuk kesembuhan sang ibu.
Baru saja kakinya melangkah memasuki hutan, dari dalam sana jelas terdengar suara seperti sebuah pertempuran besar sehingga Zhang Yuze menjadi waspada.
Riuh gemuruh pasukan yang bertempur saling mengadu senjata disertai teriakan semangat yang menggebu. Bahkan, jerit kesakitan terdengar memekik telinganya.
"Haaaaaaaaa!"
Trang ... Trang ... Trang ...
Csraaaaaaasshhhh
"Aaaarrrggghh!"
Gegas kakinya melangkah menuju sumber suara. Namun, tak ada satupun orang yang terlihat olehnya.
Kepalanya menoleh ke kanan setelah mendengar teriakan lagi, tapi setelah dicari pun tetap sama. Tidak ada siapapun di dalam hutan tersebut.
Lalu, suara pertempuran dari manakah itu?
"Ini sungguh aneh. Aku mendengar jelas seperti suara pertempuran dua pasukan besar. Tapi, tak ada apapun di tempat ini?!" Zhang Yuze merasa ada yang janggal dari kejadian tersebut.
Ketika sedang berpikir, suara riuh itu terdengar lagi. Kali ini terasa dekat dari posisinya berdiri hingga ia bisa merasakan suhu panas akibat pertempuran. Lantas Zhang Yuze refleks menoleh guna memastikan.
Dan benar saja.
Tepat di hadapannya itu terjadi pertempuran antara dua pasukan besar yang dipimpin seorang panglima perang.
Hutan yang tadinya gelap gulita, kini terlihat begitu terang dan berganti menjadi sebuah Padang yang luas.
Langit biru dihiasi awan putih terlihat nyata, dengan diterangi sinar matahari yang membakar kulit.
Kedua pasukan itu saling menyerang, membenturkan senjata masing-masing berusaha membunuh lawannya.
Zhang Yuze terkejut sampai mundur sebab dirinya saat ini berada di tengah-tengah pertempuran.
Trang ... Trang ...
Sring ...
Jleb ... Jleb
Mereka yang terkena tebasan dan tusukan tombak pun berteriak sebelum tewas.
Bau amis darah menyeruak membuat kepala Zhang Yuze pusing.
Mayat bergelimpangan di mana-mana dan terinjak oleh mereka yang sedang bertempur mempertahankan diri.
Namun dari sekian ribu orang, tak ada satupun yang peduli akan kehadiran Zhang Yuze di sana. Ia seperti tak terlihat oleh mereka.
Zhang Yuze hanya celingukan dengan perasaan yang sulit diartikan. Hendak menolong, tapi siapa yang harus ditolong?
Ketika sedang dilema, sebuah tombak melesat ke arahnya dan Zhang Yuze refleks menghindar karena merasakan adanya pergerakan dari belakang.
Syuuuuuutttt ....
Jleb
"Argh!" Seorang pria tergeletak bersimbah darah dengan tombak menancap di perutnya.
Zhang Yuze melangkah menghampiri, namun beberapa anak panah mengarah padanya hingga ia pun mundur kembali.
Seorang prajurit terhuyung setelah terkena pedang dan Zhang Yuze hendak menangkapnya. Tapi anehnya, tangannya menembus tubuh prajurit tersebut seperti cahaya yang membias.
"I-Ini ...?" Zhang Yuze mendongak, menatap sekeliling sambil bergumam. "... Ilusi semata," Pemuda itu mundur menjauh, berusaha mencari jalan keluar dari ilusi tersebut.
Tiba-tiba seseorang menghampiri sambil mengayun pedang di tangannya.
Sriiing ....
Karena terkejut dan tak siap, Zhang Yuze mengangkat tangan di depan wajah.
Zraaaaaattttttssss
"Argh!"
Zhang Yuze memejamkan mata ketika darah segar menyiprat di wajahnya.
Matanya berkedip beberapa kali seiring pergerakan tangan mengusap darah di wajahnya.
Aneh, darah itu nyata.
Tadi dirinya tak bisa menyentuh seorangpun di Medan perang namun darah mereka bisa menyentuhnya.
"Apa-apaan ini?!" Zhang Yuze mengeram marah namun suaranya seolah tak terdengar siapapun. Keberadaannya diabaikan sama seperti sebelumnya, dianggap tidak ada.
Tiba-tiba terdengar seseorang berkata padanya. "Berusahalah untuk mencari jalan keluar agar kau tak terjebak di tempat ini!"
Pria tersebut menyeringai lalu kembali bertarung melawan musuhnya.
"A-Apa? Hei, siapa kau? Mengapa kau__?" Zhang Yuze hendak mendekati pria tersebut namun terhalangi beberapa prajurit yang sedang bertempur. "Sial, apa maksud perkataan pria itu? Apa ini semacam rintangan untuk menemukan Kuil Naga? Jika benar, pasti ada jalan keluar dari ilusi ini?"
Zhang Yuze berpikir keras, lalu mengingat perkataan mendiang ayahnya.
'Jika kau mengalami perasaan gelisah atau kebingungan, cobalah untuk bermeditasi. Kosongkan pikiranmu, pusatkan pada satu titik, yaitu keyakinan. Keyakinan akan suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.'
Dengan segera ia duduk bersila, melakukan sesuai yang dikatakan mendiang ayahnya. Pemuda itu terlihat fokus walaupun gangguan terus menyerangnya.
Beberapa pedang dan tombak menghantam tubuhnya. Rasa sakit itu begitu nyata namun ia tetap fokus tak menghiraukan yang terjadi padanya.
Hilang benturan pedang dan tombak, kini terdengar rayuan memberikan kekuatan besar untuk menguasai dunia dan lagi-lagi Zhang Yuze mengabaikannya.
Setelah cukup lama, berganti dengan sesuatu yang menggelikan. Tubuhnya digerayangi tangan-tangan lentik seorang wanita sambil mengatakan hal mesum di telinga lalu tertawa cekikikan.
Pemuda itu masih tetap fokus, tak menghiraukan gangguan tersebut.
Setelah itu, terdengar sebuah suara yang mengatakan hal buruk tentang kedua orang tuanya.
Grep
Tangan Zhang Yuze mencengkram kuat leher orang tersebut dengan perasaan marah. Matanya terbuka perlahan.
"Beraninya kau mengatakan itu tengah Ayah dan Ibuku!" erangnya penuh emosi.
Orang itu menyeringai sambil berkata, "Selamat, kau berhasil anak muda!"
Cahaya menyilaukan muncul setelah orang tersebut menghilang dari pandangan Zhang Yuze.
Setelah matanya bisa melihat jelas, kini justru ia dibuat terkejut dengan kemunculan sebuah bangunan tua di hadapannya.
"A-Apa ini?"
...Bersambung .......