“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26.
Bapaknya Yatmi duduk di salah satu kursi. Menatap Yayuk dan Respati yang tampak begitu penasaran.
“Dia memang tidak mengakui. Tetapi semua bukti dan saksi mengarah Tarno yang melakukan.” Ucap Bapaknya Yatmi dengan nada serius.
Ekspresi wajah Bapaknya Yatmi tampak sedih. Satu tangan mengusap wajahnya. Lalu dia berucap lagi, “Kami juga tidak menyangka kalau Tarno begitu tega membunuh Yatmi. Kami sangat menyesal sudah mendatangi keluarga Tarno untuk menikahi Yatmi.”
Kakek yang baru saja selesai minum teh menatap anak mantu laki lakinya, lalu pada Yayuk dan Respati.
“Iya lebih baik hamil nganggur daripada Yatmi meninggal. Kalau hanya untuk membiayai anaknya Yatmi hasil kebun ku cukup.” Saut Kakeknya Yatmi. Raut muka sedih terpancar kembali di wajah laki laki manula itu.
Yayuk tampak mengulurkan tujuh lembar uang berwarna merah jambu, uang bernominal seratusan ribu.
“Ambil semua Mbah , sisanya buat tambah transport.” Ucap Yayuk pada Kakeknya Yatmi yang menerima uang itu.
“Terima kasih Bu.” Ucap Kakeknya Yatmi sambil menganggukkan kepala nya.
“Sama sama Mbah.” Ucap Yayuk sambil tersenyum.
Yayuk yang masih penasaran tentang kasus yang menjerat Tarno. Menatap lagi ke arah wajah Bapaknya Yatmi yang kini sedang memakan pisang kepok rebus.
“Saksi untuk Tarno siapa Pak?” tanya Yayuk.
Bapaknya Yatmi tampak masih mengunyah pisang rebus di mulutnya. Dan setelah dia sudah menelannya. Dia menjawab pertanyaan Yayuk, “Dari pengadilan Bu. Keluarga Tarno tidak bisa mencari pengacara. Mungkin tidak ada yang bersedia Bu. Atau tidak bisa membayar biaya pengacara. Saya juga tidak tahu Bu. Saya tidak tanya tanya. Kepala saya saat itu rasanya mau pecah.”
“Emaknya Yatmi pingsan pingsan terus. Adik adiknya Yatmi malah emosi, bawaannya mereka berdua mau membalas kematian Kakaknya..” ucap Bapaknya Yatmi selanjutnya.
“Sudahlah Bu. Tidak usah dibahas lagi masalah itu. Sampeyan orang baru kok banyak tanya tanya kasus yang sudah berlalu. Kami sudah berusaha untuk mengikhlaskan kepergian Yatmi dan anaknya.” Ucap Bapaknya Yatmi lagi sambil menaruh kulit pisang di atas nampan kayu.
Yayuk menatap wajah Bapaknya Yatmi dengan serius namun ada ekspresi wajah bisa memahami perasaan orang tua Yatmi.
“Maaf Pak, jika pertanyaan kami membuat hati sampeyan kembali bersedih. Tetapi saya sangat penasaran ada sesuatu yang tidak diungkap di kasus Yatmi ini. Apalagi saya dan teman saya termasuk yang dirugikan dengan kasus ini.” Ucap Yayuk dengan nada yang sangat serius.
Bapaknya Yatmi dan Kakeknya Yatmi tampak kaget. Kedua mata mereka sampai melebar sambil menoleh menatap Yayuk..
Emaknya Yatmi yang baru masuk sambil membawa lagi dua gelas teh hangat, buat Suami dan Adik laki lakinya, juga kaget mendengar ucapan Yayuk.
“Bu Yayuk dan temannya dirugikan apa Bu?” tanya Emaknya Yatmi sambil menaruh gelas di atas meja di depan suaminya.
“Iya Bu, dirugikan bagaimana? Lha wong sampeyan orang baru. Saudara juga bukan.” Ucap Bapaknya Yatmi yang raut muka nya masih tampak heran dan kaget.
Yayuk menatap Emaknya Yatmi, dan selanjutnya pada Bapak dan Kakeknya Yatmi. Yayuk lalu berucap dengan nada serius, “ Teman saya pemilik proyek mangkrak yang lokasinya untuk menaruh mayat Yatmi. Dan saya yang akan melanjutkan proyek mangkrak itu.”
Respati yang sudah habis makan pisang kepok rebus tiga buah itu, juga menatap wajah kedua orang tua Yatmi yang masih menunjukkan ekspresi heran dan kaget. Respati pun menambah ucapan Yayuk sang istri, “ Iya kenapa tidak menaruh mayat Yatmi di home stay saja.. sepertinya memang ada yang tidak suka dengan proyek milik Pak Duta itu. Tadi malam juga ada yang menyebar paku di lokasi proyek itu. Mobil Pak Duta yang kami pakai kempes dua ban depan.”
“Wah hati hati Mas.. orang memang macam macam Mas. Ada baik, ada yang jahat dan banyak yang hanya ikut ikutan cari aman.” Saut Kakek sambil menaruh uang lima ratus ribu di saku celananya. Dan yang dua ratus ribu diberikan pada Bapaknya Yatmi.
Bapaknya Yatmi menerima uang dua lembar dan dia taruh di saku bajunya. Dia menatap Yayuk dan Respati lagi, sambil berkata, “Mungkin Tarno mencari tempat sepi, gelap dan tidak ada CCTV nya.”
“Bu, Pak, maaf kalau mengantar bambu di proyek mangkrak itu, saya tidak berani masuk. Bambu bambu nanti kami taruh di depan pintu gerbang saja ya.” Ucap Bapaknya Yatmi selanjutnya.
Akan tetapi tiba tiba terdengar suara dering hand phone milik Respati. Kini suara deringnya tidak lagi membuat orang kaget.
Respati segera meraih hand phone dari saku kemejanya.
“Bu, Mas Bengkel pasti sudah menunggu kita. Ayo kita segera pamit.” Ucap Respati saat melihat ada kontak nama Mas Bengkel melakukan panggilan suara.
Respati pun menggeser tombol hijau dan segera berkomunikasi dengan Mas Bengkel. Dan benar Mas Bengkel sudah menunggu di depan pintu pagar, tidak berani masuk ke dalam lokasi proyek.
“Bu saya juga tidak berani masuk.” Ucap Bapaknya Yatmi lagi.
“Iya Pak, tidak apa apa taruh saja di depan pintu pagar. Nanti karyawan kami yang akan membawanya masuk.” Ucap Yayuk penuh maklum.
Yayuk dan Respati pun segera pamit pada Kakek dan Emaknya Yatmi. Sedangkan bapaknya Yatmi dan Paman Yatmi akan turut serta ke lokasi proyek mengantar bambu dengan mobil bak milik mereka.
Motor yang dikemudikan oleh Respati melaju, di depan mobil bak yang dikemudikan oleh pamannya Yatmi.
“Pak, aku ingin menemui Tarno di rumah tahanan.” Ucap Yayuk yang duduk di jok boncengan motor.
“Iya Bu, tapi jangan bilang ke siapa siapa. Cukup aku saja Bu..” ucap Respati lirih sambil menoleh sekilas.
Motor pun terus melaju.. beberapa menit kemudian motor sudah sampai di depan pintu gerbang proyek. Respati mengajak Mas Bengkel masuk ke dalam lokasi proyek. Meskipun awalnya Mas Bengkel masih takut takut.
Di saat dua motor itu sudah sampai di depan rumah. Yayuk segera turun di saat Respati sudah menghentikan motor. Yayuk terus melangkah menuju ke rumah sambil membawa belanjaan.
“Mad, Mbah.. itu bambu bambu sudah datang di depan pintu gerbang. Tolong dibawa masuk.” Ucap Yayuk agak keras saat sudah melangkah di atas lantai teras.
Pintu depan rumah itu tampak sudah terbuka. Terdengar suara orang orang ketok ketok palu yang sedang bekerja di belakang.
“Ya Bu....” teriak Somad dari belakang rumah, diantara suara ketok ketok palu membenamkan paku di kayu.
Di saat Yayuk memasuki ruang depan. Kedua mata Yayuk menatap sesuatu yang menarik perhatiannya. Di atas meja ada sebuah kado.
“Kado siapa itu?” gumam Yayuk di dalam hati.
Sesaat muncul sosok Somad dan teman temannya dari belakang..
“Mad, kado siapa itu?” tanya Yayuk sambil menatap kado di atas meja lalu ke arah Somad.
“Oo itu buat Bu Yayuk, dari Pak Duta Bu.. itu tulisan pengirim Pak Duta. Kurir tadi yang mengantar Bu.” Jawab Somad dan dia segera melangkah ke luar rumah.
Yayuk melangkah menuju ke meja untuk melihat kado, yang katanya untuk dirinya, dari Pak Duta.
“Pak Duta kirim kado? Dalam rangka apa? Kenapa dia juga tidak bilang apa apa?” gumam Yayuk di dalam hati.
Yayuk meraih kado itu. Sebuah kotak ukuran kira kira 30 cm x 30 cm x 20 cm . Kotak itu dibungkus rapi dengan kertas kado motif bunga bunga. Kotak itu juga dilapisi oleh plastik bening yang kuat.
Yayuk membaca kertas kecil yang tertempel di salah satu sisi kotak itu. Nama dan Alamat tujuan: Rahayu Tejo, Puri Argo Nirmala. Dusun, Desa, Kecamatan dan Kabupaten sangat lengkap.
Akan tetapi nama dan alamat pengirim hanya tertulis, Duta-jakarta. Nomor hand phone benar nomor hand phone milik Pak Duta.
Yayuk membaca isi kiriman dan juga kode kota ekspedisi.
“Isinya souvenir. Tapi ini ekspedisi Yogyakarta. Apa Pak Duta membeli secara on line dan toko ada di Yogya.” gumam Yayuk di dalam hati.
Yayuk yang penasaran dengan isi kado itu pun. Segera duduk di kursi dan tangannya segera membuka kado itu.
Beberapa menit kemudian pembungkus kado itu sudah terlepas. Yayuk membuka kardus tebal itu dengan pelan pelan.
Di saat kardus sudah terbuka, kedua mata Yayuk melotot saat melihat isi di dalamnya sambil mulutnya spontan berteriak keras.
“Aaaaaaaaaaa... “
Yayuk menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Jantungnya berdetak sangat kencang.
betewe duo Mak lampir bakal hamil gak tuh..🤔
asikk di kerjaiin pula itu si mahkluk tak tau diri biar kapok sekalian
mampus siap suruh pitnah2 om wowo nahh kann biar tau rasa situ 🤣🤣🤣🤣
nahh ku rasa bu yayuk udh telpati ma om wowo bah wa akan ada sasaran empuk 🤔🤔🤔 jd lgsg exsekusi aja /Facepalm//Facepalm//Facepalm/