NovelToon NovelToon
Jejak Dosa Di Ujung Restu

Jejak Dosa Di Ujung Restu

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Romansa
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.

Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.

Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

“Ini keinginan Aditya yang tidak bisa aku hentikan, Permadi. Ia mencintai gadis itu, Reina.”

Nama itu membuat Alisha mengetukkan jarinya ke lutut, matanya terlihat seperti menahan amarah.

“Om, apakah kita sedang membicarakan tentang gadis yang itu?” tanya Alisha dengan rendah, seolah kata itu saja sudah merendahkan Reina.

Pak Arman mengangguk, sementara pak Permadi setengah berdiri dan mencondongkan tubuhnya dengan marah.

“Kau pikir keluargaku akan menerima penghinaan seperti ini, Arman? Putramu menikah dengan dua perempuan dalam satu hari? Apa kata dunia, Arman? Mau ditaruh dimana muka kita? Dan apa kata orang orang nanti?!”

“Aku tahu ini tidak mudah diterima,” Pak Arman membalas dengan cepat dan tetap duduk di kursinya. “Tetapi dengarkan dulu penjelasan ku ini Permadi. Dengarkan apa yang ingin ku sampaikan dengan kepala dingin.”

“Kau pikir aku akan bisa bersikap tenang untuk hal seperti ini.” protes pak Permadi tak terima.

“Justru karena itu aku menjelaskan semuanya dengan jujur sebelum pernikahan itu terjadi.”

Pak Arman memandang pak Permadi dan juga Alisha secara bergantian, lalu menyampaikan kalimat penting yang ia siapkan untuk meredakan kekecewaan calon keluarganya itu.

“Di mata keluarga kami, wanita yang cocok untuk menjadi menantu kami hanyalah Alisha.”

Alisha mengangkat wajahnya perlahan. Sementara pak Permadi berhenti marah, tetapi napasnya masih tersengal.

“Reina hanya dinikahi Aditya karena perasaan pribadinya sesaat. Dia tidak akan mendapatkan tempat di keluarga besar kami. Reina tidak ada apa apanya dengan Alisha. Dia hanya gadis kampung yang ingin menumpang hidup kaya dengan memikat hati putraku. Dan aku hanya mendukung Alisha untuk menjadi istri Aditya. Dan mungkin siapa tahu, putraku itu akan jatuh cinta pada Alisha setelah mereka menikah nanti dan akan melupakan gadis kampungan itu. Aku yakin, Alisha pasti akan membuat Aditya melupakan Reina." Ucap pak Arman dengan tenang, terukur, dan penuh strategi. Seolah ia baru saja menyodorkan kartu truf yang ia simpan sejak awal.

“Kami akan memperlakukan Alisha dengan baik daripada gadis liar itu. Dan kau tidak perlu khawatir dengan kebahagiaan putrimu, pak Permadi. Kami akan menyayangi Alisha seperti anak kami sendiri” ucap pak Arman yang pelan pelan melembutkan hati pak Permadi.

“Reina hanya akan menjadi bayangan, di rumah ini.” Pak Arman menambahkan.

Ada jeda panjang sebelum akhirnya pak Permadi kembali duduk perlahan. Namun di benaknya, sesuatu yang lain berputar.

"Bank Permadi sedang dikejar audit. Bukti transaksi mencurigakan terus bermunculan, yang mungkin akan tercium dengan pihak KPK. Modal cadangan terus menipis. Jika Wiranegara Grup tidak jadi menjadi calon keluarganya, maka siapa yang akan menyelamatkanku nanti?" Ucap pak Permadi di dalam hatinya.

Pak Permadi menutup matanya sejenak. Logikanya sudah kalah oleh kenyataan pahit yang menekan hidupnya. Pernikahan ini bukan sekadar pernikahan. Ini adalah jalan penyelamat untuk membuat lembaga keuangannya agar terus berjalan tanpa diketahui oleh pihak berwenang.

“Aku…” pak Permadi membuka suaranya, lebih perlahan dari sebelumnya, “mengerti posisimu, Arman.”

Ia menarik napas berat.

“Baiklah, jika itu yang bisa kita lakukan. Maka kita lanjutkan rencana pernikahan ini.”

Pak Arman akhirnya bisa bernapas lega setelah mengetahui kalau calon besannya itu mau menerima keputusannya. Kelegaan yang dirasakannya sangat jelas hingga membuat bahunya merosot sedikit.

Tetapi satu orang tidak ikut lega.

Alisha.

Wajahnya terlihat tenang sementara senyumnya terlihat tipis. Gesturnya tetap anggun. Namun di balik semua ketenangan itu, ada kemarahan yang siap meledak kapan saja di dalam dirinya.

Menikah di hari yang sama? Dengan gadis itu? Gadis kampung yang bahkan tidak punya apa-apa?

Alisha menundukkan kepalanya sedikit untuk menutupi matanya.

Tidak ada yang boleh mengambil sesuatu yang menjadi milikku. Tidak Reina dan Tidak siapa pun, batin Alisha dalam hatinya.

Ia mengangkat wajahnya perlahan, lalu menampilkan senyum yang tampak manis namun penuh duri.

“Kalau itu keputusan Aditya,” ucapnya lembut,

“Aku menerimanya.”

Namun dalam hatinya ia berbisik tajam:

Aku akan mencuri hati Aditya dari Reina. Dengan caraku sendiri. Dan ketika itu terjadi, Reina sendiri yang akan tersingkir dari hidupnya.

Tiga hari berlalu sejak pertemuan tegang antara dua keluarga besar. Tiga hari yang tidak memberi ruang untuk bernapas bagi Reina, Aditya, maupun Alisha. Dan pagi itu, di kediaman besar keluarga Wiranegara, seluruh persiapan berlangsung seperti sebuah pesta yang dirancang untuk kebahagiaan, meski tak satu pun di antara ketiga calon pengantin benar-benar merasakannya.

Kediaman Wiranegara tampak seperti istana yang dipoles dengan indah. Lorong menuju halaman utama dipenuhi rangkaian bunga putih dan krem yang tersusun tinggi, seakan membentuk koridor menuju takdir yang tidak bisa mereka tolak. Di bawah tenda kaca berstruktur semi-dome, kristal-kristal lampu gantung berkilauan memantulkan sinarnya yang lembut ke seluruh penjuru ruangan. Lantainya sendiri dilapisi karpet putih panjang yang mengarah ke panggung tempat akad nikah akan dilangsungkan. Elegan, mewah, dan nyaris sempurna—setidaknya di mata para tamu undangan.

Orkestra ringan mengalun, mengisi acara pernikahan itu dengan melodi klasik yang menenangkan. Namun di balik semua keindahan itu, ada bisik-bisik kecil yang terus berputar. Tamu-tamu mulai berdatangan sejak pagi, mengenakan pakaian formal penuh wibawa. Para pengusaha besar, pejabat penting, wakil kedutaan asing, hingga kolega lama keluarga Wiranegara dan keluarga Permadi duduk rapi di kursi yang sudah ditata mengelilingi panggung akad.

Bisikan demi bisikan yang terdengar dari tamu undangan yang hadir, tidak dapat dihentikan ketika mereka mengetahui kalau putra pak Arman Wiranegara akan menikahi dua perempuan sekaligus.

“Kau dengar? Aditya menikahi dua perempuan hari ini?”

“Tidak masuk akal, tapi keluarga sekaya mereka pasti punya alasan.”

“Yang satu adalah calon menantu pilihan keluarga Wiranegara, yang satu lagi… ah, gadis biasa itu, siapa namanya?”

“Reina.”

Nama itu disebut seolah hanya sebuah label tanpa arti. Namun pagi itu, nama itulah yang menjadi pusat dari banyak hati yang merasa gugup, takut, dan terluka—terutama hati calon pengantin itu sendiri.

Ketika para tamu akhirnya diminta duduk karena prosesi akan dimulai, suasana berubah hening. Musik berhenti memainkan melodinya. Seluruh pandangan beralih ke arah pintu masuk yang mengarah ke panggung akad nikah.

Dan tiga sosok pengantin yang dinantikan itu pun muncul.

Reina berjalan di sisi kiri, didampingi ibu Aditya. Kebaya putih gading yang membalut tubuhnya tampak sederhana namun begitu lembut dipandang, dihiasi bordir halus yang tidak berlebihan. Kerudung tipis menghiasi kepalanya hingga pinggang, membiaskan cahaya pagi dan membuatnya tampak seperti bayangan rapuh yang mencoba berdiri kuat. Meski bersolek sebagai pengantin, kedua mata Reina menyimpan sorot sendu yang belum hilang sejak kejadian itu—kekecewaan, kepasrahan, dan juga luka

1
Putri_a_s
Aditya udah tahu sifat ayahnya seperti apa, makanya dia ambil keputusan ini.
Putri_a_s
ini baru keputusan yang tepat, kl gak gini nanti ditipu lagi sama pak Arman.
Putri_a_s
serius ini, gak ada rasa bersalahnya nih pak Arman sama anak sendiri?
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
Putri_a_s
dicintai secara ugal-ugalan sama Aditya, Reina ini.
Putri_a_s
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
Putri_a_s
sedihnya /Sob/
Putri_a_s
gini amat ya cobaannya, kamu harus bijak Reina. Aditya juga dalam posisi yang sulit demi bisa bersama kamu.
Putri_a_s
kasihan Aditya, dia pasti bingung banget
Putri_a_s
iya Aditya, menikah dengan dua orang sekaligus itu harus adil. dan kamu tidak bisa menikah dengan Alisha karena hati kamu cuma buat Reina
Putri_a_s
Aditya berada dalam dua jalan yang mengharuskannya memilih
Putri_a_s
dan apalah arti kata cinta jika kalian berdua tidak bisa bersama /Frown/
Putri_a_s
aish, kok ada seorang ayah yang tega menyuruh anaknya poligami?!
Putri_a_s
maksudnya nikah sama dua perempuan sekaligus gitu?!
Putri_a_s
dulu lihat apa sih buk? kok bisa menikah sama laki laki egois kayak pak Arman?!
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lanjutkan keputusanmu💪
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lebih baik gitu daripada entar ditipu lagi sama ayahmu yang raja tega itu.
Suhadi Mulyo
nyeseknya sampai sini/Scowl//Sob/
Suhadi Mulyo
jadi Aditya pasti sakit, jadi Reina, lebih sakit lagi karena harus membagi Aditya dengan orang lain /Scowl/
Suhadi Mulyo
kasihan banget Aditya, dia nggak pernah bahagia
Suhadi Mulyo
setiap banget Aditya ini orangnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!